nusabali

Hendra Pengerek Bendera, Sukma Masuk Tim 8

  • www.nusabali.com-hendra-pengerek-bendera-sukma-masuk-tim-8

Putra-putri terbaik Bali ukir sejarah di ajang Paskibraka Nasional, ketika dua wakil mereka dapat posisi terhormat dalam upacara ‘Detik-detik HUT ke-73 Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Merdeka Jakarta, Jumat, 17 Agustus 2018.

Wakil Bali Ukir Sejarah dalam Upacara detik-detik HUT Kemerdekaan


JAKARTA, NusaBali
Sang Putu Hendra Aditya Jyoti, 16 (siswa SMAN 1 Semarapura, Klungkung) dapat kehormatan sebagai pengerek Bendera Pusaka, sementara Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti, 16 (siswi SMAN 2 Negara, Jembrana) masuk Pasukan 8.

Sang Putu Hendra Aditya Jyoti mendapat tugas prestisius sebagai pengerek Bendera Pusaka saat upacara ‘Detik-detik Proklamsi Kemerdekaan RI’ yakni pengibaran Sang Saka Merah Putih, Jumat (17/8) pagi, ketika dia masuk Tim Nusa. Sedangkan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti bertugas sore hari (penurunan Sang Saka Merah Putih) bersama Tim Bangsa.

Bagi Sang Putu Hendra Aditya Jyoty, ini surprise sekaligus kebanggaan tersendiri. Apalagi, penugasan posisi sebagai pengerek Bendera Pusaka ini baru diketahui Hendra Aditya, Jumat pagi pukul 07.00 WIB. "Pengumuman tadi pukul 07.00 WIB. Saya siap saja ditugaskan di bagian mana, karena sudah mencoba di berbagi posisi selama karantina. Ternyata, saya ditunjuk menjadi pengerek bendera," cerita siswa yang memiliki tinggi badan 178 cm ini kepada NusaBali sambil meneteskan air mata seusai bertugas di hadapan Presiden Jokowi, Jumat kemarin.

Posisi sebagai pengerek Bendera Pusaka ini merupakan impian yang terwujud bagi Hendra Aditya. Sebelumnya, saat NusaBali disambangi NusaBali di lokasi latihan dan karantina di PP PON Cibubur, Jakarta Timur, Sabtu (11/8) lalu, pelajar asal Desa Akah, Kecamatan Klungkung ini mengaku sangat berharap bisa dapat tugas sebagai pengerek Bendera Pusaka. Sebab, tugasnya sangat penting, mulai dari mengikat tali, menarik tali bendera, hingga mengerek Sang Saka Merah Putih, sesuai iringan nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya. Jadi, harus fokus penuh dengan tugas tersebut, karena sedikit saja salah bisa berakibat fatal untuk keseluruhan acara.

Pantauan NusaBali saat upacara kenegaraan di Istana Merdeka Jakarta, Jumat pagi, Hendra Aditya tampak komat-kamit sebelum menaikan Bendera Pusaka. "Tadi saya berdoa dari sebelum masuk sampai menjalankan tugas, karena tegang. Namun selesai tugas, hati lega dan merasa terharu. Terlebih, hadirin yang menyaksikan langsung di Istana Merdeka memberikan aplaus kepada kami," papar anak semata wayang pasangan Sang Putu Suweta dan Ni Ketut Sukerti ini.

Hendra Aditya berterima kasih kepada instruktur dan pembinanya selama ini, baik di tingkat Provinsi Bali maupun tingkat nasional. Sebab, tanpa mereka, tidak mungkin dia sukses menjalankan tugas tersebut. Siswa kelahiran 5 Agustus 2002 ini juga berterima kasih kepada masyarakat Indonesia, khususnya Bali, yang telah mendoakannya.

"Saya berterima kasih juga kepada Bupati Klungkung (Nyoman Suwirta, Red), karena sebelum masuk karantina, saya sempat bertemu beliau untuk minta doa restu. Semoga dengan keberhasilan ini, Bupati Klungkung memberi apresiasi dan mendukung saya dalam berbagai hal," harap Hendra Aditya. Selain bertugas pagi hari, Hendra Aditya juga kembali mendapat kepercayaan tugas sore kemarin untuk mengganti temannya yang berhalangan. Saat tugas sore, Hendra Aditya masuk Pasukan 17.

Sementara, Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti mendapat kehormatan masuk Pasukan 8 saat tugas ‘Penurunan Sang Saka Merah Putih’ di Istana Merdeka Jakarta, sore kemarin. Meski gagal raih posisi terhormat sebagai pembawa baki Bendera Pusaka, Sukma Dewi cukup bersyukur karena berhasil masuk Pasukan 8. Dia dapat posisi di serpihan kiri.

Pasukan 8 sendiri berisikan 1 orang pembawa baki bendera, 1 cadangan pembawa baki, 2 orang pengerek bendera, 1 pembentang bendera, dan 3 orang pendamping atau serpihan. Selain Pasukan 8, ada pula Pasukan 17 dan Pasukan 45 berisikan Paspampres.

"Posisi saya di Pasukan 8 adalah serpihan kiri. Saya cukup bersyikur dengan posisi ini, karena akhirnya terbayar semua usaha yang saya lakukan selama berlatih. Ini kebanggaan bagi saya," tutur siswi SMAN 2 Negara dengan tinggi badan 169 cm asal Banjar/Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana ini kepada NusaBali.

Ketika bertugas kemarin sore, Sukma Dewi tampak tenang dan banyak tersenyum. "Sebenarnya tadi sempat tegang juga. Demi menghilangkan rasa tegang itu dan jangan sampai grogi, maka saya perbanyak senyum. Selesai bertugas, rasa haru tak terbendung,” ujar siswi kelahiran 16 Juni 2002 yang langsung menangis hari seusai tugas seraya berpelukan dengan teman-temannya ini.

Sayangnya, kedua orangtua Sukma Dewi, yakni I Ketut Widiastawa dan Ni Made Pumi Astini, tidak bisa datang langsung ke Istana Merdeka Jakarta untuk menyaksikan putrinya bertugas. Meski begitu, kata Sukma Dewi, keluarga besarnya di Bali menyaksikan penampilannya melalui televisi.

"Sampai-sampai, kami tidak berkedip menonton televisinya," cerita sang ayah, I Ketut Widiastawa. Dia merasa bangga karena anak sulungnya dari tiga bersaudara ini mampu menjalankan tugas dan dapat membawa nama baik keluarga, sekolah, dan daerah ke nasional.

Sementara itu, sukses Sang Putu Hendra Aditya Jyoty dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti dapat posisi terhormat dalam Paskibraka Nasional 2018, merupakan sejarah bagi Bali. Inilah unutuk kali pertama putra Bali dapat tugas sebagai pengerek Bendara Pusaka dan rekan putrinya masuk Pasukan 8 di ajang Paskibraka Nasional.

Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Provinsi Bali, I Dewa Agung Sugandha, mengaku senang dan bangga akhirnya Sang Putu Hendra Aditya Jyoty benar-benar terpilih mengemban tugas negara sebagai pasukan inti yakni pengerek Bendera Pusaka. “Tentu kami di PPI Bali sangat bangga wakil di Paskibraka Nasional 2018 menjadi pengibar Bendera Pusaka,” ujar Dewa Sugandha saat dihubungi NusaBali terpisah, Jumat kemarin.

Menurut Dewa Sugandha, tugas sebagai pengerek bendera merupakan pasuk-an inti dan strategis, sehingga tentu banyak anggota Paskbraka mengincar posisi tersebut.  Diakuinya, tanda-tanda sebagai pengerek bendera yang diperoleh Hendra Aditya sejatinya sudah diketahuinya sehari sebelumnya, karena rekan-rekannya dari Purna Paskibraka Pusat yang turut menggembleng Paskibraka Nasional di Cibubur telah menginformasikannya.

“Rekan-rekan di pusat sempat kontak-kontakan dengan saya bahwa Hendra Aditya salah satu kandidat kuat sebagai pengerek bendera, karena talentanya bagus. Kami di Bali hanya bisa berdoa supaya benar-bener terpilih, ya syukurlah akhirnya doa kami terkabul. Ini merupakan keberhasilan semua stakeholder, bukan hanya PPI tapi para pemangku kepentingan terkait Paskibraka Bali,” ujarnya.

Menurut Dewa Sugandha, prestasi sebagai pasukan inti di Paskibraka Nasional juga pernah diraih duta Provinsi Bali 10 tahun silam saat HUT ke-63 Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2008. Ketika itu, I Dewa Ayu Santi Rendang, siswi SMAN 3 Denpasar, terpilih sebagai pembawa baki Bendera Pusaka. “Seingat saya baru itu saja, coba nanti saya cek lagi ya siapa saja yang pernah masuk jadi pasukan inti dari Bali,” ujar pria yang juga PNS di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung ini.

Di sisi lain, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta memberikan apresiasi kepada Sang Putu Hendra Aditya Jyoty yang dapat kehormatan sebagai pengerek Bendera Pusaka. Ketika Hendra Aditya pulang nanti, Bupati Suwirta akan mengundang yang bersangkutan. Hal ini sudah rutin dilakukan baik siswa, atlet, dan lainnya yang membawa nama Klungkung ke kancah provinsi hingga internasional. “Tentu pencapaian ini juga bisa dijadikan sebagai motivasi, tidak hanya dalam satu bidang saja, namun juga pada bidang lainnya,” ujar Bupati Suwirta kepada NusaBali, Jumat kemarin. *k22,isu,wan

Komentar