nusabali

Pulang Melayat, Truk Angkut 45 Penumpang Nyungsep ke Jurang

  • www.nusabali.com-pulang-melayat-truk-angkut-45-penumpang-nyungsep-ke-jurang

Truk dengan nomor polisi DK 8350 KA yang mengangkut 45 penumpang nyungsep ke jurang di wilayah Banjar Gentong, Desa Kendran, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Sabtu (11/8) sekitar pukul 12.30 Wita.

GIANYAR, NusaBali
Sopir truk I Made Sara dan seluruh penumpang berasal dari Banjar Peteluan, Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar, yang pulang dari melayat di Banjar Triwangsa, Desa Manuaba, Tegallalang, selamat.

Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun sejumlah penumpang mengalami luka-luka dan ada yang patah tulang. Warga bersama petugas Kepolisian Sektor Tegallalang dan instansi terkait kemudian mengevakuasi para korban. Korban dilarikan ke Puskesmas Tegallalang, RS Ari Canti Desa Mas, Kecamatan Ubud, dan RS Sanjiwani Gianyar. Korban terbanyak, sebanyak 30 orang dirawat di RS Sanjiwani Gianyar

Ditemui di IGD RS Sanjiwani Gianyar, salah seorang korban Ni Komang Ariati, 40, mengaku masih syok mengenang kejadian tersebut. Kala itu, rombongan Sameton Pasek ini berangkat bersama-sama melayat ke rumah kerabatnya di Banjar Triwangsa, Desa Manuaba, Kecamatan Tegallalang. Sebanyak 45 orang yang seluruhnya orang dewasa berangkat sekitar pukul 09,00 Wita naik truk yang dikemudikan Made Sara. Perjalanan dari Temesi  ditempuh hampir selama dua jam.

“Saat ke sana (Banjar Triwangsa, Desa Manuaba, Tegallalang), perjalanan tidak ada gangguan. Lancar-lancar saja. Tapi pas baliknya kena musibah,” kata Ariati yang mengalami luka pada hidung dan lengan tangan kanan.

Menurut Ariati, saat truk nyungsep tersebut seluruh penumpang dalam bak truk tertumpuk di bawah. “Semua masih dalam bak truk, tapi kondisinya saling tindih. Semua teriak, saya sudah panik waktu itu,” ujarnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas RS Sanjiwani Gianyar Anak Agung Gde Parwata, mengatakan pihaknya menerima sebanyak 30 korban truk nyungsep. “Paling banyak dibawa ke RS Sanjiwani, ada 30 pasien kami rawat di sini,” ujar Agung Parwata, kemarin. Para pasien itu, kata Parwata, rata-rata mengalami cedera dan terparah mengalami patah tulang. “Tapi tidak sampai cacat, bisa ditangani,” jelasnya. Hingga Sabtu sore kemarin, lanjut Agung Parwata.

Dari 30 pasien, ada tiga pasien yang harus dirawat inap di ruang Bima RS Sanjiwani. Sebanyak 21 orang sudah diperbolehkan pulang atau rawat jalan. “Sisanya (6 korban) masih harus menjalani observasi di IGD (Instalasi Gawat Darurat),” ujar Agung Parwata. Mengenai biaya perawatan, pasien menanggung sendiri biayanya. “Kebanyakan pakai BPJS,” jelasnya. Sisanya menggunakan jalur umum. “Karena ini kejadian kecelakaan biasa,” ungkapnya.

Peristiwa itu terjadi karena sopir truk Made Sara, diduga tak kuasa mengendalikan laju truk saat menaiki tanjakan curam di kawasan tersebut. Di tengah tanjakan, mesin truk tiba-tiba mati. Alhasil truk pun mundur pada jalan menurun hingga nyungsep ke jurang di kawasan Banjar Gentong. Laju truk baru terhenti setelah menabrak gudang milik Dewa Gede Arsa yang berada di tepi jurang. Seluruh penumpang pun berteriak kesakitan.

Sementara itu, Kapolsek Tegallalang AKP Gede Sukadana mengatakan lokasi kejadian truk nyungsep memang curam. Pihaknya juga menyayangkan, kendaraan truk dipakai untuk mengangkut orang. “Seharusnya kan tidak boleh (truk angkut orang, Red). Dugaan lain juga bisa karena kondisi truk tidak dicek sebelum berangkat, sehingga tiba-tiba mati mesin dalam perjalanan,” tuturnya. *nvi

Komentar