nusabali

Gempa Malang Tak Terkait Lombok

  • www.nusabali.com-gempa-malang-tak-terkait-lombok

Kota Kepanjen Malang diguncang gempa berkekuatan 5,1 Skala Richter , Rabu (8/8) sekitar pukul 13.09 WIB.

JAKARTA, NusaBali

Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa pada kedalaman 70 km di Malang dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (thrust fault).

Guncangan gempa ini dilaporkan telah dirasakan oleh masyarakat di daerah Malang, Karangkates dan Blitar pada skala intensutas III MMI, Tretes, Tulungagung, Lumajang, Yogyakarta, Kuta pada skala intensitas II MMI. "Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut," ujar dia.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa di Malang tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 13.30 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan (aftershock).

Gempa Malang ini merupakan gempa subduksi yang tidak ada kaitannya dengan gempa Lombok. Karena Gempa lombok dipicu aktivitas sesar dan jaraknya cukup jauh dari zona subduksi selatan Malang."Masyarakat diimbau agar tetap tenang," ujarnya dilansir liputan6.

Sementara itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama dengan stakeholder terkait telah mengevakuasi ribuan orang yang berada di Gili Trawangan, Gili Air, dan dan Gili Meno, tiga pulau yang terletak di barat laut Lombok, NTB. Evakuasi itu dilakukan usai gempa berkekuatan 7 Skala Richter pada Minggu (5/8).

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ribuan orang yang dievakuasi tersebut terdiri dari wisatawan lokal, asing serta warga lokal berhasil dievaluasi.

"Wisatawan di tiga Gili semua selesai dievakuasi sejak kemarin pukul 15.00 WIB. Ternyata ada 8.381 jiwa. Termasuk wisatawan, warlok (warga lokal) dan karyawan resort," kata Sutopo soal perkembangan penanganan gempa Lombok di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu (8/8).

Petugas, lanjut dia, menggunakan 13 kapal untuk mengevakuasi ribuan jiwa tersebut. Mereka dievakuasi ke tiga pelabuhan, yakni Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Lembar, dan Pelabuhan Bangsal.

"Mereka ingin keluar karena satu, trauma dengan kejadian gempa 7 SR. Mereka merasakan guncangan yang sangat keras. Yang kedua, mereka terpancing oleh hoax tadi. Mereka tinggal di pulau kecil, apalagi kalau terjadi tsunami. Bayangannya adalah tsunami yang besar. Itu lah yang menyebabkan mereka ingin secepat-cepatnya kembali ke negaranya dan semua tertangani dengan baik," kata Sutopo.*

Komentar