nusabali

KESEHATAN : Diet Sesuai Kepribadian

  • www.nusabali.com-kesehatan-diet-sesuai-kepribadian

Diet yang baik sebenarnya adalah yang bisa menjadi cara hidup diri kita sehari-hari.

5. Suka bergaul
Pola diet apa pun biasanya tak cukup fleksibel untuk tipe kepribadian ekstrovert. Jika dapat berbagi makanan dengan keluarga dan teman adalah hal yang penting, sebaiknya pelajari kiat diet yang memberi pengetahuan untuk memilih yang lebih sehat, terutama saat makan di luar. Jadi, pemilik kepribadian ekstrovert ini masih bisa menikmati makanan di luar sana. “Bergaul dengan bijaksana dan katakan tidak untuk beberapa hal,” saran Retelny. Mungkin harus mengurangi intensitas sosialisasi, misalnya yang biasanya berkumpul bersama teman empat kali dalam seminggu, dipangkas menjadi dua kali saja. Selain itu, juga bisa menerapkan alternatif cara dengan makan malam saat berada di rumah. Atau, bisa memilik konsumsi sayuran saat makan bersama kerabat, dan berkomitmen untuk mengurangi porsi makan.

6. Pelanggar aturan

Menurut Albers, seorang pakar mindful eating, bagi mereka yang tak suka aturan, menerapkan kesadaran saat makan akan memberi banyak manfaat. Kesadaran saat makan — meskipun bukan ‘diet’, membuat tubuh merasa lapar, memperlambat kecepatan makan, dan membuat kita menikmati setiap gigitan. Hal yang hebat tentang pendekatan mindful eating ini adalah, tidak ada makanan ‘terlarang’, termasuk gula, jadi tak akan ada masalah saat mengonsumsinya. “Pendekatan ini sangat membebaskan bagi beberapa orang,” kata Albers.

7. Emosional
Makan berlebihan tidak selalu diakibatkan oleh emosi. Namun, banyak orang menganggap makan berlebihan adalah dampak dari perasaan sedih. Riset dalam jurnal Appetite menunjukkan, cara berpikir ini dapat mempengaruhi perilaku siapa saja. “Ketika kita merasa emosional dan siap untuk menikmati makanan, ada gunanya untuk berhenti sejenak sebelum meraih camilan itu.” “Periksa rasa lapar yang kita rasakan, dan ketahui alasan kita untuk makan,” kata Albers. Mereka yang makan karena emosional tak dapat melakukan diet super ketat, yang biasanya menerapkan larangan atau pengurangan konsumsi makanan tertentu, dengan baik. Menurut Mayo Clinic, hal tersebut justru hanya meningkatkan keinginan makan. Mereka dengan kepribadian emosional bisa menerapkan pola diet mediterania. Pola diet ini tidak seperti pola diet kebanyakan, melainkan condong pada gaya hidup dan merupakan cara makan tanpa harus mengurangi porsi.

8. Impulsif
Menurut Retelny, mereka yang mengonsumsi cokelat atau es krim tanpa berpikir dua kali, adalah tipe kepribadian yang diuntungkan dari menjaga makanan pemicu di luar rumah. Namun, ini bukan berarti tidak bisa menikmatinya. Kuncinya adalah dengan sengaja bekerja pada hal-hal yang memuaskan diri dalam hari-hari. “Misalnya, jika kamu berminat untuk es krim, rencanakan untuk memiliki es krim setelah makan malam,” ucap Retelny. Fakta bahwa porsi yang dikendalikan dapat membantu mengendalikan keinginan. Nah, bisa menggunakan pendekatan 80/20 dalam kasus ini untuk mendapatkan manfaat maksimal. Dengan kata lain, 80 persen dari waktu yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk mengonsumsi makanan sehat. Sementara 20 persen sisanya, bisa di manfaatkan untuk menikmati makanan favorit. Cara ini dapat membantu orang yang impulsif untuk lebih bijaksana pada makanan.

9. Pengambil keputusan
Tidak masalah jenis rencana makan apa yang dipilih, tentu tidak bisa mendapatkan berat badan ideal secara instan. “Keinginan untuk memilih makanan yang sehat dan utuh harus menjadi agenda harian, apakah itu sangat terstruktur atau tidak, kita harus siap berkomitmen untuk gaya hidup sehat,” kata Retelny. “Ini adalah perjalanan sehari-hari yang berkesinambungan dari pilihan makan yang sadar,” tambah dia. Setiap keputusan makanan hanyalah satu keputusan yang harus diambil dalam sehari penuh dengan keputusan yang tepat. Caranya adalah dengan mengenal diri sendiri, dan pilih rencana yang cocok.

Memilih diet yang paling cocok terkadang membingungkan. Tak jarang orang yang salah memilih cara diet justru malah gagal mencapai tujuannya yang diinginkan, bahkan malah menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Menurut dr Arti Indira MGizi, SpGK seperti dimuat di laman hellosehat, sebelum menentukan cara diet yang akan dijalani, sebaiknya ketahui dulu apa arti diet sebenarnya. Banyak orang menganggap diet adalah kebiasaan makan yang dibatasi supaya berat badan turun. Padahal, anggapan ini kurang tepat. Kata diet berasal dari bahasa Yunani yang artinya cara hidup. Karena itu, diet yang baik sebenarnya adalah yang bisa menjadi cara hidup diri kita sehari-hari. Diet juga bisa diartikan sebagai cara untuk mengatur jumlah dan memilih makanan untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya menurunkan berat badan, mengendalikan kadar kolesterol tubuh, hingga sebagai penunjang dari pengobatan suatu penyakit tertentu. Saat ini, banyak sekali diet yang beredar di masyarakat terutama untuk menurunkan berat badan.

Diet untuk menurunkan berat badan yang paling sering diperbincangkan yaitu diet Atkins, diet ketogenik, diet vegetarian, diet vegan, diet Mediterranian, hingga diet puasa (intermittent diet). Sebelum menentukan pilihan, perlu diingat lagi arti diet adalah cara hidup. Cara hidup ini pastinya dilakukan oleh setiap orang dari bayi hingga lansia. Bukan berarti diet itu selalu untuk menurunkan berat badan. Nah, saat ingin menentukan mana cara diet yang tepat, tentu hal ini harus didasari oleh kebutuhan diri sendiri.

Contohnya, apakah saat ini ingin menurunkan berat badan, menaikkan berat badan, menjaga kadar kolesterol, meningkatkan performa (biasanya untuk atlet), atau mencegah penuaan. Setelah mengetahui apa tujuan dari diet yang akan dilakukan, lihat juga bagaimana kondisi berat badan, kadar lemak tubuh, penyakit yang dimiliki, profesi, dan pola hidup (contohnya, pola tidur, olahraga, aktivitas harian yang dilakukan).

Terkadang sudah terlanjur menjalani suatu diet selama beberapa waktu. Nah, selama waktu tersebut sebaiknya dinilai apakah diet tersebut sudah berhasil atau belum. Jika belum, mungkin cara penerapan diet yang salah atau kurang cocok. Tanda-tanda diet berhasil yakni bisa dijalankan sehari-hari, mudah, tidak terasa berat atau terpaksa melakukannya, dapat dilakukan jangka panjang, dan mencapai tujuan yang diinginkan. Sementara tanda-tanda diet tak berhasil yakni sulit dilakukan, menjanjikan hasil yang cepat, tidak dapat dilakukan jangka panjang, dan tidak memberikan hasil sesuai dengan tujuan diet.

Jangan menyamakan keberhasilan diet yang dijalani dengan orang lain. Keberhasilan suatu diet mungkin akan berbeda-beda pada tiap orang dan akan menghabiskan waktu yang tidak sama pula. Bila memang mengalami kesulitan selama menjalankan diet, mungkin ini bukan cara diet yang tepat. Sebaiknya segera konsultasikan ke dokter terkait hal ini. Hal yang terpenting adalah hindari melakukan diet karena ikut-ikutan teman saja atau alasan diet tersebut sedang populer. Hal ini akan menimbulkan dampak yang kurang baik. Dari segi kesehatan, diet yang salah bisa menimbulkan gangguan lambung, kantong empedu, hingga gangguan pada pankreas.

Apakah boleh mengganti diet? Mengganti diet boleh saja dilakukan, karena kondisi setiap orang bisa berubah-ubah dan tergantung dari preferensi orang tersebut. Contohnya, jika sebelumnya menjalankan diet dengan tujuan menurunkan berat badan dan telah berhasil sesuai target, bisa ganti ke diet lainnya.
Dalam hal ini, kembalilah ke rekomendasi diet gizi seimbang dengan pembagian porsi Karbohidrat 50-60 persen, Protein 15-20 persen, dan lemak 25-30 persen. Kebutuhan protein juga bisa dihitung berdasarkan berat badan, yaitu 0,8-1,2 gram/kilogram berat badan per hari. Misalnya berat badan 60 kilogram, maka kebutuhan proteinnya 0,8 gram protein dikalikan dengan 60 kilogram, yaitu 48 gram protein. Jadi kebutuhan protein sehari adalah antara 48 sampai 72 gram protein per hari.

Menerapkan prinsip gizi seimbang ini dapat dengan mudah dilakukan dengan mengikuti bentuk piring makanku oleh Kementrian Kesehatan. Piring makanku ini menggambarkan anjuran makan sehat dalam satu kali makan, di mana separuh (50 persen) dari total jumlah makanan setiap kali makan adalah sayur dan buah. Sedangkan separuhnya lagi adalah makanan sumber karbohidrat (makanan pokok) dan makanan sumber protein (lauk pauk).

Meskipun tidak masalah mengubah diet, sebaiknya jangan mudah terpancing oleh diet yang menjanjikan hasil instan. Tidak ada cara diet yang tepat menunjukkan hasil yang kilat. Dampak mengganti-ganti diet karena ikut-ikutan teman bisa menimbulkan efek yo-yo. Diet adalah cara hidup yang dipakai seterusnya, jadi memang lebih baik pilih yang sesuai dengan kebutuhan, jangan didasarkan dengan kebutuhan orang lain. *beragam sumber

Komentar