nusabali

Melahirkan, Minta Pulang Paksa karena Biaya

  • www.nusabali.com-melahirkan-minta-pulang-paksa-karena-biaya

Dinas Sosial Tabanan memberikan fasilitas biaya persalinan dan perawatan bayi di BRSUD Tabanan.

TABANAN, NusaBali
Intan PS, 22, asal Desa Gundih, Kecamatan Bubutan, Sidoarjo, Jawa Timur, datang ke BRSUD Tabanan pada Selasa (13/2), dengan kondisi akan melahirkan. Akhirnya proses persalinan dilakukan secara caesar karena saat tiba di RS, air ketuban dari sang ibu sudah pecah dan mengalami anemia atau kekurangan darah.

“Bayi yang dilahirkan saat itu normal, berjenis kelamin perempuan. Tetapi bayi lahir prematur mengalami tangisan lemah dan berat badan hanya 2,1 kilogram,” ungkap Kepala Humas BRSUD Tabanan Ni Wayan Sri Pariti, Rabu (21/2). Oleh karena itu, bayi yang belum diberi nama tersebut harus dirawat intensif di ruangan khusus.

Namun pada Senin (19/2), Intan, pendatang baru yang baru sebulan tinggal di Banjar Gerokgak Gede, Delod Peken, Kecamatan Tabanan, ingin pulang paksa membawa bayinya yang saat itu kondisinya masih lemah. Intan ingin pulang paksa karena tidak mampu membayar biaya rumah sakit sebesar Rp 2.500.000.

Petugas RS tidak mengizinkan, apalagi jalan ke tempat kos-kosan Intan juga tidak diingat sama sekali. “Kami takut jika terjadi sesuatu karena kondisi bayi pada saat itu masih lemah, belum stabil serta tubuhnya terlihat kuning, jadi harus dirawat intensif di incubator,” beber Pariti.

Karena Intan terlihat resah dan memaksa ingin pulang, akhirnya petugas RS berkoordinasi dengan Dinas Sosial Tabanan terkait permasalahan tersebut.  Dinas Sosial pun memberikan surat keterangan ke rumah sakit jika biaya persalinan itu bisa digratiskan.

“Kami berikan informasi kepada sang ibu (Intan), jika biaya perawatan sudah beres. Setelah itu dia baru rajin menengok sang bayi, kalau sebelumnya sempat sehari tidak ditengok,” tutur Pariti.

Saat ini kondisi bayi sudah mulai sehat. Sebelumnya masih terpasang infus, sekarang sudah bisa dilepas. Dan bayi pun sudah bisa minum air susu ibu (ASI). “Kalau bayi sudah mau minum susu ibunya jadi kondisi sudah mulai stabil, tetapi belum bisa dibawa pulang karena masih diberikan sinar. Tubuh bayi masih kelihatan kuning,” jelas Pariti.

Menurut Pariti, saat berusaha ngobrol dengan Intan, diketahui Intan datang dari Sidoarjo seorang diri dalam keadaan hamil. Tetapi Pariti tidak bertanya  siapa suami Intan karena itu menyangkut privacy. “Di sini katanya Intan tinggal sendiri, dan yang dilahirkan ini anak kedua. Anak pertamanya dirawat sang nenek di Jawa,” kata Pariti.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Tabanan I Nyoman Gede Gunawan, menjelaskan karena ibu bayi tersebut merasa berat untuk membayar biaya persalinan di BRSUD Tabanan, apalagi seorang pendatang dan tidak memiliki keluarga, akhirnya Dinas Sosial mengeluarkan surat keterangan masyarakat terlantar. “Sehingga mereka difasilitasi Pemkab Tabanan melalui Dinas Sosial untuk biaya supaya tidak terjadi tunggakan di BRSUD Tabanan,” ujarnya.

Diperoleh informasi, kini Intan rajin menengok bayinya yang masih dirawat di BRSUD Tabanan. Tetapi sayang, ketika NusaBali ke RS, Rabu kemarin, Intan sedang pulang mencuci di kos-kosnya di Banjar Gerokgak Gede, Delod Peken, Kecamatan Tabanan. *d

Komentar