nusabali

3 Bocah Diracun Ibunya

  • www.nusabali.com-3-bocah-diracun-ibunya

Sebelum racuni tiga anaknya hingga tewas, Luh Putu Septyani Parmadani sempat dua kali dijemput sang suami ke rumah bajangnya di Sukawati

Setelah Habisi Nyawa Anaknya, Si Ibu Mencoba Bunuh Diri

GIANYAR, NusaBali
Tiga bocah kakak adik tewas diracun ibu kandungnya di rumah kakeknya kawasan Banjar Palak, Desa/Kecamatan Sukawati, Gianyar, Selasa (20/2) malam. Tragisnya, usai habisi nyawa tiga anaknya yang masih kecil-kecil, sang ibu, Ni Luh Putu Septyani Permadani, 33, nekat mencoba bunuh diri dengan tenggak racun dan menyayat urat nadinya. Belum jelas, apa motif di balik tragedi keluarga ini.

Tiga bocah bersaudara yang tewas diracun ibunya ini masing-masing Ni Putu Diana Mas Pradnya Dewi, 6, I Made Mas, 4, dan I Nyoman Kresnadana Putra, 2. Ketiganya diduga direcoki racun membasmi serangga (Baygon cair) sebelum tidur. Kematian tragis ketiga bocah ini baru diketahui pihak keluarga, Rabu (21/2) pagi pukul 06.30 Wita.

Saat ketiga bocah tersebut ditemukan terbujur kaku di kamar tidur, ibunda mereka, Luh Putu Septyani Permadani juga ditemukan tergeletak sekarat di kamar yang sama. Putu Septyani dalam kondisi berlumuran darah di mana urat nadi pergelangan tangan kiri dan lehernya sudah luka tersayat. Ibu dan ketiga anaknya ini kemudian dilarikan ke RS Ganesha di Desa Celuk, Kecamatan Sukawati. Selanjutnya, jasad ketiga bocah dibawa ke RS Sanglah, Denpasar. Sedangkan Putu Septiani yang sekarat dirujuk ke RS Dharma Yadnya Denpasar.

Putu Septiyani beserta tiga anaknya yang tewas diracun itu diketahui pulang ke rumah bajangnya di Banjar Palak, Desa Sukawati, Selasa siang sekitar pukul 12.45 Wita. Selama ini, Putu Septiani tinggal di rumah suaminya, Putu Moh Diana, 35, di Desa Sulangai, Kecamatan Petang, Badung. Kesehariannya Putu Septyani bekerja sebagai guru di SDN 4 Sulangai.

Saat pulang ke rumah bajangnya, Selasa siang, Putu Septyani tanpa didampingi suami. Perempuan berusia 33 tahun ini pulang ke Sukawati sembari membonceng tiga anaknya yang masih kecil-kecil dengan motor Honda Vario DK 7932 OB. Saat tiba di rumah bajangnya pukul 12.45 Wita, Putu Septiani tidak ada menunjukkan gelagat mencurigakan. Kepada orangtua dan adik kembarnya, dia hanya mengatakan hendak menginap semalaman.

Berselang 1,5 jam kemudian, tepatnya pukul 14.30 Wita, sang suami yakni Putu Moh Diana datang menyusul Putu Septyani dan ketiga anaknya ke rumah bajang tersebut. Sang suami datang bermaksud mengajak keluarga kecilnya pulang ke Desa Sulangai, Kecamatan Petang. Namun, Putu Septyani tidak mau balik, sehingga suaminya pulang sendirian.

Namun, malam sekitar pukul 23.00 Wita, Putu Diana kembali datang untuk membujuk istri dan anak-anaknya agar mau pulang ke Petang. Tapi, sang istri tetap enggan pulang. Tak ada cekcok malam itu. Maka, seisi rumah bajang yang dihuni 4 kepala keluarga (KK) dengan total 17 orang itu masuk ke kamar masing-masing untuk tidur. Pihak keluarga bajang juga tidak menaruh curiga dengan kepulangan Putu Septyani. Soalnya, ibu 4 anak ini cukup sering pulang dan menginap ke rumah bajangnya.

Tak ada yang tahu persis, bagaimana kejadiannya, tiba-tiba Putu Septyani ditemukan sudah tergeletak sekarat dalam kondisi urat nadi pergelangan tangan kiri dan leher tersayat, Rabu pagi pukul 06.30 Wita. Demikian pula tiga anaknya yang masih kecil-kecil, ditemukan terbujur kaku. Saat ditemukan, ibu dan ketiga anaknya itu tergeletak dalam posisi kepala mengarah ke timur.

Putu Septyani yang tergeletak dalam psisi paling selatan, masih memegang pisau. Sedangkan ketiga anaknya berjejer, di mana si sulung dalam posisi paling utara, disusul anak kedua, dan si bungsu. Ketiga bocah kakak adik ini sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Kematian tragis tiga bocah kakak adik yang diracun ibunya ini pertama kali diketahui I Nyoman Yoga, saksi yang notabene adik kandung dari Putu Septyani. Awalnya, Nyoman Yoga hendak membangunkan kakaknya yang izin menginap semalam di rumah bajangnya. Ketika itu, kamar masih terkunci dari dalam.

Karena tak ada yang menyahut setelah pintu kamar digedor-gedor, Nyoman Yoga pun membuka paksa jendela kamar. Yoga kaget bukan main, karena menemukan kakak dan ketiga keponakannya yang mungil itu sudah terbujur kaku. Dalam kondisi panik, pihak keluarga kemudian membawa tiga bocah kakak adik yang sudah meninggal dan ibunya yang sekarat ke RS Ganesha. Selanjutnya, jasad tiga bocah dirujuk ke Instalasi Kedokteran Forensik RS Sanglah, sementara ibunya dirujuk ke RS Dharma Yadnya Denpasar.

Diduga kuat, tiga bocah kakak adik ini tewas diracuni ibunya menggunakan racun pembasmi serangga sebelum tidur. Kemudian, setelah tiga anaknya terbujur kaku, sang ibu nekat mencoba bunuh diri. Dugaan itu diperkuat dengan ditemukannya Baygon cair dalam kemasan plastik yang isinya sudah habis di kamar tersebut. Kamar juga dalam kondisi semrawut, sementara di atas karpet ada ceceran cairan pembasmi nyamuk. Juga ditemukan pisau dapur yang berisi bercak darah yang masih dipegang Putu Septyani.

Kapolsek Sukawati, Kompol Pande Putu Sugiharta, mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Namun, ayah ketiga bocah yang tewas diracun, Putu Moh Diana (suami dari PutuSepyani), belum diperiksa karena yang bersangkutan masih shock berat. “Tadi pagi (kemarin) ayah ketiga bocah sempat ngamuk-ngamuk di RS Ganesha. Dia tidak terima ketiga anaknya meninggal seperti itu,” jelas Kompol Pande Sugiharta.

Menurut Kompol Pande Sugiharta, polisi belum bisa memastikan siapa pelaku pembunuhan tiga bocah ini, termasuk motif di balik tragedi keluarga tersebut. “Dugaan sementara, si ibu yang meracuni tiga anaknya. Habis itu, si ibu mencoba bunuh diri. Tapi, kami belum bisa memastikan itu. Tunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut,” tandas Pande Sugiharta.

Dikonfirmasi terpisah, Rabu kemarin, Kapolsek Petang AKP Ketut Edi Susila mengaku sudah meminta keterangan dari sejumlah anggota keluarga Putu Moh Diana, suami dari Luh Putu Septyani Permadani, di Desa Sulangai, Kecamatan Petang, untuk mengetahui duduk permasalahan. Namun, versi keluarga, sejauh ini tidak pernah terjadi masalah besar. “Menurut keluarga, pasutri ini rukun-rukun saja, tidak pernah ada masalah,” ungkap AKP Edi Susila saat ditemui NusaBali di rumah duka, Desa Sulangai, kemarin sore.

Meski demikian, kata dia, kepolisian masih menyelidiki tragedi keluarga yang merenggut nyawa tiga bocah kakak adik ini. “Intinya, masih dilakukan penyelidikan oleh pihak berwajib di TKP (jajaran Polsek Sukawati) terkait penyebabnya. Yang jelas, jenazah korban akan diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya,” tandas AKP Edi Susila.

Informasi di lapangan, kuat dugaan tragedi tiga bocah tewas diracun ibunya ini berawal dari selisih paham antara Putu Septyani dan suaminya, Putu Diana. Namun, tidak ada yang mengetahui pasti apa sebetulnya permasalahan yang tengah membelit pasutri yang menikah tahun 2010 dan sudah dikaruniai 4 anak ini.

Pihak keluarga di rumah bajang Putu Septyani di Bajar Palak, Desa Sukawati enggan berkomentar terkait tragedi maut yang merenggut nyawa tiga bocah kakak adik ini. Bahkan, ada anggota keluarga yang justru meminta wartawan untuk tidak meliput. “Mohon maaf sekali. Selain petugas kepolisian saya minta supaya keluar dari rumah ini. Maaf, keluarga kami sedang berduka,” pinta salah seorang anggota keluarga, Rabu kemarin.

Sementara itu, Luh Putu Septyani Parmadani hingga Rabu petang masih dirawat intensif di Ruang Sahadewa Nomor 6 RS Dharma Yadnya. Namun, saat NusaBali berkunjung, tidak ada tanda-tanda keluarga keluar ruangan. “Mohon maaf kepada rekan-rekan wartawan belum bisa melihat keadaan orang tersebut. Karena kami sendiri juga belum bisa masuk untuk memperoleh informasi,” ujar seorang polisi yang berjaga di depan Ruang Sahadewa.

Sedangkan Direktur RS Dharma Yadnya, dr IGN Agung Anom MARS, mengatakan kondisi pasien Putu Septyani sudah stabil. “Saat ini sedang ditangani dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis kesehatan jiwa untuk memeriksa kondisi kejiwaannya, “jelas dr Agung Anom. *nvi,asa,ind

Komentar