nusabali

Pasebaya Persempit Peluang Turis Naik Gunung Agung

  • www.nusabali.com-pasebaya-persempit-peluang-turis-naik-gunung-agung

Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung Karangasem perketat ruang gerak wisatawan yang nekat mendaki Gunung Agung dalam kondisi erupsi.

AMLAPURA, NusaBali

Caranya, dengan memasang portal berbahan besi di jalan masuk menuju Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat, Karangasem, Selasa (2/1). Pemasangan portal menuju Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi yang merupakan salah satu jalur pendakian Gunung Agung dari arah selatan, Selasa kemarin, dipimpin langsung Ketua Pasebaya Gunung Agung Karangasem, I Gede Pawana. Portal yang dipasang ini menggunakan pipa besi. Dengan dipasangnya portal tersebut, kendaraan roda empat dan roda dua tidak bisa masuk ke Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi.

Menurut Gede Pawana, portal berbahan besi ini praktis akan mempersempit peluang wisatawan yang nekat mendaki Gunung Agung. Wisatawan bisa saja meninggalkan kendaraannya di luar portal, lalu jalan kaki menuju Pura Pasar Agung untuk mendaki. “Tapi, kemungkinan itu kecil, mengingat jarak tembuh menuju Pura Pasar Agung masih jauh, sekitar 1,5 kilometer,” jelas Gede Pawana yang kemarin didampingi Sekretaris Pasebnaya Gunung Agung, I Wayan Suara.

Gede Pawana menegaskan, pihaknya terpaksa memasang pirtal besi menuju Pura Pasar Agung, mengingat selama ini sejumlah wisatawan asing nekat mendaki Gunung Agung di malam hari, tanpa izin. Padahal, sudah ada larangan beraktivitas dalam radius 8-10 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Sedangkan Pura Pasar Agung itu sendiri berada di Kawasan Rawan Bencna (KRB) Gunung Agung.

"Makanya kami pasang portal permanent berbahan besi di tikungan tepi jurang, agar wisatawan tidak bisa lewat dan nekat mendaki Gunung Agung. Kami tidak ingin ada masalah di sini," jelas Gede Pawana yang juga Kepala Desa (Perbekel) Duda Timur, Kecamatan Selat.

Menurut Gede Pawana, ini bukan masalah berani dan tidak berani. Wisatawan boleh saja berani naik Gunung Agung di tengah status Awas saat ini. "Tapi, jika nanti wisatawan mengalami musibah di Gunung Agung, kami juga yang repot, termasuk melakukan evakuasi," katanya.

Larangan mendaki Gunung Agung, kata Pawana, telah lama diberlakukan sesuai instruksi dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMGB) Kementerian ESDM. Larangan itulah yang disosialisasikan Pasebaya Gunung Agung, sebagai mitra kerja pemerintah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dalam kurun sepekan terakhir, marak terjadi kasus wisatawan asing nekat mendaki Gunung Agung di tengah kondisi erupsi. Terakhir, Jumat (29/12) lalu, seorang wisatawan dari Estonia, Jaano Rassa, 44, nekat mendaki Gunung Agung. Uniknya, Jaano Rassa turun dari puncak Gunung Agung dengan cara terbang layang meng-gunakan parasut.

Jaano Rassa mendarat dengan selamat di Terminal Ulun Setra Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Jumat pagi sekitar pukul 09.00 Wita. Bule Estonia berusia 44 tahun ini pun langsung diamankan petugas kepolisian ke Polsek Rendang untuk diinterogasi. Bule Estonia ini terungkap mendaki sendirian ke puncak Gunung Agung. Dia berangkat dari tempatnya menginap di Hotel Ita Beach Village Candidasa, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, Kamis (28/12) malam sekitar pukul 21.00 Wita dan mendaki melalui areal Pengubengan Besakih, Desa Beaskih, Kecamatan Rendang pukul 23.00 Wita.

Sehari sebelumnya, tiga wisatawan asing asal belahan Eropa Timur juga nekat mendaku Gunung Agung dari jalur berbeda, Kamis, 28 Desember 2017 dinihari. Mereka masing-masing Evgenii Klepikov, 36 (asal Rusia), Martin Latvia Riga, 41 (asal Ukraina), dan Yephen Vorobiei, 28 (asal Ukraina).

Evgenii Klepikov mendaki Gunung Agung dari jalur selatan, yakni di Pura Pasar Agung, Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kecamatan Selat sendirian, Kamis dinihari pukul 03.00 Wita. Sedangkan Martin Latvia Riga dan Yephen Vorobiei mendaki Gunung Agung dari jalur tenggara di Pura Pasar Agung, Banjar Yehkori, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Kamis dinihari sekitar pukul 02.00 Wita. Begitu balik dari pouncak Gunung Agung, mereka pun sempat diinterogasi Pasebaya Gunung Agung dan jajaran Polsek Bebandem.

Sementara itu, bagi pamedek yang hendak tangkil sembahyang ke Pura Pasar Agung di Banjar Sogra, Desa Sebudi masih dibolehkan lewat, meskipun telah dipasang portal. Syaratnya, mereka harus memberitahukan rencana persembahyangan itu kepada Pasebaya Gunung Agung.

“Asal menyampaikan pemberitahuan, pamedek akan diizinkan tangkil ke Pura Pasar Agung untuk kepentingan sembahyang. Malahan, pamedek akan kami kawal agar mereka selamat sampai sampai di tujuan dan kembali dalam keadaan selamat pula selama melakukan perjalanan," papar Sekretaris Pasebaya Gunung Agung, Wayan Suara.

Di sisi lain, Ketua Pasebaya Gunung Agung, Gede Pawana, Selasa kemarin sempat bertemu Menteri ESDM Ignatius Jonan di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Banjar Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem. Dalam pertemuan itu, Gede Pawana memaparkan dari laporan anggotanya yang berjumlah 28 Perbekel, telah terjadi hujan abu secara merata di beberapa desa di KRB. "Selama Gunung Agung sta-tus Awas, kami mengedukasi masyarakat di KRB III agar mereka mengungsi," kata Pawana di hadapan Menteri Jonan.

Sejumlah desa di KRB dilaporkan terpapar abu vulkanik akibat erupsi Gunung Agung sejak Senin (1/1) malam pukul 22.40 Wita hingga Selasa (2/1) sore pukul 15.00 Wita. Bahkan, mobil RI 32 Menteri ESDM Ignasius Jonan dan mobil RI 112 Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar juga belepotan abu vulkanik. Keduua mobil pejabat pusat ini kena abu vulkanik saat diparkir di depan Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Banjar Dangin Pasar, Desa Rendang, Selasa kemarin. *k16

Komentar