nusabali

Nguling Massal Meriahkan Festival Kerambitan

  • www.nusabali.com-nguling-massal-meriahkan-festival-kerambitan

Ada yang unik dari Festival Kerambitan III, 19-22 Oktober 2017, serangkaian HUT ke-524 Kota Tabanan. 

TABANAN, NusaBali
Keunikan itu menyangkut digelarnya Parade Nguling Massal yang melibatkan 28 Desa Adat se-Kecamatan Kerambitan, di Lapangan Umum Kerambitan, Jumat (20/10).

Sesuai namanya, Parade Nguling Massal adalah memanggang babi guling beramai-ramai, dalam jumlah yang banyak. Setiap desa adat se-Kecamatan Kerambitan wajib biukin satu babi guling. Walhasil, ada total 28 babi guling yang dibuat bersama-sama pada hari kedua Festival Kerambitan III, Jumat kemarin.

Atraksi memanggang babi guling dilakukan di areal khusus di belakang Lapangan Umum Kerambitan, mulai siang pukul 13.00 Wita hingga petang pukul 18.00 Wita. Sedangkan penyembelihan babi dilakukan di desa masing-masing. 

Menurut Ketua Panitia Acara Parade Nguling Massal, AA Ngurah Bagus Pria Dharma, ini untuk kali pertama dilakukan Parade Nguling Massal dalam Festival Kerambitan yang sudah memasuki tahun ketiga. Tujuannya, untuk melestarikan tradisi nguling. Kebetulan, Kecamatan Kerambitan selama ini dikenal masakan khas babi gulingnya.

“Parade Nguling Massal ini diikuti oleh 28 desa adat se-Kecamatan Kerambitan, sehingga ada 28 babi guling yang siap disantap bersama. Ini bukan lomba, tapi parade. Kalau nguling ini kami lombakan, ditakutkan nanti menimbulkan rasa iri hati," ujar Bagus Pria Dharma kepada NusaBali di lokasi, Jumat sore.

Bagus Pria Dharma mengatakan, tidak ada klasifikasi khusus terkait babi yang dijadikan guling dalam parade ini. Semuanya diserahkan kepada masing-masing desa adat. Tidak pula ditentukan berat babi yang yang digunakan. “Terserah pihak desa. Dalam catatan, banyak babi yang berbobot 40 kilogram bahkan sampai 55 kilogram,” tandas Bagus Pria Dharma.

Hanya saja, lanjut dia, setiap desa adat diharapkan menggunakan babi warna hitam untuk parade kali ini. Selain bertujuan untuk melestarikan budaya Bali, rasa babi hitam yang diguling juga lebih gurih dan kenyal. "Tapi, itu kembali lagi diserahkan kepada masing-masing desa adat. Kami hanya menyarankan," katanya.

Menurut Bagus Pria Dharma, setiap desa adat hanya melaksanakan prosesi Parage Nguling Massa saja di Lapangan Umum Kerambitan. Sedangkan untuk menyembelih babi, dilakukan di masing-masing desa. Hal ini karena tempat untuk menyembelih dan membersihkan segala keperluan bikin babi guling tidak mencukupi di Lapangan Umum Kerambitan. “Di samping itu, kalau melakukan proses dari awal, waktunya terlalu panjang. Sebab, kami memulai parade ini pukul 13.00 petang pukul 18.00 Wita, agar babi guling langsung bisa digunakan makan malam," beber Bagus Pria Dharma.

Babi guling yang dibikin beramai-ramai ini tadi malam disantap secara megibung oleh krama yang mengikuti parade di Lapangan Umum Kerambitan dan pengunjung yang sedang menikmati hiburan di Festival Kerambitan III. "Tahun depan kami belum pasti lagi akan melaksanakan Parade Nguling Massal ini. Kami nanti akan mencari lagi potensi-potensi yang ada di Kecamatan Kerambitan, agar bisa diangkat dan diperkenalkan kepada masyarakat," tegas Kepala Desa (Perbekel) Kerambitan ini.

Sementara itu, koordinator peserta Parade Nguling Massal dari Desa Adat Tista, Kecamatan Kerambitan, I Wayan Arnasa, 48, mengatakan babi yang digulingnya berbobot 55 kilogram. Empat banjar yang ada di Desa Adat Tista ikut terlibat dalam pembuatan guling ini, yakni Banjar Pangkung, Banjar Carik, Banjar Dangin Pangkung, dan Banjar Lebah. "Kami dari empat banjar bersama-sama mengerjakannya, mulai dari menyembelih babi,” papar Wayan Arnasa.

Menurut Arsana, setelah babi guling terpanggang matang, seluruh peserta dari 28 desa adat membawa hasilnya ke tengah Lapangan Umum Kerambitan. Di sana sudah disiapkan stand untuk menaruhnya. Tadi malam pukul 19.00 Wita, babi guling tersebut disantap ramai-rama secara magibung, dengan tambahan hidangan lainya seperti lawar, daging kering, dan lainya.

Festival Kerambitan III sendiri berlangsung selama empat hari, sejak Kamis (19/10) hingga Minggu (22/10) besok. Festival diisi dengan berbagai acara hiburan dan lomba, mulai Lomba Jauk Manis, Lomba Kendang Tunggal memperebutkan Piala Bupati Tabanan, hingga pengobatan sekala niskala, hingga pagelaran seni Okokan. 7 d

Komentar