nusabali

Akui Kinerja DPR Belum Sempurna

Puan: Kerja Nyata Jawab Kritikan Halus Hingga Kasar

  • www.nusabali.com-akui-kinerja-dpr-belum-sempurna

Apapun cara dan bentuknya, kata Puan, DPR disebut harus tetap mendengarnya sebagai suara rakyat

JAKARTA, NusaBali
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani menegaskan, bahwa anggota DPR RI masih jauh dari kerja sempurna. Sehingga ke depan harus menjawab kritik dari masyarakat, baik yang bernada halus maupun kasar dengan membuktikan kerja nyata. Puan pun meminta maaf jika kinerja dewan yang bekerja selama satu tahun sejak dilantik pada Agustus 2024 lalu, belum sempurna.

Hal tersebut dinyatakan Puan saat menyampaikan Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 dalam Rapat Paripurna Khusus yang digelar di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10). Adapun Paripurna Khusus ini diadakan sekaligus untuk memperingati HUT ke-80 DPR RI. Puan mengatakan, bahwa sejarah tidak mencatat jumlah undang-undang yang disahkan DPR, ataupun besarnya anggaran yang dikelola parlemen. 

Tetapi sejarah akan mencatat kinerja-kinerja DPR yang pro-rakyat untuk kesejahteraan rakyat. "Sejarah tidak akan mencatat hanya pada berapa banyak undang-undang yang kita sahkan, atau seberapa besar anggaran yang kita kelola. Melainkan, apakah setiap keputusan DPR RI benar-benar membawa manfaat nyata bagi rakyat, apakah hidup rakyat lebih mudah dan nyaman," kata Puan saat menyampaikan laporan kinerja tahunan DPR.

Puan menyatakan, semua yang duduk di ruangan itu adalah wakil rakyat yang menjadi bagian dari rakyat itu sendiri. "Kita lahir dari rakyat, kita hadir untuk rakyat, dan harus kembali ke rakyat," sambung perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua DPR RI itu.

Puan juga mengingatkan, bahwa amanat yang diemban anggota DPR bukanlah hak istimewa, melainkan tanggung jawab yang menuntut dedikasi untuk bekerja bagi kepentingan rakyat. Ia menegaskan, agar anggota DPR jangan alergi terhadap kritik yang disampaikan masyarakat. "Kritik rakyat bisa datang dengan berbagai cara, halus, keras, bahkan kasar. Kritik rakyat kepada DPR RI bisa disampaikan melalui berbagai bentuk seperti demonstrasi di depan Gedung DPR RI, demonstrasi di pelosok daerah, ataupun melalui berbagai postingan di platform-platform media sosial," tutur Puan.

Apapun cara dan bentuknya, kata Puan, DPR disebut harus tetap mendengarnya sebagai suara rakyat. “DPR RI harus menjawabnya dengan kerja nyata. Kita harus selalu mawas diri. DPR RI harus berani mendengar, berani di kritik, dan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan dedikasinya, sehingga harapan dan keyakinan rakyat tetap tumbuh dan mengakar,” tegas cucu Bung Karno itu.

Puan juga menyebut seharusnya anggota dewan-lah yang lebih banyak memberikan waktu bagi rakyat yang diwakilinya. "Sudah selayaknya sebagai wakil rakyat, kita yang harus lebih sibuk membicarakan rakyat, bukan rakyat yang sibuk membicarakan kita. Apalagi, kalau kita sibuk membicarakan diri kita sendiri," pesan Puan.

"Sebagai wakil rakyat, kita berkewajiban menyediakan waktu, tenaga, bahkan mengorbankan kepentingan pribadi demi menjalankan tugas sebagai anggota DPR RI," lanjutnya. Puan pun mengatakan, tanggung jawab DPR bukan hanya pada hari ini, tetapi juga pada masa depan bangsa dan negara. "Kebijakan negara yang kita ambil pada hari ini, akan menentukan masa depan bangsa dan negara," ungkap politisi senior mantan Ketua Fraksi PDIP DPR RI ini. k22

Komentar