Jakarta NEXT Summit 2025 Dorong Ekspansi Perusahaan Tiongkok ke Indonesia
JAKARTA, NusaBali.com – NEXT Federation berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sukses menggelar Jakarta NEXT Summit 2025 di Auditorium Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta, Kamis (25/9/2025).
Mengusung tema The Voyage Beyond, forum ini membahas isu-isu strategis seperti industri hijau, keterkaitan modal, inovasi teknologi, dan keberlanjutan perkotaan. Acara ini juga menjadi wadah pemaparan peluang industri dan investasi Indonesia di era baru, khususnya dalam mendorong ekspansi perusahaan Tiongkok ke pasar nasional.
Sekretaris Jenderal NEXT Federation, Dr Jun Chen, menegaskan bahwa forum ini menerapkan metodologi “akses kebijakan langsung, pencocokan industri, dan implementasi modal”. Melalui sesi dialog khusus, kunjungan tingkat tinggi, hingga acara merek, forum ini membuka peluang komunikasi yang intensif sekaligus mempertemukan perusahaan Tiongkok dengan mitra potensial di Indonesia.
“Hal ini akan mendorong implementasi langsung sekaligus memperkuat siklus panjang proyek-proyek utama Tiongkok di Indonesia,” ujarnya.
Fokus Energi dan Hilirisasi
Sektor energi menjadi sorotan utama dalam forum ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan target kapasitas terpasang tenaga angin sebesar 5 GW pada 2030. Selain itu, Indonesia tengah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) jangka 10 tahun yang lebih agresif mengarah pada energi terbarukan.
Perencanaan energi nuklir juga masuk dalam strategi transisi energi jangka menengah-panjang. Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung penyediaan listrik ramah lingkungan, pemanfaatan energi industri, sekaligus menarik modal internasional.
Dalam kesempatan itu, pemerintah juga mempresentasikan peta jalan hilirisasi 28 komoditas strategis dengan fokus pada delapan industri utama. Inisiatif ini diyakini membuka peluang investasi triliunan dolar AS, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat hilirisasi nikel, manufaktur hijau, dan proyek investasi asing lainnya.
Forum juga merilis Laporan Peringkat Kredit Negara Indonesia. Far East Credit Rating mengumumkan peringkat ‘As’ dengan prospek stabil untuk Indonesia, dan menyerahkan sertifikat kepada Dewan Ekonomi Nasional. Selain itu, ditandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Riset dan Inovasi Lingkungan Investasi antara BRIN, Far East Credit Rating Co Ltd, dan PT Kredit Rating Indonesia (KRI).
Kolaborasi ini difokuskan pada riset kredit lintas batas, ESG, hingga kerja sama obligasi hijau. Langkah tersebut diharapkan meningkatkan transparansi informasi lingkungan investasi dan efisiensi alokasi modal jangka panjang.
Sekretaris Jenderal NEXT Federation, Dr Jun Chen, menegaskan bahwa forum ini menerapkan metodologi “akses kebijakan langsung, pencocokan industri, dan implementasi modal”. Melalui sesi dialog khusus, kunjungan tingkat tinggi, hingga acara merek, forum ini membuka peluang komunikasi yang intensif sekaligus mempertemukan perusahaan Tiongkok dengan mitra potensial di Indonesia.
“Hal ini akan mendorong implementasi langsung sekaligus memperkuat siklus panjang proyek-proyek utama Tiongkok di Indonesia,” ujarnya.
Fokus Energi dan Hilirisasi
Sektor energi menjadi sorotan utama dalam forum ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan target kapasitas terpasang tenaga angin sebesar 5 GW pada 2030. Selain itu, Indonesia tengah menyusun Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) jangka 10 tahun yang lebih agresif mengarah pada energi terbarukan.
Perencanaan energi nuklir juga masuk dalam strategi transisi energi jangka menengah-panjang. Kebijakan ini diharapkan dapat mendukung penyediaan listrik ramah lingkungan, pemanfaatan energi industri, sekaligus menarik modal internasional.
Dalam kesempatan itu, pemerintah juga mempresentasikan peta jalan hilirisasi 28 komoditas strategis dengan fokus pada delapan industri utama. Inisiatif ini diyakini membuka peluang investasi triliunan dolar AS, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat hilirisasi nikel, manufaktur hijau, dan proyek investasi asing lainnya.
Forum juga merilis Laporan Peringkat Kredit Negara Indonesia. Far East Credit Rating mengumumkan peringkat ‘As’ dengan prospek stabil untuk Indonesia, dan menyerahkan sertifikat kepada Dewan Ekonomi Nasional. Selain itu, ditandatangani Letter of Intent (LoI) tentang Riset dan Inovasi Lingkungan Investasi antara BRIN, Far East Credit Rating Co Ltd, dan PT Kredit Rating Indonesia (KRI).
Kolaborasi ini difokuskan pada riset kredit lintas batas, ESG, hingga kerja sama obligasi hijau. Langkah tersebut diharapkan meningkatkan transparansi informasi lingkungan investasi dan efisiensi alokasi modal jangka panjang.
Komentar