September, Curah Hujan Tercatat Lebih Tinggi dari Tahun Lalu
MANGUPURA, NusaBali - Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mencatat curah hujan yang terjadi sepanjang September 2025 di Bali lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2024.
Kondisi ini terpantau melalui pengukuran di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai dan Stasiun Geofisika Sanglah, sehingga dapat dinyatakan berada pada kategori di atas normal.
Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, Luh Nyoman Didik Tri Utami, menjelaskan bahwa hujan lebat yang terjadi belakangan ini salah satunya dipicu oleh faktor atmosfer. “September dasarian I tahun 2025 sebagian besar lebih tinggi dari rata-rata klimatologisnya atau atas normal. Hujan yang terjadi Kamis (18/9) disebabkan karena adanya belokan angin dan konvergensi di wilayah Bali yang mendukung daerah pertumbuhan awan hujan,” ujarnya pada Jumat (19/9) siang.
Dia melanjutkan faktor lainnya juga diakibatkan oleh suhu permukaan laut di perairan Bali terpantau hangat yang berpotensi menambah massa uap air di wilayah Bali serta massa udara basah terkonsentrasi hingga pada lapisan permukaan hingga lapisan 700 mb atau setara 3.000 meter di wilayah Bali.
Tri Utami mengatakan pada Jumat (19/9) kondisi cuaca di Bali secara umum diprakirakan cerah berawan. Namun, potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih dapat terjadi secara tidak merata di sebagian besar wilayah. “Untuk besok (Sabtu) dan lusa (Minggu) diprakirakan intensitas hujan yang terjadi hanya hujan ringan,” tambahnya.
Berdasarkan pengamatan kecepatan angin sepekan terakhir di Stasiun Meteorologi Ngurah Rai, tercatat kecepatan angin maksimum mencapai 19 knot atau sekitar 35 kilometer per jam pada 14 September 2025. “Prakiraan cuaca untuk tanggal 20-23 September 2025 menunjukkan intensitas hujan mulai menurun. Informasi cuaca akan selalu kami perbarui sesuai dengan dinamika atmosfer yang terjadi,” ungkapnya.
Selain hujan dan angin, BMKG juga merilis prakiraan tinggi gelombang laut di sekitar Bali. Di perairan utara Bali, tinggi gelombang diperkirakan berkisar 0,25-1,5 meter, sementara di perairan selatan antara 1,0-3,0 meter. Meski cuaca tidak secara langsung memengaruhi tinggi gelombang, peningkatan kecepatan angin dapat memicu gelombang lebih tinggi.
Untuk itu, Tri Utami mengimbau masyarakat umum, nelayan, serta pelaku wisata bahari agar mewaspadai potensi angin kencang dan gelombang laut yang bisa mencapai 2 meter atau lebih di beberapa wilayah perairan, seperti Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok, serta perairan utara dan selatan Bali. “Kami mengingatkan agar masyarakat selalu memperbarui informasi cuaca resmi dari BMKG,” imbaunya. 7 ol3
Komentar