Zulhas Minta Dana di Kopdes MP Tak Mengendap
JAKARTA, NusaBali - Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyampaikan Kementerian Keuangan telah sepakat untuk memberikan skema pinjaman kepada Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.
Zulhas menyebut, masalah pendanaan kopdes telah berbulan-bulan tidak mendapat titik terang. Namun, setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, akhirnya terjadi kesepakatan antar kementerian.
"Persoalan kami berapa bulan nggak selesai-selesai. Hari ini, satu hari ini rapat setengah jam kelar. Dukungan keuangan tentu sangat berarti untuk Kopdes dan Koperasi Kelurahan," ujar Zulhas di Jakarta, seperti dilansir Antara, Senin.
Ia juga meminta bank Himbara untuk dapat segera menyalurkan dana yang sudah diberikan oleh Kementerian Keuangan sebesar Rp200 triliun.
Menurutnya, dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh 16.000 kopdes yang telah memenuhi persyaratan.
Pinjaman ini nantinya bisa digunakan untuk modal usaha, seperti warung bahan pokok, penyediaan pupuk dan lainnya.
"Kami meminta percepatan penyaluran pinjaman ini, karena sudah lama, sudah 3-4 bulan dari kopdes yang sudah dilaunching oleh Bapak Presiden (Prabowo Subianto) secara langsung. Jangan sampai dana ini mengendap agak lama gitu, padahal koperasi sudah sangat membutuhkan," katanya.
Dalam pengajuan pinjaman, setiap kopdes diminta untuk menyusun proposal bisnis yang matang dan realistis yakni dengan pemetaan potensi desa, analisis pasar, proyeksi keuangan, dan strategi pemasaran yang jelas.
Proposal tersebut sangat penting agar kopdes memiliki arah yang jelas dan daya tawar kuat saat mengajukan pembiayaan ke lembaga perbankan atau mitra strategis.
Terlebih, kopdes berfungsi sebagai wadah penjualan dan penampungan hasil produk masyarakat desa sekaligus menjadi perpanjangan tangan program unggulan Pemerintah.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyoroti pentingnya solusi untuk meningkatkan permintaan kredit, agar kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) berjalan efektif.
“Sepanjang isu permintaan (kredit) tidak dicarikan solusi, dunia usaha tidak akan ekspansif. Sehingga menggelontorkan likuiditas perbankan tidak akan membantu,” kata Wijayanto, di Jakarta, Senin.
Sebagaimana diketahui, terjadi perlambatan pertumbuhan kredit yang terjadi belakangan ini.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penyaluran kredit nasional tetap tumbuh pada Juli 2025 sebesar 7,03 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp8.043,2 triliun. Namun, pertumbuhan tersebut melambat dari 7,77 persen pada Juni, sekaligus menjadi laju paling rendah sejak Maret 2022.
Perlambatan itu turut mencerminkan pelemahan daya beli masyarakat, serta meningkatnya kehati-hatian perbankan dalam menyalurkan kredit. Di sisi lain, undisbursed loan atau kredit yang belum terealisasi justru naik 9,52 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun lalu sebesar 6,89 persen. 7 ant
Komentar