nusabali

Gubernur: Bali Aman dan Kondusif

Pasca Aksi Demo, Undang Wisatawan Datang Berkunjung

  • www.nusabali.com-gubernur-bali-aman-dan-kondusif

Terkait travel warning dari sejumlah negara, Kadispar Bali I Wayan Sumarajaya melihat sebagai hal yang wajar di tengah situasi maraknya aksi demonstrasi

DENPASAR, NusaBali 
Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan bahwa aksi demonstrasi di Bali telah berakhir. Saat ini situasi Bali telah kembali kondusif, sehingga wisatawan tidak perlu khawatir dengan keamanan saat berkunjung ke Bali. Hal itu disampaikan Gubernur Koster dalam keterangan pers yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, Selasa (2/9).

“Seluruh aktivitas masyarakat Bali sudah normal kembali seperti biasa,” ujarnya.  Aksi demonstrasi yang berakhir ricuh pada Sabtu (30/8) di depan Mapolda Bali dan Gedung DPRD Bali tidak berlanjut. Gubernur Koster mengatakan penyampaian aspirasi masyarakat berhasil dikelola dengan sangat baik secara bersama-sama dengan aparat keamanan, serta dukungan dan peran aktif majelis umat beragama, desa adat, pecalang, dan seluruh komponen masyarakat. Gubernur Koster menegaskan bahwa Bali sudah sangat aman, kondusif, dan damai.

Dengan situasi Bali saat ini Gubernur Koster tak ragu mengundang para wisatawan dari semua negara dan wisatawan domestik untuk berkunjung ke Bali menikmati keindahan alam, keramah tamahan masyarakat, dan keberagaman serta keunikan budaya Bali. 

“Enjoy Bali,” ujar Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. Menyikapi memanasnya suhu politik di Indonesia, Pemerintah Australia sebelumnya mengeluarkan peringatan perjalanan (travel warning) level 2 ke Indonesia. Kekhawatiran terhadap warganya juga disampaikan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS), Prancis, Singapura hingga Kanada. Siaran imbauan itu disampaikan melalui kedutaan masing-masing negara yang ada di Indonesia. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya mengatakan Bali masih aman dan kondusif bagi semua wisatawan  

Gubernur Bali Wayan Koster. -IST 

“Walaupun terjadi penyampaian aspirasi di Polda Bali dan di kawasan civic centre, Denpasar, namun situasi dan kondisi Bali masih aman, nyaman dan kondusif. Aktivitas pariwisata berjalan normal seperti biasa,” ujarnya. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari koordinasi yang baik antara aparat keamanan dengan seluruh stakeholder pariwisata dan masyarakat Bali. Begitu juga dengan hotel, transportasi, hingga atraksi wisata.

Masyarakat Bali juga sangat memahami bahwa kenyamanan dan keamanan Bali sangat penting, sehingga aktivitas-aktivitas penyampaian aspirasi masyarakat kepada pemerintah tidak mengganggu keamanan dan kenyamanan. “Dengan sinergi pemerintah, aparat keamanan, dan stakeholder pariwisata serta masyarakat, Bali menegaskan komitmen sebagai destinasi dunia yang aman, nyaman, dan berkelanjutan,” tandas Sumarajaya.

Disinggung soal munculnya travel warning atau peringatan perjalanan dari pemerintah beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, akibat aksi demonstrasi yang terjadi di Bali maupun Indonesia sepekan terakhir, Pemprov Bali menghargai imbauan tersebut. Sumarajaya melihat itu hal yang wajar di tengah situasi maraknya aksi demonstrasi di sejumlah titik di Indonesia yang perlu diperhatikan para calon wisatawan.

“Kami sangat menghargai jika ada negara yang mengingatkan warganya untuk bepergian jika di suatu negara ada isu keamanan, tapi saya berharap hal itu tidak akan berlangsung lama,” ujarnya. Berdasarkan data BPS Bali setidaknya hingga Juli secara kumulatif sebanyak 3,98 juta wisatawan mancanegara telah berkunjung ke Bali dengan puncaknya pada Juli yang selama sebulan tercatat sebanyak 697,11 ribu kunjungan.

Sebelumnya Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali juga menegaskan bahwa kondisi pariwisata Bali tetap stabil dan aman untuk wisatawan.

Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali yang juga Ketua PHRI Kabupaten Badung, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya menyebutkan travel warning merupakan langkah wajar yang diambil oleh pemerintah negara-negara sahabat. 

Menurutnya, hal itu bukan larangan bepergian atau travel ban, melainkan sekadar imbauan agar warga negara asing lebih berhati-hati. “Terkait dengan situasi dan kondisi di Indonesia saat ini tentu sebagai perwakilan dari negara-negara kan mereka mewakili itu memberitahukan untuk berhati-hati dan itu sangat wajar, apalagi karena banyak ada unjuk rasa. Namun selama tidak mengganggu keamanan wisatawan, hal itu tidak berdampak signifikan terhadap kunjungan ke Bali,” ujarnya saat dihubungi pada, Senin (1/9) pagi.

Seperti diberitakan, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali pada Minggu (31/8) menegaskan menolak segala bentuk demo anarkis di Tanah Gumi Bali. FKUB Bali mengajak masyarakat Bali tetap tenang, waspada, dan menjaga keamanan, ketenteraman, serta kondusifitas, dengan peran aktif tokoh agama, tokoh adat, organisasi kemasyarakatan, dan pecalang di wilayah masing-masing.

Sementara pada Senin (1/9) belasan ribu pacalang Bali berkumpul di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar juga menyatakan tegas menolak segala bentuk aksi demonstrasi yang berpotensi anarkis di wilayah Bali. Pacalang Bali siap menjaga keamanan di wilayah desa adat masing-masing. 7 adi

Komentar