nusabali

Demo Ricuh, Polda Bali Amankan 22 Orang

  • www.nusabali.com-demo-ricuh-polda-bali-amankan-22-orang

Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengambil langkah tegas menghadapi aksi anarkis yang terjadi di sejumlah daerah.

DENPASAR, NusaBali
Kepolisian Daerah Bali menangkap 22 orang peserta aksi demonstrasi di Denpasar, Sabtu (30/8). 

“Sementara yang diamankan 22 orang, yakni empat orang Bali, sisanya dari luar,” kata Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Polisi Ariasandy.

Dirinya tidak menjelaskan secara rinci terkait status dan alasan mereka ditangkap. Puluhan orang tersebut masih diamankan di Mapolda Bali.

Kombes Ariasandy mengatakan akibat perbuatan demonstran beberapa kaca jendela pecah di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus. Papan nama Distreskrimsus Polda Bali juga dicoret-coret oleh pendemo.

Dalam pantauan Antara di lapangan, ada beberapa orang yang dibawa oleh anggota polisi berpakaian biasa dari arah Kantor OJK Bali di Jalan Pattimura menuju ke dalam Mapolda Bali di Jalan WR Supratman No 7.

Enam orang yang sempat terekam kamera di lokasi, diapit oleh dua orang petugas, lalu dimasukkan ke dalam Mapolda Bali untuk diperiksa.

Sebelumnya, massa yang tergabung dalam ‘Aliansi Bali Tidak Diam’ berkumpul di depan Mapolda Bali.
Aksi demonstrasi yang sebelumnya aman, menjadi ricuh setelah massa aksi membacakan tuntutannya. Setelah mobil sound system meninggalkan lokasi, massa aksi tak terkendali hingga terjadilah bentrokan antara polisi dan demonstran.

Massa kemudian pindah ke Kantor DPRD Bali di Jalan Kusuma Atmaja, Niti Mandala, Denpasar untuk melanjutkan aksi.

Awalnya, para demonstran ini mulai bergerak dari halaman parkir GOR Lila Bhuana Denpasar pada pukul 11.33 Wita. Massa bergerak dipimpin koordinator aksi yang berada di atas sebuah mobil pick up warna hitam. Mereka keluar dari titik kumpul tersebut melewati Jalan Melati – Jalan Pattimura – Jalan WR Supratman dan berhenti di depan gerbang selatan Mapolda Bali Jalan WR Supratman No 7. Para demostran mulai menyuarakan tuntutan dengan satu per satu naik ke atas pick up tersebut. Di depan mereka para personel kepolisian serta pecalang berjejer menjaga aksi. Para demonstran meminta kepolisian bertanggungjawab atas kematian Affan Kurniawan saat berlangsungnya demonstrasi di Jakarta pada Kamis (28/8) malam. Selain itu kritikan juga disampaikan terkait kinerja kepolisian yang dianggap kerap merugikan masyarakat dan banyaknya kasus yang tidak tuntas diselidiki. Mereka juga memberikan ultimatum apabila kepolisian dan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tidak memenuhi segala tuntutannya dan tidak memberikan hukuman setimpal kepada pelaku yang mengakibatkan Affan meninggal, maka demonstrasi akan terus berlanjut. 

Koordinator ‘Aliansi Bali Tidak Diam’ yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan demonstrasi ini berisi 33 tuntutan, beberapa di antaranya membubarkan DPR RI, menuntut reformasi total Polri, memakzulkan Prabowo–Gibran, serta pemberhentian anggaran tunjangan dan redistribusi kekayaan Polri dan DPR kepada rakyat yang membutuhkan.

Dia menegaskan, bila tuntutan di atas tidak terpenuhi maka aksi akan terus berlanjut hingga semua tuntutan terkabulkan. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan aksi akan dilakukan di lokasi lain sesuai dengan isi tuntutan. 

Polisi berjaga di depan DPRD Bali di Jalan Kusuma Atmaja, Niti Mandala, Denpasar, Sabtu (30/8). -ADI PUTRA 

“Intinya kami bersama rakyat, masyarakat Bali untuk mengawal isu-isu dan keresahan-keresahan dari masyarakat Bali itu sendiri. Kita atas nama Aliansi Bali Tidak Diam,” ucapnya. 

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Ariasandy ditemui di sela aksi, mengatakan personel yang disiagakan untuk aksi kali ini sebanyak 645 orang gabungan dari personel Polda Bali dan Polresta Denpasar. Dia menyampaikan tidak ada larangan untuk aksi ini selama dilakukan dengan tertib. 

“Saya rasa kita semua punya harapan dan kepentingan yang sama. Menjaga Bali ini tetap kondusif,” kata Kombes Ariasandy. 

Terkait dengan isi tuntutan dari para demonstran khususnya tuntutan menurunkan Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari jabatannya, menurutnya itu merupakan hak dari para demonstran dalam menyampaikan isi tuntutannya. Dan semua tuntutan tersebut sama, baik di Jakarta maupun di daerah-daerah lain. 

Namun, aksi mulai memanas sekitar pukul 15.32 Wita. Para demonstran mulai memaksa memasuki halaman Polda Bali. Botol-botol minuman hingga batu dilemparkan ke aparat. Situasi yang berakhir ricuh itu membuat pihak kepolisian mengeluarkan empat unit mobil water canon dan satu unit mobil taktis (rantis). Selain itu, aparat juga menggunakan seragam lengkap beserta pentungan, tameng, dan senjata gas air mata. Massa yang terlibat ricuh didorong mundur aparat. Sebagian massa melarikan diri menuju Jalan Kamboja. Dan sebagian lagi lari menuju Jalan Pattimura. Kericuhan berakhir hingga sekitar pukul 17.00 Wita. 

Demontrasi ini mengakibatkan gedung Ditreskrimsus Polda Bali berantakan. Kaca depan gedung tersebut pecah akibat lemparan batu dari massa. Sementara itu, sekitar belasan demonstran ditangkap atas dugaan dalang dari kericuhan. 

Hingga berita ini diturunkan, pihak Polda Bali belum mengeluarkan pernyataan atas kericuhan tersebut. 

Ketegangan kembali pecah di kawasan Niti Mandala, Denpasar pada Sabtu (30/8) sore, ketika massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat di depan Gedung DPRD Bali di Jalan Kusuma Atmaja. Sejumlah fasilitas milik kepolisian menjadi sasaran amuk, mulai dari tameng, rompi, hingga kendaraan dinas dirusak dan dibakar.

Kericuhan berawal setelah kepolisian berhasil membubarkan demonstrasi di depan Mapolda Bali. Namun, konsentrasi massa justru bergeser ke DPRD Bali dan situasi di lokasi berubah semakin panas. Dari pantauan, massa melempari aparat dengan botol, batu, hingga petasan. Gas air mata yang ditembakkan polisi juga sempat dibalas dengan lemparan ke arah kendaraan dinas.

Dua mobil polisi yang berada di sekitar perempatan Jalan Raya Puputan – Jalan Kusuma Atmaja – Jalan Tukad Unda, sempat terjebak di tengah kerumunan. Massa melakukan vandalisme dengan menuliskan simbol ‘1312’ pada badan mobil, memecahkan kaca, bahkan berusaha membakar bagian depan kendaraan tersebut. Api sempat menyala, namun dapat dipadamkan sebelum meluas.

Tidak hanya kendaraan, beberapa tameng plastik milik polisi dibakar, sementara rompi pengamanan dijarah dan ikut dimusnahkan. Situasi di sekitar gedung DPRD Bali tampak semakin tidak terkendali, meski aparat kepolisian dibantu pecalang dan sejumlah tentara berupaya melakukan pengamanan.

Salah seorang mahasiswa yang sempat ditemui menyebutkan bahwa konsentrasi massa di kawasan Niti Mandala tersebut sudah di luar rencana awal. Menurutnya, aksi mahasiswa sebenarnya sudah berakhir sejak siang hari setelah konsolidasi di GOR. “Kita tadi sudah bubar, memang tidak ada rencana lanjut. Jadi yang sekarang ini di luar skenario dan di luar pengetahuan LBH,” ucapnya.

Pernyataan itu sejalan dengan keterangan Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Bali Ketut Nayaka. Saat dikonfirmasi, Sabtu malam kemarin, mengenai apakah ada surat masuk dari demonstran atau mahasiswa tentang pemberitahuan yang menyatakan aksi damai bakal berlangsung di DPRD Bali, dia menegaskan bahwa tidak ada. “Tidak ada,” katanya. 

Hingga malam hari, demonstrasi masih berlangsung dengan suasana lebih ricuh dari sebelumnya, water canon ditembakan dibalas petasan oleh demontran. Polisi yang bertugas juga tampak terus memberikan imbauan agar massa membubarkan diri karena dirasa aksi ini sudah berubah menjadi aksi tidak damai. 

Kapolda Bali Irjen Pol Daniel Adityajaya turun langsung memberikan arahkan kepada ratusan anak buahnya yang disiagakan menghadapi demonstrasi tersebut. Tidak banyak yang disampaikan sebagai penekanannya terhadap personelnya itu. Kapolda hanya meminta lakukan tugas dengan profesional.  

“Saya berpesan pada saat pelaksanaan tugas pedomani SOP yang berlaku, pedomani aturan yang sudah kita ketahui. Utamakan tindakan persuasif di awal serta secara berjenjang. Apabila skala situasi meningkat, semua personel harus sudah siap,” ujar Irjen Pol Daniel.

Kepala Satpol PP Bali I Dewa Nyoman Rai Dharmadi mengatakan personel Satpol PP bersama TNI berjaga di Kantor DPRD Bali buntut massa aksi yang tiba-tiba berpindah lokasi tanpa informasi.

“Di DPRD kami bersama 20 personel TNI ditambah 10 personel Satpol PP, karena yang lainnya dipecah ke Kantor Gubernur Bali dan Rumah Jabatan Jayasabha. Di Kantor Gubernur Bali, Danrem menyiapkan tambahan 30 personel,” kata Kepala Satpol PP Bali I Dewa Nyoman Rai Dharmadi.

Selain Mapolda Bali, pengamanan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung juga diperketat. Polres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai juga melaksanakan apel siaga kemarin pagi dipimpin Kapolres Kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai Kombes Pol I Komang Budiartha. Siaga ini dalam rangka menyikapi dinamika perkembangan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di seluruh wilayah Indonesia belakangan ini. 

Dalam arahannya, Kapolres menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan kewaspadaan seluruh anggota dalam menghadapi berbagai potensi kerawanan yang dapat mengganggu stabilitas keamanan, baik di wilayah Bandara I Gusti Ngurah Rai maupun secara nasional.

Kombes Budiartha juga mengingatkan agar seluruh anggota senantiasa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan pendekatan yang humanis, profesional, dan cepat tanggap. Hal ini dinilai penting untuk membangun kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

Sementara Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi ada masyarakat yang menyampaikan aspirasinya di Bali. Menurutnya, itu merupakan hak dari masyarakat. Namun, Gubernur Koster berharap agar aspirasi itu disampaikan dengan tertib dan jangan anarkis. Tetap memperhatikan Bali ini tetap kondusif, nyaman, aman, dan damai. 

“Sebagai pintu gerbang Indonesia di mata dunia kita butuh Bali kondusif, sehingga pariwisata tetap berjalan dengan baik dan ekonomi Bali tetap tumbuh,” harap Gubernur Koster saat ditanya wartawan usai memimpin apel kesiapan Satgas Patroli Imigrasi di Makodam IX/Udayana, Sabtu kemarin pagi. 

Politisi PDI Perjuangan ini berharap pihak kepolisian bisa mengelola situasi ini dengan baik. Jangan sampai masyarakat yang menyampaikan aspirasi malah menimbulkan persoalan ketegangan baru. 

“Diterima dengan baik, didengarkan, dan dibahas, sehingga semua mendapat tempat dan ruang untuk membangun Bali secara bersama-sama ke depan,” tandas Gubernur Koster. 

Presiden Prabowo Subianto memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengambil langkah tegas menghadapi aksi anarkis yang terjadi di sejumlah daerah.

“Arahan Presiden jelas, khusus untuk tindakan-tindakan anarkis, TNI dan Polri diminta mengambil langkah tegas sesuai dengan undang-undang,” kata Kapolri didampingi Panglima di Kopi Koneng, Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, setelah keluar dari kediaman Presiden Prabowo, Sabtu kemarin.

Menurut Kapolri, dalam dua hari terakhir kecenderungan aksi unjuk rasa di beberapa wilayah berubah menjadi kerusuhan dengan pembakaran gedung, fasilitas umum, hingga penyerangan markas.

“Situasi seperti itu tidak lagi masuk kategori penyampaian aspirasi, melainkan perbuatan pidana,” ujarnya.

Kapolri menegaskan, TNI-Polri akan segera turun mengambil langkah di lapangan untuk mengembalikan rasa aman publik.

“Informasi yang kami terima, masyarakat sudah mulai gelisah dan taku

Komentar