nusabali

Perayaan HUT Ke–80 Republik Indonesia di KBRI Budapest

Dosen Politeknik Negeri Bali Jadi Pembentang Bendera

  • www.nusabali.com-perayaan-hut-ke-80-republik-indonesia-di-kbri-budapest

MANGUPURA, NusaBali - Momen peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi seorang dosen Politeknik Negeri Bali (PNB) I Wayan Eka Dian Rahmanu.

Saat upacara kemerdekaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Budapest, Hongaria, Minggu (17/8) pagi waktu setempat, Rahmanu didapuk sebagai petugas pembentang Bendera Merah Putih. 

Rahmanu yang kini menempuh pendidikan doktoral tahun ketiga di University of Szeged, Hungary itu awalnya mendaftarkan diri sebagai panitia peringatan HUT ke-80 RI yang dibentuk KBRI bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Budapest. Di saat yang sama pula, dibuka kesempatan untuk menjadi petugas pengibar bendera.

“Saya langsung mengajukan diri untuk bisa ikut berpartisipasi sebagai petugas pengibar Bendera Merah Putih,” ucapnya dikonfirmasi pada Senin (18/8) pagi.

Rahmanu menceritakan, selama proses seleksi ada tujuh orang pendaftar, namun hanya enam orang yang akhirnya terpilih untuk bertugas di upacara kenegaraan tersebut. Menjadi petugas pengibar di luar negeri dikatakannya sebagai pengalaman yang langka. Meski demikian, Rahmanu merasa percaya diri karena menjadi seorang petugas pengibar bendera sudah dia lakoni sejak duduk di sekolah dasar di SD Negeri 10 Peguyangan Denpasar. Tak hanya sampai di situ, amanah itu pun berlanjut di SMP Negeri 10 Denpasar hingga duduk di bangku SMA Negeri 7 Denpasar. 

“Pengalaman baris berbaris saya tekuni lebih dalam pada saat SMP dan SMA,” bebernya.

Rasa haru dan bangga bercampur jadi satu ketika dia berhasil terpilih bisa mengibarkan Bendesa Merah Putih di Eropa. Menurut Rahmanu, pengalaman itu sangat jarang bisa didapat oleh setiap orang, sehingga dia ingin bertugas semaksimal mungkin. 

Rahmanu juga menyampaikan, upacara di lokasi berlangsung khidmat dan sakral di halaman KBRI Budapest. Acara itu dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Hongaria Penny Dewi Herasati, serta para diaspora Indonesia, pelajar, pekerja migran, hingga keluarga Indonesia dan warga Hongaria.

Namun, perjalanan Rahmanu menuju momen tersebut diakui tidaklah mudah. Selama masa latihan yang berlangsung selama tiga minggu penuh sejak akhir Juli hingga 15 Agustus, kabar duka menghampirinya.
“Tantangan psikologis yaitu ketika proses latihan berlangsung, saya mendapatkn kabar bahwa mertua laki-laki meninggal dunia pada 12 Agustus. Oleh karena itu, saya juga dedikasikan keterlibatan saya dalam kegiatan ini untuk mendiang almarhum,” ujarnya.

Terlepas dari tantangan itu, bagi Rahmanu, kemerdekaan memiliki makna yang sangat mendalam. Termasuk bebas memberikan dan menerima ide namun tidak melanggar norma maupun aturan yang sudah ditetapkan. Dia juga menegaskan bahwa pengalaman ini akan menjadi bagian penting dalam perjalanan hidupnya karena turut menumbuhkan jiwa patriotisme dan kebangsaan. Memasuki usia 80 tahun kemerdekaan, Rahmanu berharap Indonesia semakin solid dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa. Dia turut berpesan kepada warga Indonesia di perantauan agar tetap menjaga jati diri bangsa.

“Semua elemen termasuk masyarakat dan pemerintahan harus bersinergi agar tercapai cita-cita Indonesia Emas 2045. Kita juga harus menjaga nama baik, harkat, dan martabat bangsa Indonesia, menjunjung tinggi kesantunan dan menghormati perbedaan di luar negeri,” tandasnya. 7 ol3

Komentar