Ni Kadek Septianingsih, Tim Orkestra Gita Bahana Nusantara (GBN) 2025 yang Tampil di Istana Negara Saat HUT ke-80 RI
Anak Penjual Nasi Goreng yang Piawai Memainkan Alat Musik Biola
Keikutsertaan di GBN tak hanya mengasah kemampuan musik, tapi juga memperluas wawasan dan mempertemukannya dengan pelatih hebat dan rekan se- Indonesia
MANGUPURA, NusaBali
Berhasil menjadi bagian dari tim orkestra Gita Bahana Nusantara (GBN) 2025, mungkin menjadi kesempatan yang tak disangka-sangka oleh seorang anak penjual nasi goreng, Ni Kadek Septianingsih,22. Bukan sebagai tamu biasa, Septianingsih menginjakkan kaki di Istana Negara untuk unjuk kemampuan bermain biola saat upacara kenegaraan HUT ke-80 Kemerdekaan RI, Minggu (17/8).
Bergabung menjadi bagian dari Gita Bahana Nusantara merupakan impiannya sejak kecil. Seiring dengan itu, kecintaannya pada permainan biola mulai tumbuh, meski baru sejak SMA dia menekuni musik ini dan kini memperdalamnya lewat studi jurusan musik di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali. “Dulu waktu kecil suka lihat orkestra di TV dan mulai bermimpi suatu saat bisa main musik juga di Istana Negara. Saya sangat terharu, salah satu impian saya bisa terwujud tahun ini,” ujarnya saat diwawancara NusaBali via telepon, Selasa (19/8).
Mahasiswi semester VII itu mengaku baru mencoba ikut seleksi tahun ini, setelah merasa siap secara materi maupun mental. Meski sebetulnya sempat terbersit keraguan apakah dirinya akan lolos. Mengingat secara kemampuan, semua peserta tampil secara all out saat seleksi. “Awalnya saya ragu dan cukup takut juga, karena memang audisinya sangat ketat. Saingannya juga dari seluruh Indonesia, dan sudah jago-jago dalam bermain biola. Di pikiran saya, yang penting coba dulu. Akhirnya lolos sampai Istana, sebenarnya nggak nyangka,” terang mahasiswa asal Singaraja yang kini menetap di Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung ini. Septianingsih menuturkan untuk bisa tembus menjadi bagian dari Gita Bahana Nusantara, dia harus melalui dua tahap seleksi ketat. Seleksi tahap pertama dilakukan secara online, di mana para peserta diminta mengirimkan video penampilan musik mereka,
Dalam audisi ini, peserta diminta memainkan repertoar pilihan seperti concerto atau sonata, juga tes sight reading dan penguasaan tangga nada mayor dan minor. “Dari 292 peserta se-Indonesia yang mengikuti tahap awal, hanya 124 yang lolos ke tahap kedua,” ungkap mahasiswi kelahiran tahun 2002 ini. Sedangkan seleksi tahap kedua dilakukan secara langsung dengan dua pilihan tes di Jakarta atau Jogjakarta. Dia pun memilih audisi di Jakarta pada tanggal 3 Juli 2025. Pelaksanaan seleksi menggabungkan peserta dalam satu ruangan dan dinilai langsung oleh juri dari Gita Bahana Nusantara. Dari Bali, terpilih sebanyak dua orang, yakni Septianingsih dan satu temannya yang bermain musik drum. “Dari 124 peserta yang lolos seleksi pertama, disaring menjadi 70 peserta. Sebenarnya saat seleksi pertama itu, kami dari Bali ada tiga orang yang lolos. Tapi satu orang tidak lolos saat seleksi kedua,” beber Septianingsih.
Setelah dinyatakan lolos, Septianingsih mengikuti pelatihan online pada 22–27 Juli 2025, kemudian terbang ke Jakarta pada 1 Agustus untuk latihan intensif hingga hari pelaksanaan upacara. Latihan dilakukan setiap hari dari pagi hingga malam. “Sebelum tampil dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, kami tim orkestra juga sempat mengiringi Konser Kemerdekaan di Kota Tua Jakarta pada 9 Agustus 2025 lalu,” kata anak kedua dari empat bersaudara ini.
Bagi Septianingsih, ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Banyak ilmu yang dia dapatkan selama berproses di sana. Keikutsertaan dalam Gita Bahana Nusantara tidak hanya mengasah kemampuan musiknya, tapi juga memperluas wawasan dan mempertemukannya dengan pelatih-pelatih hebat, serta rekan-rekan dari seluruh Indonesia. “Saya belajar banyak hal baru di sini. Ini akan menjadi awal dari perjalanan saya, dan saya nggak boleh berpuas diri. Saya harus terus belajar. Ingin main biolanya makin luas lagi, bisa pergi ke berbagai daerah,” ucapnya.
Terpenting lagi, bagi Septianingsih dukungan keluarga sangatlah penting. Meski lahir di keluarga sederhana, dia merasa bersyukur atas dukungan orang tuanya, yang mendukung keputusannya kuliah di jurusan musik. “Orang tua sangat mendukung. Dari awal saya ikut audisi mereka selalu menyemangati, didukung. Sampai saya berangkat ke Jakarta juga selalu mendukung saya. Orangtua sangat bangga,” kata buah hati dari pasangan Ketut Sandiarda dan Ni Wayan Karini ini. 7 ind
Komentar