nusabali

Pengecer Beras Kena Teguran Keras, Timbangan Beras Kemasan Kurang

  • www.nusabali.com-pengecer-beras-kena-teguran-keras-timbangan-beras-kemasan-kurang

Temuan beras eceran yang tidak sesuai timbangan kali kedua setelah pertama ditemukan Polres Buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Buleleng memberikan teguran keras untuk salah satu pengecer beras di Buleleng. Teguran dan pembinaan diberikan saat DKPP melakukan inspeksi mendadak (sidak) dan menemukan kemasan kurang dari semestinya, Jumat (1/8).

Dalam sidak tersebut, DKPP menemukan beras kemasan ulang 5 kilogram tidak sesuai dengan timbangan. Kemasan saat ditimbang kurang 50-70 gram. DKPP pun langsung menginstruksikan pengusaha untuk membongkar kemasan dan mengisi tambahan agar sesuai dengan label di kemasan.

“Kami temukan dua kemasan yang kurang timbangannya, yang lainnya sudah sesuai berat di kemasan. Alasan pengusaha tidak sengaja karena pengepakan ulang beras dilakukan oleh banyak karyawan. Atas temuan itu kami langsung berikan peringatan dan bongkar ulang kemasan,” ucap Kepala DKPP Buleleng, I Gede Putra Aryana.

Temuan beras eceran yang tidak sesuai timbangan kali kedua setelah pertama ditemukan Polres Buleleng. Putra Aryana pun mengaku Satgas Pangan secara rutin melakukan sidak setiap pekannya, dengan sasaran berbeda-beda. Pengusaha yang ditemukan melakukan dugaan pelanggaran akan langsung diberikan pembinaan.

“Kalau sudah sekali dibina, kemudian kedepannya kami temukan lagi melakukan hal sama langsung akan dikenakan sanksi. Terberat, bisa dengan pencabutan izin usaha. Terlepas dari alasan ketidak sengajaan, tetapi itu tetap merugikan konsumen,” imbuh pejabat asal Desa Bengkel, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini.

Sementara itu, DKPP juga melakukan pengecekan ke Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Buleleng. Ketersedian beras SPHP sedang dihentikan distribusinya sementara karena tidak layak edar. Putra Aryana menyebut Bulog sedang melakukan pemulihan kualitas beras dengan metode fumigasi selama 14 hari.

“Kami stop dulu, Bulog juga tidak berani keluarkan beras yang tidak layak disebar, agar konsumen dan masyarakat tetap bisa mendapatkan beras yang layak konsumsi,” papar Putra Aryana.7 k23

Komentar