Ogoh-Ogoh Mini di Lampung Gaungkan Semangat Atma Kerthi dan Budaya Bali
LAMPUNG TENGAH, NusaBali.com – Karang Taruna Tunas Remaja Rama Gunawan, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, kembali menggelar Lomba Ogoh-Ogoh Mini untuk keempat kalinya. Ajang bertajuk Ogoh-Ogoh Mini #4 ini berlangsung pada Sabtu, 1 Juni 2025, di halaman belakang Koperasi Tri Dharma Artha, Desa Rukti Harjo, Seputih Raman, Lampung Tengah.
Mengusung tema “Candhika Jiwa Puitika Atma Kerthi”, lomba ini menjadi wujud semangat generasi muda Lampung dalam merawat budaya Bali, sembari mengekspresikan keberanian dan nilai penyucian diri melalui seni. Tak kurang dari 47 peserta dari berbagai komunitas seni, Sekaa Teruna Teruni (STT), dan masyarakat umum dari seluruh Provinsi Lampung turut ambil bagian.
Ketua pelaksana, I Putu Yoga Wijaya (18), mengatakan lomba ini bermula dari aspirasi para seniman muda di Lampung yang gemar membuat ogoh-ogoh mini. Karang Taruna lalu memfasilitasi ide ini menjadi ajang tahunan sejak pertama digelar pada 2022.
“Lomba ini bukan hanya soal kompetisi, tapi juga tentang pelestarian seni rupa, khususnya ogoh-ogoh mini, serta upaya membangun kesadaran budaya di tengah era modern,” ujar Putu Yoga.
Menurutnya, penyelenggaraan di halaman koperasi dipilih karena luas dan mampu menampung peserta yang terus meningkat tiap tahunnya. Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjadikan lomba ini sebagai ruang edukasi budaya yang relevan dengan perayaan Hari Lahir Pancasila dan Bulan Bung Karno di bulan Juni.

Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Lampung Tengah, I Komang Koheri, S.E., yang turut hadir bersama para tokoh masyarakat dan warga sekitar. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan terhadap pelestarian budaya Bali di tanah rantau.
Lomba tahun ini menampilkan kualitas karya yang meningkat signifikan. Mulai dari sisi teknis pengerjaan, kreativitas bentuk, narasi simbolik, hingga penggunaan material ramah lingkungan. Banyak peserta menonjolkan filosofi mendalam di balik ogoh-ogoh yang dibuat, serta memanfaatkan bahan daur ulang sebagai upaya mendukung kelestarian alam.
Tiga juri yang terlibat dalam penilaian karya yakni I Made Andi Saputra, S.Sn, PG Wisnu Wijaya, S.Sn., M.Sn, dan Luh Wayan Ratmaya, S.Pd. Mereka menilai karya berdasarkan kesesuaian cerita, komposisi visual, teknik konstruksi, serta inovasi yang dibawa peserta.

Panitia juga merancang sistem penilaian yang mencakup tiga aspek utama yakni Kesesuaian tema dan alur cerita; komposisi karya, termasuk tata letak, warna, dan kerapian. Selain itu juga menilai kreativitas dan inovasi dalam bentuk serta teknik.
Putu Yoga menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi wadah berkelanjutan bagi generasi muda dalam mengekspresikan budaya Bali secara kreatif. “Kami juga ingin ajang ini menjadi ruang untuk memperkuat spiritualitas dan menginspirasi masyarakat agar tak melupakan akar budaya di tengah tantangan zaman,” ungkapnya.
Meski isu Covid-19 sempat mencuat kembali di media sosial, panitia memastikan seluruh rangkaian lomba dijalankan dengan memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan, serta menjaga agar kerumunan tidak berlebihan.
Ke depan, Karang Taruna Tunas Remaja berencana menambah kategori penghargaan khusus, seperti penggunaan bahan ramah lingkungan terbaik atau narasi paling inspiratif. Evaluasi juga mencakup pentingnya pemberian tema lebih awal agar peserta memiliki waktu cukup untuk riset dan eksplorasi ide.
Lomba Ogoh-Ogoh Mini #4 tak hanya menjadi ajang kompetisi seni, namun juga simbol integrasi budaya Bali di luar daerah, serta ruang bertumbuhnya kreativitas dan semangat kolaboratif lintas komunitas. *m03
Komentar