nusabali

120 Ogoh-Ogoh Mini Ramaikan Festival Aliansi Pemuda Hindu Lombok

  • www.nusabali.com-120-ogoh-ogoh-mini-ramaikan-festival-aliansi-pemuda-hindu-lombok

MATARAM, NusaBali.com – Sebanyak 120 ogoh-ogoh mini meramaikan Festival Seni dan Budaya yang digelar Aliansi Pemuda Hindu Lombok di Taman Cakranegara, Kota Mataram, pada Minggu, 8 Juni 2025. Kegiatan ini dirangkaikan dengan lomba tapel ogoh-ogoh, donor darah, bazar UMKM, penampilan band akustik, dan podcast kebudayaan.

Festival yang berlangsung sejak pukul 08.00 WITA hingga malam hari ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila. Acara dibuka langsung oleh Ketua Umum Aliansi Pemuda Hindu Lombok, I Nyoman Loji Sagita, dan disambut antusias oleh ribuan pengunjung yang memadati taman kota.

“Kegiatan ini merupakan penyelenggaraan yang ketiga kalinya di tahun 2025. Jumlah peserta tahun ini sangat menggembirakan—terutama untuk lomba ogoh-ogoh mini yang diikuti oleh 120 kelompok, menjadikannya yang terbanyak sepanjang pelaksanaan kegiatan,” ujar Nyoman Loji Sagita.

Menurutnya, festival ini menjadi ruang penting bagi generasi muda Hindu di Lombok untuk berekspresi dan berkarya lewat seni dan budaya. Ia juga menegaskan komitmen aliansi untuk terus mendorong penguatan UMKM serta pembinaan kreativitas generasi muda Hindu melalui kegiatan positif dan kolaboratif.

“Ini adalah bentuk kontribusi nyata kami dalam membina generasi muda, memperkuat seni budaya Hindu, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pelibatan 20 UMKM yang turut serta dalam festival ini,” tambahnya.

Ketua Panitia, Made Krisna Yuda Prasetya, menuturkan bahwa kegiatan ini juga diisi dengan aksi sosial berupa donor darah yang diikuti oleh ratusan peserta. “Selain seni dan UMKM, kami ingin menunjukkan kepedulian sosial lewat kegiatan donor darah. Masyarakat sangat antusias, suasana festival benar-benar semarak,” ujarnya.

Festival ini semakin meriah dengan kehadiran seniman kembar asal Karangasem, Bali—Wiriantika dan Wiriantaka, yang akrab dijuluki Ante Wi. Keduanya tampil sebagai bintang tamu sekaligus inspirasi bagi peserta lomba.

Penilaian lomba ogoh-ogoh dan tapel dipercayakan kepada tiga juri dari Bali, yakni Keju Juwhat, Kak Sobrig, dan Dwiaga Yogiswara. Mereka menilai karya peserta berdasarkan unsur kreativitas, teknik, serta muatan nilai-nilai budaya.

“Harapan kami, dari festival ini bisa lahir seniman-seniman muda di bidang ogoh-ogoh, yang tetap melestarikan budaya Bali meskipun berada di luar Bali. Di tengah tekanan ekonomi dan perubahan zaman, kegiatan seperti ini penting untuk menjaga semangat berkarya dan berbudaya,” pungkas Nyoman Loji Sagita.

Ia juga berharap kegiatan ini mampu menumbuhkan semangat toleransi antarumat beragama di Lombok, serta menjadi ruang berkelanjutan bagi regenerasi seniman Hindu muda ke depan. *m03

Komentar