Disnaker Bali Data 100 Orang Kena PHK
Dampak Efisiensi Terhadap Pekerja Sektor Pariwisata
Sekitar 100 pegawai yang melapor ke Disnaker Bali hanya mereka yang bekerja di Kabupaten Badung. Ditengarai masih ada naker di kabupaten lain yang juga terdampak efisiensi.
DENPASAR, NusaBali
Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) dan Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bali mendata hingga hari ini sekitar 100 orang pekerja sektor pariwisata di Pulau Dewata terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Kepala Disnaker ESDM Bali Ida Bagus Setiawan di Denpasar, Selasa (10/6), mengatakan PHK ini ada kaitannya dengan efisiensi yang diterapkan pemerintah, hubungannya dengan pemanfaatan akomodasi pariwisata bagi agenda pemerintahan.
“Memang ada kebijakan dari Mendagri bahwa daerah sudah boleh mengadakan rapat di hotel, tapi kan kembali lagi apakah hal tersebut dianggarkan karena anggaran kan tidak bisa seketika ada,” kata Ida Bagus Setiawan.
Sejauh ini sekitar 100 pegawai yang melapor ke Disnaker Bali hanya mereka yang bekerja di hotel dan restoran di wilayah Kabupaten Badung.
Ida Bagus Setiawan menduga masih ada tenaga kerja (naker) di kabupaten lain yang juga terdampak efisiensi. Karenanya, saat ini dia mendorong kabupaten/kota melakukan inventarisasi dan sesuaikan dengan data BPJS Ketenagakerjaan.
“Di Bali ketika ada PHK satu saja itu masalah karena pariwisata sedang menggeliat naik okupansi juga cukup tinggi, kalau sampai ada PHK menjadi sebuah anomali, tetapi yang tercatat memang baru di 100 sekian,” ujarnya.
Tak hanya efisiensi dalam negeri, dia melihat kondisi ekonomi global juga berpengaruh ke tenaga kerja pariwisata. Atas kejadian ini yang harus dipikirkan adalah kebutuhan akan pekerjaan untuk bisa bertahan hidup.
Oleh karena itu, menurut Ida Bagus Setiawan, masalah ini tidak bisa diselesaikan satu pintu melainkan mulai melihat potensi-potensi lain pendukung pariwisata.
“Kalau di Bali kan memang program-program seperti padat karya minim karena kita sektor pariwisata, tetapi pemerintah mencoba dari berbagai aspek seperti sektor pertanian kemudian di sektor energi itu kita coba seberapa optimal,” kata dia.
Kondisi PHK terhadap pekerja pariwisata saat ini tidak disandingkan dengan situasi Covid-19, sebab menurut Ida Bagus Setiawan kondisi ini berbeda.
PHK saat ini adalah imbas dari krisis ekonomi, sehingga dia melihat ada peluang lain yang terbuka lapangan kerjanya, berbeda dengan kondisi saat pandemi Covid-19.
“Namun masyarakat kita lebih memilih di perhotelan. Padahal dukungan lainnya masih banyak yang bisa membuka peluang kerja,” tandasnya. 7 ant
Komentar