nusabali

Boat Angkut 89 Orang Penumpang Terbalik

Di Pelabuhan Tanjung Sanghyang, Lembongan, Seluruh Penumpang Selamat

  • www.nusabali.com-boat-angkut-89-orang-penumpang-terbalik

Saat kapal mundur dari posisi lepas jangkar, tiba-tiba ombak besar menghantam kapal, sehingga kapal miring ke kiri dan kehilangan keseimbangan lalu terbalik

SEMARAPURA, NusaBali
Musibah laut kembali menimpa sebuah kapal cepat (fast boat) saat hendak berlayar dari Pelabuhan Tanjung Sanghyang, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung menuju Pelabuhan Sanur, Denpasar. Boat terbalik setelah dihantam ombak saat hendak mundur dari posisi lepas jangkar, Rabu (4/6) sore. Sebanyak 89 penumpang termasuk awak kapal seluruhnya berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat. 

Informasi yang dihimpun NusaBali, peristiwa ini terjadi, Rabu sore sekitar pukul 16.30 Wita. Peristiwa yang membuat para penumpang panik ini terjadi sesaat setelah kapal lepas jangkar dan melaju mundur. Gelombang besar diduga menghantam kapal sehingga terbalik, penumpang pun tercebur ke laut dan menyebabkan kepanikan. 

Kasi Humas Polres Klungkung AKP Agus Widiono saat dikonfirmasi mengatakan insiden berawal saat boat tiba di Pelabuhan Tanjung Sanghyang dari Pelabuhan Sanur Denpasar pada pukul 16.00 Wita untuk menurunkan penumpang. Selanjutnya kapal menaikkan penumpang untuk keberangkatan Kembali ke Pelabuhan Sanur, Denpasar. Setelah seluruh penumpang naik, kapal kemudian bersiap berlayar menuju ke Pelabuhan Sanur.

Namun, saat kapal mundur dari posisi lepas jangkar, tiba-tiba ombak besar datang dari belakang dan menghantam kapal, sehingga kapal miring ke kiri dan kehilangan keseimbangan. "Kapal terbalik di perairan dekat bibir pantai," ujar AKP Agus Widiono. Melihat kejadian tersebut, warga sekitar yang berada di pelabuhan langsung bergerak cepat membantu mengevakuasi para penumpang. Proses evakuasi berlangsung hingga pukul 18.30 Wita. Sebanyak 89 penumpang, terdiri dari 77 warga negara asing (WNA) dan 12 warga negara Indonesia (WNI), seluruhnya selamat. “Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” ungkap AKP Agus Widiono.

Menurut keterangan dari Syahbandar setempat kepada pihak kepolisian, kapasitas tempat duduk kapal cepat ini adalah 125 kursi. Saat kejadian, kapal tersebut diawaki 1 kapten dan 4 anak buah kapal (ABK). Hingga semalam, dua orang WNA telah diberangkatkan menuju Pelabuhan Sanur Denpasar, sementara sisanya masih bertahan di Nusa Lembongan. “Evakuasi terhadap badan kapal masih terus dilakukan. Pihak operator kapal telah melibatkan penyelam untuk memastikan tidak ada korban yang terjebak di dalam badan kapal maupun di dasar laut,” ujar AKP Agus Widiono.

Boat yang terbalik tersebut merupakan kapal cepat jenis fast boat dengan GT 42. Berdasarkan keterangan pemilik kapal kepada petugas, kerugian akibat kecelakaan ini ditaksir mencapai Rp 2,5 miliar. Pasca kejadian, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), memeriksa sejumlah saksi, serta membantu proses evakuasi bersama warga dan petugas lainnya. Petugas masih melakukan pendalaman terhadap kejadian ini. 

Gelombang tinggi di sejumlah perairan di Indonesia, termasuk Bali diprediksi terjadi, Rabu kemarin hingga beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini potensi gelombang tinggi yang harus diantisipasi pelaku aktivitas pelayaran kapal di sejumlah wilayah perairan Indonesia pada 4-7 Juni 2025. 

Direktur Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo di Jakarta, Rabu, mengatakan kondisi atmosfer dan pola angin yang terbentuk di wilayah perairan Indonesia memicu peningkatan tinggi gelombang yang dapat membahayakan keselamatan pelayaran.

Screenshot suasana saat kapal boat terbalik. –IST 

“Pola angin di wilayah utara Indonesia umumnya bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 6–30 knot, sedangkan di selatan Indonesia bergerak dari timur laut hingga tenggara dengan kecepatan 6–25 knot,” ujarnya. BMKG mendeteksi kecepatan angin tertinggi tercatat di Laut Natuna Utara, Laut Sulawesi, Laut Banda, dan Samudra Pasifik utara Maluku, yang berpotensi memicu gelombang dengan ketinggian antara 1,25–2,5 meter di sejumlah wilayah perairan. Wilayah yang berpeluang mengalami gelombang setinggi 1,25–2,5 meter antara lain Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Aceh, Laut Banda, Laut Arafuru, serta Samudra Pasifik utara Papua, Papua Barat, dan Maluku.

Sementara itu gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5–4,0 meter diperkirakan terjadi di Samudra Hindia barat Bengkulu dan Lampung, serta perairan selatan Banten, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. BMKG mengimbau masyarakat pesisir dan pelaku aktivitas laut untuk mewaspadai potensi gelombang tinggi tersebut. "Nelayan dan operator moda transportasi laut, seperti perahu nelayan, kapal tongkang, dan kapal feri diminta berhati-hati terhadap kecepatan angin dan tinggi gelombang," kata Eko Prasetyo. 7 wan, ant

Komentar