nusabali

Ogoh-Ogoh ‘Lobha’ Banjar Dualang Peguyangan Kaja: Kritik Sosial terhadap Ketamakan Pemimpin

  • www.nusabali.com-ogoh-ogoh-lobha-banjar-dualang-peguyangan-kaja-kritik-sosial-terhadap-ketamakan-pemimpin

DENPASAR, NusaBali.com – Sekaa Teruna (ST) Yowana Mekar, Banjar Dualang, Peguyangan Kaja, Denpasar Utara, kembali menunjukkan kreativitasnya menyambut Tahun Baru Saka 1947. Tahun ini, mereka menghadirkan ogoh-ogoh bertajuk "Lobha", yang merepresentasikan ketamakan seorang pemimpin dalam menggunakan kekuasaan dan kekayaan secara berlebihan.

Ogoh-ogoh ini mengangkat tiga karakter utama, yaitu Dewa Kuwera, kendaraannya Wilmana, dan seorang raja yang menyalahgunakan hartanya. Konsep ini terinspirasi dari fenomena sosial yang marak terjadi di Indonesia, terutama kasus korupsi yang merugikan masyarakat luas.

Arsitek ogoh-ogoh, I Gede Okhan Mayura menjelaskan bahwa tema "Lobha" dipilih sebagai bentuk refleksi dan peringatan bagi masyarakat tentang bahaya ketamakan.
"Kami ingin mengingatkan bahwa harta bukanlah alat untuk memperkaya diri sendiri, tetapi seharusnya digunakan untuk kesejahteraan bersama, termasuk yadnya dan swadharma. Jangan sampai ketamakan melahirkan ketidakadilan," ujar Okhan.

Ia juga menyoroti bagaimana fenomena ini relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, di mana banyak kasus korupsi yang mencuat dan menimbulkan kerugian besar bagi negara.

Tantangan dan Proses Kreatif

Pembuatan ogoh-ogoh ini berlangsung dari November 2024 hingga Maret 2025 dengan total anggaran Rp 42 juta. Salah satu tantangan terbesar dalam proses pengerjaannya adalah membuat payasan (hiasan) dengan teknik aluminium foil untuk menciptakan efek tiga dimensi, serta merancang konstruksi bongkar pasang pada bagian sayap dan Dewa Kuwera.

"Kami benar-benar tertantang dalam meningkatkan kreativitas, terutama karena ajang ini menerapkan sistem tarung bebas, yang berarti persaingan tidak hanya di tingkat kecamatan Denpasar Utara, tetapi juga dengan seluruh peserta se-Kota Denpasar," tambah Okhan.

Meski menghadapi berbagai kendala, ST Yowana Mekar merasa puas dengan hasil akhir ogoh-ogoh mereka. Okhan berharap malam pengerupukan 2025 dapat berjalan kondusif, tanpa kekerasan atau insiden yang merugikan masyarakat.

Dengan konsep "Lobha",  Banjar Dualang memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya keseimbangan antara kekayaan, kekuasaan, dan tanggung jawab sosial.

Okhan menutup wawancara dengan harapan bahwa tidak ada lagi kasus korupsi yang mencederai bangsa, serta semua aspek dalam kehidupan—baik ekonomi, sosial, budaya, maupun keamanan lingkungan—dapat berjalan seimbang.

"Semoga pesan moral dari ogoh-ogoh ini dapat diterima oleh masyarakat dan membawa perubahan positif. Kami juga berharap malam pengerupukan nanti menjadi ajang yang aman dan penuh kegembiraan tanpa adanya insiden negatif," pungkasnya. *m03

Komentar