nusabali

TPS3R Desa Gelgel Solusi Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber

  • www.nusabali.com-tps3r-desa-gelgel-solusi-pengelolaan-sampah-berbasis-sumber

SEMARAPURA, NusaBali - Sesuai Pergub Nomor 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, PT Asta Manah Liang sudah mengimplementasikannya di Desa Gelgel, Kecamatan/Kabupaten Klungkung yang akan menjadi cikal bakal selesainya persoalan sampah di Bali.

Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Gelgel ini mengusung prinsip pengelolaan sampah berbasis sumber dengan tujuan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Direktur PT Asta Manah Liang, Putu Gede Indra mengatakan menurut riset yang telah dilakukannya bersama tim selama tiga tahun, metode pengelolaan sampah di Bali yang paling baik adalah menggunakan pengelolaan berbasis sumber. Hal itu mengingat komposisi sampah di Bali berbeda dengan wilayah lain seperti banyaknya janur kelapa dan canang sisa sarana upacara keagamaan umat Hindu Bali.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap jenis sampah dapat diolah menjadi sesuatu yang bernilai. Konsep Zero Waste menjadi landasan utama TPS3R ini,” ujar Putu Gede Indra didampingi Komisaris Utama Dewa Sukrawan ditemui di TPS3R Desa Gelgel, Selasa (25/3). PT Asta Manah Liang meyakini keberhasilan pengelolaan sampah harus memenuhi tiga faktor, di antaranya peralatan, metode, dan SDM.

"Setiap sampah yang kami kelola diproses dengan metode ramah lingkungan dengan prinsip zero waste. Kami juga berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menambah lapangan pekerjaan dan pelatihan," kata dia. Menurut Putu Gede Indra, di TPS3R Desa Gelgel ini, ada tiga kategori sampah yang ditangani yakni plastik, organik, dan sampah residu. Sampah organik seperti dedaunan diolah secara vermikompos, sementara sampah sisa makanan diolah menjadi pupuk, serta eco enzyme yang berguna untuk pertumbuhan tanaman atau bahan pembersih. Sampah plastik diolah menjadi plastic block dan sampah residu diolah menjadi paving block. Asta Manah Liang mengolah sampah residu dengan bantuan mesin insenerator smokeless dengan metode pembakaran bersuhu tinggi.

Untuk mengurai sampah organik, kata Putu Gede Indra, pihaknya membudidayakan cacing lumbricus rubellus. “Kami membudidayakan cacing lumbricus rubellus yang bisa memproses sampah dalam waktu 8 hingga 10 hari,”  ujarnya.

Lebih lanjut diterangkannya, sampah organik akan diolah menggunakan metode vermikompos untuk menghasilkan pupuk kascing dan bio-enzim yang dapat digunakan sebagai bahan pembersih ramah lingkungan. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik dilelehkan dan diubah menjadi plastic block, yang bisa digunakan sebagai bahan bangunan. Menariknya, 70 persen struktur bangunan TPS3R Desa Gelgel ini dibuat menggunakan plastic block hasil daur ulang. "Bahkan beberapa telah diolah menjadi meja dan kursi," imbuhnya.

Untuk sampah residu seperti popok, kain, styrofoam dan lainnya, TPS3R menerapkan teknologi inovatif yang mengubahnya menjadi paving block. “Proses ini telah melalui uji emisi dan uji kelayakan, sehingga produk akhirnya aman digunakan,” jelas Putu Gede Indra.

Sementara itu, sebelumnya Bupati Klungkung, I Made Satria saat peresmian tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Gelgel ini mengatakan TPS3R ini menjadi solusi dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Klungkung secara holistik dengan berbasis sumber. Ia menjelaskan hal ini sesuai implementasi visi dari Gubernur Bali Wayan Koster yang dituangkan dalam bentuk Pergub Nomor 47 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber.

“TPS3R di Desa Gelgel ini merupakan suatu pionir yang luar biasa, karena bisa mengolah sampah sampai tidak ada sisa sama sekali,” ungkap Bupati Satria. “Jadi semua bermanfaat, dari sampah organik menjadi pupuk kemudian sampah plastiknya bisa diolah menjadi beton (plastic block), sementara sampah residu bisa dijadikan paving block,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan mesin TPS3R Desa Gelgel dari PT Asta Manah Liang ini merupakan teknologi yang luar biasa yang semestinya harus ditiru oleh desa-desa di Klungkung maupun desa lainnya di Bali, sehingga pesoalan sampah di Pulau Dewata ini bisa tertangani dengan baik dan memperoleh manfaat. 7 

Komentar