Korban TPPO Trauma Bekerja ke Luar Negeri
SINGARAJA, NusaBali - Nengah Sunaria,35, warga Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, salah satu korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar, tak henti-hentinya mengucap syukur kini sudah bisa berkumpul dengan keluarga.
Dia mengaku masih sering terbayang-bayang penyiksaan yang dialaminya selama bekerja di perusahaan scam di Myanmar.
Di hadapan Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi dan Kepala Dinas Sosial Buleleng Putu Kariaman Putra di rumahnya Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Selasa (25/3), Sunaria menceritakan kenangan pahitnya selama berada di Myanmar. Sunaria mengaku terjebak ke dalam TPPO ini karena ditipu tetangganya satu desa. Kadek B alias Katak, menawarkan pekerjaan di luar negeri dengan biaya keberangkatan yang murah dan gaji yang besar.
“Awalnya saya kerja jadi bartender di Denpasar, lalu ditawari kerja di perusahaan judol (judi online), saya tidak mau karena tidak bisa komputer, basic saya resto. Lalu katanya ada resto makanya mau berangkat. Sebelumnya saya tidak tahu Katak, saat datang baru kenal. Memang dari mulut ke mulut terkenal sebagai penyalur,” ucap Sunaria.
Akhirnya dia berangkat pada 5 Agustus 2024 bersamaan dengan korban lainnya asal Buleleng Kadek Agus Ariawan,37, warga Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Kedua warga Buleleng yang menjadi korban TPPO ini pun sudah curiga saat dalam perjalanan masuk ke dalam hutan, kemudian naik sampan dikawal tentara bersenjata.
Sunaria sampai saat ini masih sering terngiang-ngiang kejadian pahit dan menyeramkan yang pernah dialaminya selama bekerja di sana. “Trauma, disiksa setiap hari, dipukul pakai besi, kayu, kabel, disetrum. Kalau kerja ngantuk disiram, disetrum. Kalau tidak target, banyak olahraga tidak masuk logika, angkat galon 2 jam sambil jalan, lari tanpa istirahat,” tuturnya. Karena rentetan kejadian memilukan yang dialaminya, Sunaria berpesan kepada seluruh masyarakat yang ingin bekerja ke luar negeri agar mencari agen resmi. Jangan terlena dengan iming-iming gaji besar namun pekerjaannya tidak jelas.
Sementara Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi mengaku sudah menerima laporan terkait keresahan keluarga pada bulan September 2024 lalu. Polres Buleleng pun sudah berusaha menangani laporan dengan serangkaian tindakan penyelidikan. “Kami periksa saksi-saksi imigrasi, terkait tracing keberangkatannya sampai mana, koordinasi dengan Bareskrim Tipidum bagian TPPO termasuk Kemenlu. Kami menyadari lapis kemampuan kami karena ranahnya sudah antar negara. Terlapor juga masih di luar negeri,” ucap Kapolres Widwan.
Menurut AKBP Widwan, saat ini proses TPPO yang menimpa Sunaria dan Agus Ariawan tetap bergulir. Polres Buleleng kini telah memeriksa 10 orang saksi. Mulai dari pelapor, saksi-saksi perekrutan, maskapai dan imigrasi. “Pelakunya katak itu dari Buleleng, tetapi belum diperiksa karena yang bersangkutan sebatas informasi masih ada di Kamboja. Harapan kami tidak ada lagi korban-korban seperti Sunaria ini. Masyarakat juga jangan sembarangan percaya kepada orang lebih baik cari agen legal, jangan tergiur gaji besar,” terang Perwira asal Desa Patemon, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.
Seperti diberitakan dua orang pekerja migran asal Bali telah pulang ke Bali setelah menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penipuan daring (online scamming) di negara Myanmar. Keduanya, yakni Kadek Agus asal Kelurahan Liligundi, Kecamatan/Kelurahan Buleleng, dan Nengah Sunaria asal Desa Jinengdalem, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Keduanya mendarat di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada, Jumat (21/3) sore setelah melakukan penerbangan dari Jakarta. Sebelum pulang ke Bali, mereka sempat dikumpulkan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta untuk mendapat pemulihan bersama ratusan pekerja migran lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Kedatangan dua pekerja migran ini diterima Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali bersama perwakilan Dinas Sosial Provinsi Bali, perwakilan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Buleleng dan pihak keluarga. Setelah melakukan serah terima di lounge pekerja migran, keduanya langsung menuju rumah masing-masing di Buleleng. 7 k23
Komentar