Pasca Terbakarnya Ogoh-Ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ ST Suralaga, Banjar Wangaya Kelod, Denpasar
Bikin Ulang, Target Tiga Hari Jadi dan Siap Diarak Saat Pangrupukan
Untuk menuntaskan ogoh-ogoh dalam waktu tiga hari pengerjaannya dilakukan 24 jam nonstop secara bergantian dengan 2 shift pagi-sore dan sore ke malam hingga pagi
DENPASAR, NusaBali
Pasca ogoh-ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ ST Suralaga, Banjar Wangaya Kelod, Denpasar Utara ludes terbakar, Minggu (23/3), pemuda setempat kembali melakukan pembuatan ogoh-ogoh. Pembuatan ogoh-ogoh tersebut ditarget selesai hanya dalam waktu tiga hari dengan konsep yang sama.
Ketua ST Suralaga, Anak Agung Bagus Krisna Ferdiana Putra saat diwawancarai, Senin (24/3) mengatakan pasca ogoh-ogoh sebelumnya ludes terbakar, ST Suralaga kembali bergegas untuk melakukan pembuatan ogoh-ogoh setelah mendapatkan kunjungan dan suntikan dana sebesar Rp 45 juta dari Wakil Gubernur (Wagub) Bali I Nyoman Giri Prasta dan Walikota Denpasar IGN Jaya Negara yang datang didampingi Ketua Fraksi PDIP DPRD Kota Denpasar I Ketut Suteja Kumara setelah kejadian.

Ketua ST Suralaga Anak Agung Bagus Krisna Ferdiana Putra. –MIASA
Kata dia, setelah dana diterima pemuda mulai, Minggu malam pukul 20.00 Wita bergegas membeli bahan dan mulai membentuk kaki dan setengah badan ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh tersebut hari pertama sudah mencapai 40 persen yang ditargetkan akan selesai dalam waktu tiga hari hingga, Rabu (26/3) pagi. Setelah itu kata dia, langsung ditempatkan di depan balai banjar karena balai banjar harus sudah bersih setelah ogoh-ogoh selesai.
“Semua pemuda langsung turun beli bahan, untung ada langganan sama info dari teman-teman tempat jual bahan. Sekarang progres sudah 40 persen, besok (hari ini, red) kami pastikan 80 persen jadi dan Rabu sudah 100 persen,” ungkapnya. Gung Bobo sapaannya mengatakan selama pengerjaan tidak mengalami kendala yang signifikan, sebab untuk mencari bahan lebih mudah karena sudah langganan. Sementara untuk pengerjaan selain dibantu anggota Sekaa Teruna juga dibantu anak-anak generasi berikutnya.
Kata dia pengerjaan juga dilakukan 24 jam nonstop secara bergantian dengan dua shift. “Kami bagi shift, ada shift pagi sore ada yang sore sampai malam hingga pagi. Kami tidak memaksakan semua karena ada yang kerja. Sebisa mereka saja,” ujarnya. Kata Gung Bobo, kendati konsep dan bentuk sama ada beberapa pembeda dalam pembuatan ogoh-ogoh kedua ini. Dimana ukuran ogoh-ogoh lebih kecil dari yang terbakar sebelumnya. Ogoh-ogoh sebelumnya memiliki tinggi 5,8 meter dan lebar 2 meter.
Namun yang sekarang tingginya hanya 5 meter dengan lebar 1,8 meter dengan gerakan robotik pada pinggang yang sama dengan sebelumnya. “Ada juga perbedaan bahan bulunya. Kemarin menggunakan bahan serabut kelapa sekarang kami gunakan karpet bulu biar lebih cepat pengerjaannya. Sebab membuat bulu dengan serabut yang memang memakan waktu paling lama,” imbuh Gung Bobo. Dia memastikan, saat hari Pangrupukan, Jumat (28/3) nanti anggota ST Suralaga sudah siap mengarak ogoh-ogoh ke kawasan Catur Muka.
“Kami tidak khawatir lagi, ST Suralaga siap pawai ogoh-ogoh menuju kawasan Catur Muka,” tandasnya. Sementara Walikota Denpasar, IGN Jaya Negara saat dihubungi via telefon mengatakan sempat memantau kebakaran ogoh-ogoh milik ST Suralaga. Dia mengatakan kebakaran tersebut memang musibah yang tidak bisa diprediksi.
Pemkot Denpasar kata dia juga tidak bisa lagi memberikan bantuan karena sebelumnya sudah memberikan hibah ke masing-masing ST sebesar Rp 20 juta. Dengan kondisi itu, Wagub Bali Giri Prasta berinisiatif membantu mereka secara pribadi. “Dari Pemkot tidak ada (dana) lagi karena per sekaa sudah diberikan Rp 20 juta. Kebijakan dari Pak Wagub secara pribadi memberikan bantuan dana. Ini pribadi dari pak Wagub dan saya juga pribadi. Bagi titiang itu kan tidak disengaja saat ngelas itu terjadi musibah dan mereka juga sudah bekerja keras. Pesan saya sekaa teruna lebih hati-hati ke depannya,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya musibah menimpa ogoh-ogoh karya Sekaa Teruna (ST) Suralaga, Banjar Wangaya Kelod di Jalan Kartini, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar. Lima hari menjelang Pangrupukan (rangkaian Hari Suci Nyepi) Ogoh-ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ yang dibuat dengan biaya sekitar Rp 25-30 juta apes terbakar, Minggu (23/3) pukul 15.00 Wita. Kebakaran berlangsung sangat cepat, hanya dalam waktu lima menit ogoh-ogoh tersebut habis dilahap api hanya menyisakan rangka besinya saja. 7 mis
Komentar