nusabali

H-5 Pangrupukan, Ogoh- Ogoh Ludes Terbakar

Ogoh-Ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ Wangaya Kelod, Denpasar

  • www.nusabali.com-h-5-pangrupukan-ogoh-ogoh-ludes-terbakar

Wakil Ketua ST Suralaga, Agus Ari mengatakan berencana untuk membuat ogoh-ogoh ulang dan konsep yang digunakan masih sama dengan sebelumnya

DENPASAR, NusaBali
Musibah menimpa ogoh-ogoh karya Sekaa Teruna (ST) Suralaga, Banjar Wangaya Kelod di Jalan Kartini, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar. Lima hari menjelang Pangrupukan (rangkaian Hari Suci Nyepi) Ogoh-ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ yang dibuat dengan biaya sekitar Rp 25-30 juta apes terbakar, Minggu (23/3) pukul 15.00 Wita. Kebakaran berlangsung sangat cepat, hanya dalam waktu lima menit ogoh-ogoh tersebut habis dilahap api hanya menyisakan rangka besinya saja.

Kerangka ogoh-ogoh setelah ludes terbakar. –YUDA 

Saat kejadian, anggota ST Suralaga sedang melakukan perbaikan pada ogoh-ogoh tersebut. Salah satu proses yang dilakukan adalah pemotongan besi menggunakan gerinda. Sebagai langkah antisipasi, sebelumnya bahan utama ogoh-ogoh yang terbuat dari serabut kelapa/coco fiber telah dibasahi untuk mengurangi risiko kebakaran. Namun, saat proses pengelasan, percikan api menyambar bagian ogoh-ogoh menyebabkan api dengan cepat menyebar dan membakar habis karya tersebut.

Screenshot ogoh-ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ saat terbakar. –IST 

Arsitek ogoh-ogoh, I Nyoman Dedi Suryanata atau akrab disapa Mang Dedi, menjelaskan percikan api dari las menjadi penyebab utama kebakaran. “Ini sebenarnya kebakaran karena percikan api dari las. Itu memang kita sudah siapkan semuanya, ogoh-ogoh memang dalam kondisi sudah basah juga karena medianya itu kita buat dari serabut kelapa, jadinya kita sudah antisipasi lebih awal jika ada percikan api biar nggak cepat menyebar. Tapi kenyataannya seperti ini, kita anggap sebagai musibah aja ini,” ujarnya saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu sore kemarin. 

Renovasi dilakukan karena tinggi ogoh-ogoh yang mencapai 580 cm perlu disesuaikan agar tidak terhalang kabel listrik saat pengarakan. Setelah dilakukan pengukuran, ST Suralaga memutuskan untuk menurunkan tinggi ogoh-ogoh sebanyak 50 cm. Namun, dalam proses tersebut, musibah justru terjadi. Menurut Mang Dedi, bahan kardus dan serabut kelapa yang digunakan memang sangat rentan terhadap api. 

Ia mengakui pihaknya sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, tetapi musibah tetap terjadi. “Kita sudah dari awal antisipasi ini, makanya kita nggak ada yang berani merokok dekat ogoh-ogoh. Untuk mekanisme perjalanan pun kita sudah setting, kita sudah rencanakan bahwa tidak ada menggunakan flare saat pengarakan untuk mengantisipasi terkena percikan api. tapi pada saat proses renovasi ini lah kita slip (terpeleset) sedikit,” ungkapnya.

Ogoh-Ogoh ‘Murkaning Abdi Jembawan’ sebelum terbakar. –IST 

Meski begitu beruntung, api bisa cepat dipadamkan sebelum menyebar lebih luas. Petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Denpasar yang segera tiba berhasil mengendalikan api sehingga tidak menjalar ke Balai Banjar Wangaya Kelod. Namun, karena api menyebar dengan cepat, ogoh-ogoh tersebut tidak bisa diselamatkan.

Mang Dedi menambahkan, sebuah mobil Brio yang terparkir di dekat lokasi sempat terkena dampak kebakaran. “Ada mobil Brio yang terparkir di dekat lokasi, hanya terkena uap panas dari kebakaran ogoh-ogoh. Ada kerusakan pada bagian luar,” jelasnya. Selain itu, saat kejadian hampir seluruh warga Banjar Wangaya Kelod sedang berada di lokasi karena bertepatan dengan kegiatan kerja bakti dan ikut memadamkan kobaran api.
 
“Kebutulan lagi ada kerja bakti dari banjar, itu hampir sebagian warga banjar ada di sini saat kejadian dan dari ST kita juga ada di sini yang sudah standby, kurang lebih ada 20 orang termasuk Jero kelian juga ada,” tukas Mang Dedi. Kini, ST Suralaga masih berdiskusi mengenai langkah selanjutnya. Jika memungkinkan, mereka akan membuat ulang ogoh-ogoh dalam waktu lima hari sebelum Pangerupukan. “Itu tergantung dari kesiapan ST kita. Kalau misalnya kita harus ada ogoh-ogoh di Pangerupukan ini dalam lima hari kita usahakan biar jadi,” pungkas Mang Dedi.

Wakil Ketua ST Suralaga, Agus Ari mengatakan pihaknya berencana untuk membuat ogoh-ogoh ulang dan konsep yang digunakan masih sama dengan sebelumnya. "Rencananya mau bikin ulang lagi. Konsepnya sama, astungkara bisa. Nanti kami akan rapat dulu," katanya sembari mengatakan saat kejadian kemarin dirinya sedang berada di Dharma Negara Alaya (DNA) untuk mengikuti lomba baleganjur. Sementara itu, Kelian Adat Banjar Wangaya Kelod, Made Putra Wijaya mengatakan ogoh-ogoh tersebut hampir 90 persen sudah jadi. Karena mau memperpendek ogoh-ogoh jadi kebakaran. "Tergantung pemuda apakah melanjutkan atau ada pengganti. Dengan adanya musibah ini agar ke depan tidak menyepelekan hal-hal mudah terbakar dan antisipasi agar tidak terjadi hal yang sama," katanya.

Sementara Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi dikonfirmasi kemarin sore mengatakan setelah menerima informasi kejadian aparat Polsek Denpasar Utara langsung mendatangi TKP. Dari sejumlah saksi yang diminta keterangan diambil kesimpulan kebakaran itu terjadi akibat percikan api las. Keterangan dari saksi Wahyudi,50, yang melakukan pengelasan mengatakan saat itu dirinya mengelas di bagian besi penyangga ogoh-ogoh. Percikan api las itu membakar kain ogoh-ogoh hingga mengakibatkan kebakaran hebat. Kebakaran itu tidak mudah dipadamkan secara manual sebab material ogoh-ogoh mudah terbakar.

"ST dan warga mencoba memadamkan api dengan sarana seadanya, namun api tidak padam, karena ogoh-ogoh terbuat dari bahan coco fiber yang mudah terbakar," ungkap AKP Sukadi. Untuk mengatasi peristiwa kebakaran tersebut tim pemadam kebakaran langsung mengerahkan tim. Pemadaman dilakukan selama kurang lebih satu jam. "Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa maupun luka. Benda yang terbakar hanya ogoh-ogoh saja. Kerugian total ditaksir kurang lebih mencapai Rp 25 juta," pungkas AKP Sukadi. 

Sementara itu informasi yang dihimpun semalam Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta dan Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mengunjungi ST Suralaga yang ogoh-ogohnya terbakar, Minggu sore kemarin. Kedua tokoh ini pun menyumbangkan sejumlah dana untuk mengobati rasa terpukul dari anggota ST yang ogoh-ogohnya terbakar. 7 t, mis, pol

Komentar