nusabali

Masif, Penyalahgunaan Unsur Agama di Medsos

AA Gde Agung Ajak Sulinggih Lakukan Antisipasi

  • www.nusabali.com-masif-penyalahgunaan-unsur-agama-di-medsos

MANGUPURA, NusaBali - Penyebaran berbagai informasi tanpa disaring di media sosial (medsos) makin memprihatinkan. Adalah Panglingsir Puri Ageng Mengwi, Kabupaten Badung, Anak Agung Gde Agung menyoroti penyalahgunaan unsur-unsur dan nilai Agama dan Keagamaan di medsos yang tak terkendali.

‘Senator’ periode 2019-2024 ini mengajak para Ida Sulinggih turut mengantisipasi penyalahgunaan nilai Agama dan Keagamaan di medsos yang makin massif tak terkendali.

Pernyataan tersebut disampaikan AA Gde Agung saat memberikan sekapur sirih di acara Lokasabha V Perkumpulan Darmopadesa Pusat Nusantara (PDPN) Cabang Kabupaten Badung di Puri Ageng Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Saniscara Pon Gumbreg, Sabtu (22/3). 

Dalam Lokasabha yang dihadiri Ida Pedanda Siwa, Ida Pedanda Budha, Walaka dan Yowana Darmapodesa, Bupati Badung periode 2005-2010 dan 2010-2015 ini mengajak untuk eling (ingat) bahaya informasi yang kebablasan di medsos.

AA Gde Agung mengatakan, hari gini tidak ada yang tidak pegang ponsel. Sulinggih sekalipun dipastikan semuanya menggunakan alat komunikasi tersebut. 

Kemajuan Teknologi Informasi (TI) ini, kata AA Gde Agung sangat membantu umat dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk mengakses berbagai informasi dan peristiwa. Namun, kata dia, informasi di medsos saat ini tidak ada saringannya. “Derasnya informasi, membuat Ida Sulinggih harus mengikuti kemajuan teknologi. Mengejar dan dikejar informasi menjadi sesuatu yang membawa efek positif, tapi ada juga negatifnya. Ada informasi yang tidak bisa disaring, karena menerobos bebas,” ujar mantan birokrat ini.

Lantas, AA Gde Agung  mencontohkan kemajuan TI yang negatif salah satunya penyalahgunaan media sosial dengan mengumbar paham Agama dan Keagamaan. Nilai atau unsur-unsur yang seharusnya diajarkan secara berjenjang, dan harus beredar di bawah bimbingan guru yang mapan diumbar di medsos. Kesannya sangat ‘campah’ atau merendahkan nilai-nilai suci keagamaan. 

“Muncul banyak, disebar, di media-media sosial. Disebar dan dipublikasikan sembarangan itu. Sangat miris dan menyedihkan. Mantra-mantra suci disebar sembarang dan seolah-olah ada yang merasa menjadi agen informasi. Padahal informasi yang disebar belum tentu benar,” ujar AA Gde Agung dengan nada lirih dan prihatin. Menurut dia, saat ini banyak oknum yang menyerap informasi itu, padahal belum tentu memiliki nilai kebenaran. “Dari aspek keagamaan sangat menyalahi, tetapi terlanjur diumbar. Harusnya ada pilah-pilah dan dipilih untuk konsumsi individu dan kelompoknya. Informasi yang beredar ini harus ada antipasi,” ujar AA Gde Agung.

Sementara Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa yang juga diundang hadir dalam Lokasabha Darmopadesa Pusat Nusantara mengatakan hal senada dengan AA Gde Agung. Adi Arnawa yang didampingi Anggota DPRD Badung dari Dapil Kecamatan Mengwi, Nyoman Satria mengatakan, informasi di medsos saat ini malah banyak hoaks yang beredar. “Hari-hari besar keagamaan dipakai berita sesat dan bohong. Saya berharap jangan percaya informasi yang tidak jelas menyangkut keagamaan,” ujar mantan birokrat asal Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung ini.

Adi Arnawa mencontohkan bantuan Rp 2 juta per KK di Kabupaten Badung yang sempat viral menjadi salah satu isu yang digoreng di medsos. Sampai-sampai akhirnya mengarah kepada berita sesat. “Dalam kesempatan ini saya berharap masyarakat jangan percaya informasi di medsos. Percaya sama Bupati saja,” ujar mantan Camat Kuta Utara dan Sekda Badung ini.

Sementara Manggala Umum Darmopadesa Pusat Nusantara, Marsekal (Purn) Ida Bagus Putu Dunia mengatakan keberadaan Darmopadesa bertujuan melestarikan ajaran-ajaran suci leluhur Ida Danghyang Nirarta dan Danghyang Astapaka dengan mengedepankan soliditas, meningkat sumber daya manusia dan berperan kepada masyarakat. “Kita ingin mengajegkan Bali sebagai pulau yang lestari dengan Agama Hindu Bali,” ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara, ini.

Kata Ida Bagus Dunia, Bali menjadi seperti sekarang ini karena ada Agama Hindu dengan kebiasaan dan tradisinya. “Kami ingin nilai-nilai ajaran Hindu Bali ini harus dijaga,” ujar pria kelahiran Tabanan, yang kemarin juga menyampaikan terimakasih dengan Puri Ageng Mengwi yang memfasilitasi tempat untuk Lokasabha V Darmopadesa Pusat Nusantara. 7  nat

Komentar