Melihat dari Dekat ‘Kungkang Siwa’, Juara I Ogoh-Ogoh Badung yang Diilhami Arca Gelung Arja Pingit
Ogoh-ogoh
ST Tunas Remaja
Penarungan
Bhandana Bhuhkala
Lomba Ogoh-Ogoh
Kungkang Siwa
Raja Godogan
Pura Dalem Tambangan Badung
Niskala
Taksu
Gadink Tattoo
MANGUPURA, NusaBali.com - Kungkang Siwa, ogoh-ogoh karya ST Tunas Remaja, Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan, Mengwi keluar sebagai Juara I Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung Tahun 2025 usai penjurian final Bhandana Bhuhkala Festival di Puspem Badung, Minggu (16/3/2025) malam.
Terinspirasi Niskala
Dilihat dari sisi niskala, penggarapan Kungkang Siwa ini sejalan dengan kekayaan budaya Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan yakni Pura Dalem Tambangan Badung. Pura bersejarah ini lokasinya berdempetan dengan Balai Banjar Umahanyar dan memiliki arca berupa Gelung Arja yang diyakini pingit dan bertuah.
Tokoh masyarakat Banjar Umahanyar, Jero Mangku Ketut Wiranata, 50, menjelaskan Pura Dalem Tambangan Badung diperkirakan sudah ada ketika Kerajaan Mengwi ditaklukkan Kerajaan Badung akhir abad ke-19 Masehi. Beberapa penduduk Padang Luwih, Dalung, Kuta Utara diperintah mendiami wilayah yang sekarang disebut Umahanyar ini.
“Di pura ini memang ada arca Gelung Arja dan Palinggih Ratu Pragina. Kalau mau pentas, sebaiknya memohon restu di Pura Dalem Tambangan Badung agar bisa tampil mataksu,”beber Jero Mangku Ketut Wiranata ketika ditemui di Balai Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan, Senin pagi.
Di satu sisi, Kungkang Siwa ini diangkat dari cerita rakyat Raja Godogan yang berkembang di kesenian arja. Di sisi lain, Pura Dalem Tambangan Badung memiliki arca Gelung Arja. Keserasian ini menjadi inspirasi kuat bagi ST Tunas Remaja menggarap Kungkang Siwa.
Keserasian Pura Dalem Tambangan Badung dan Kungkang Siwa bukan sekadar isapan jempol belaka.
Dilihat dari sisi niskala, penggarapan Kungkang Siwa ini sejalan dengan kekayaan budaya Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan yakni Pura Dalem Tambangan Badung. Pura bersejarah ini lokasinya berdempetan dengan Balai Banjar Umahanyar dan memiliki arca berupa Gelung Arja yang diyakini pingit dan bertuah.
Tokoh masyarakat Banjar Umahanyar, Jero Mangku Ketut Wiranata, 50, menjelaskan Pura Dalem Tambangan Badung diperkirakan sudah ada ketika Kerajaan Mengwi ditaklukkan Kerajaan Badung akhir abad ke-19 Masehi. Beberapa penduduk Padang Luwih, Dalung, Kuta Utara diperintah mendiami wilayah yang sekarang disebut Umahanyar ini.
“Di pura ini memang ada arca Gelung Arja dan Palinggih Ratu Pragina. Kalau mau pentas, sebaiknya memohon restu di Pura Dalem Tambangan Badung agar bisa tampil mataksu,”beber Jero Mangku Ketut Wiranata ketika ditemui di Balai Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan, Senin pagi.
Di satu sisi, Kungkang Siwa ini diangkat dari cerita rakyat Raja Godogan yang berkembang di kesenian arja. Di sisi lain, Pura Dalem Tambangan Badung memiliki arca Gelung Arja. Keserasian ini menjadi inspirasi kuat bagi ST Tunas Remaja menggarap Kungkang Siwa.
Keserasian Pura Dalem Tambangan Badung dan Kungkang Siwa bukan sekadar isapan jempol belaka.
ST Tunas Remaja mengalami peristiwa yang diyakini menjadi pertanda niskala. Peristiwa ini dialami ketika mengantar Kungkang Siwa menuju Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, Jumat (14/3/2025) lalu.
“Ketika melewati sawah (Subak Penarungan, Jalan Raya Penarungan-Lukluk) itu tiba-tiba hujan, padahal dari sini cuacanya cerah. Setelah melewati sawah, masuk ada rumah-rumah warga, hilang lagi hujannya,” ungkap Wakil Ketua ST Tunas Remaja Agus Deva Somia Antara, 22.
Ini bukan masalah hujan atau tidak, tetapi ogoh-ogoh Kungkang Siwa sama sekali tidak mengalami kerusakan ketika diguyur hujan padahal body-nya diselimuti bahan kertas. Di samping itu, hujan mengguyur hanya saat sang Raja Godogan melewati persawahan yang identik dengan kondisi habitat alami katak.
“Ketika melewati sawah (Subak Penarungan, Jalan Raya Penarungan-Lukluk) itu tiba-tiba hujan, padahal dari sini cuacanya cerah. Setelah melewati sawah, masuk ada rumah-rumah warga, hilang lagi hujannya,” ungkap Wakil Ketua ST Tunas Remaja Agus Deva Somia Antara, 22.
Ini bukan masalah hujan atau tidak, tetapi ogoh-ogoh Kungkang Siwa sama sekali tidak mengalami kerusakan ketika diguyur hujan padahal body-nya diselimuti bahan kertas. Di samping itu, hujan mengguyur hanya saat sang Raja Godogan melewati persawahan yang identik dengan kondisi habitat alami katak.
Pertanda ini dimaknai sebagai restu niskala. Ditambah lagi, proses memohon taksu di Pura Dalem Tambangan Badung memang sudah ditunaikan saat periode penggarapan antara Januari-Februari 2025. Dan, Kungkang Siwa terbukti keluar sebagai Juara I Ogoh-Ogoh Kabupaten Badung di Bhandana Bhuhkala Festival perdana tahun ini.
Setelah Menaklukkan 20 Ogoh-Ogoh Terbaik Badung
Wakil Ketua ST Tunas Remaja Agus Deva menuturkan bahwa pihaknya memang sudah menargetkan posisi tiga besar di Bhandana Bhuhkala Festival tahun ini setelah menjadi Nominasi I di Zona 3 Kecamatan Mengwi. Akan tetapi, ia tidak berekspektasi akan berakhir di posisi pertama.
“Target kami memang tiga besar, tapi untuk jadi pemenang itu bonus bagi kami,” tutur Agus Deva di Balai Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan, Senin pagi.
Kata Deva, sesuai arahan Yan Gadink selaku arsitek dan pelatih tabuh balaganjur, ST Tunas Remaja berusaha memaksimalkan segala aspek entah itu konsep ogoh-ogoh, fragmen tarinya, dan tabuh balaganjur. Tidak boleh di satu aspek saja yang wah namun aspek lainnya jomplang.
Posisi pemenang ini benar-benar menjadi bonus untuk ST Tunas Remaja lantaran di hari penjurian, Sabtu (15/3/2025) petang, ogoh-ogoh senilai Rp 60 juta lebih ini hampir batal tampil. Penyebabnya, akses masuk Puspem Badung lumpuh total sehingga perangkat balaganjur terjebak kemacetan.
“Hampir saja mati konyol di sana. Akhirnya kami turun, jalan bawa perangkat balaganjurnya. Selain itu, emosi kami sudah kadung tidak stabil dan selanjutnya sudah harus tampil,” beber Deva.
Beruntung, penampilan Kungkang Siwa sepakat diundur dari urutan tampil kedelapan ke urutan terakhir di hari pertama penjurian, Sabtu malam. Tim ST Tunas Remaja yang terdiri dari 40 tukang tegen, 20 penari obor, dan 23 penabuh balaganjur akhirnya sukses tampil dengan apik.
“Kami akan terus berproses, tidak hanya mencari satu juara saja, tapi bagaimana untuk mencari juara-juara lainnya. Kami tidak akan pernah puas sampai di sini saja,” tegas Deva.
Kungkang Siwa memang bukan garapan pertama ST Tunas Remaja yang masuk ke level-level bergengsi. Sebelumnya ada garapan Kama Salah (2020) dan Ketu Pangindrajala (2023) yang masing-masing mendapat Juara III dan II di level Kabupaten Badung. *rat
Setelah Menaklukkan 20 Ogoh-Ogoh Terbaik Badung
Wakil Ketua ST Tunas Remaja Agus Deva menuturkan bahwa pihaknya memang sudah menargetkan posisi tiga besar di Bhandana Bhuhkala Festival tahun ini setelah menjadi Nominasi I di Zona 3 Kecamatan Mengwi. Akan tetapi, ia tidak berekspektasi akan berakhir di posisi pertama.
“Target kami memang tiga besar, tapi untuk jadi pemenang itu bonus bagi kami,” tutur Agus Deva di Balai Banjar Umahanyar, Desa Adat Penarungan, Senin pagi.
Kata Deva, sesuai arahan Yan Gadink selaku arsitek dan pelatih tabuh balaganjur, ST Tunas Remaja berusaha memaksimalkan segala aspek entah itu konsep ogoh-ogoh, fragmen tarinya, dan tabuh balaganjur. Tidak boleh di satu aspek saja yang wah namun aspek lainnya jomplang.
Posisi pemenang ini benar-benar menjadi bonus untuk ST Tunas Remaja lantaran di hari penjurian, Sabtu (15/3/2025) petang, ogoh-ogoh senilai Rp 60 juta lebih ini hampir batal tampil. Penyebabnya, akses masuk Puspem Badung lumpuh total sehingga perangkat balaganjur terjebak kemacetan.
“Hampir saja mati konyol di sana. Akhirnya kami turun, jalan bawa perangkat balaganjurnya. Selain itu, emosi kami sudah kadung tidak stabil dan selanjutnya sudah harus tampil,” beber Deva.
Beruntung, penampilan Kungkang Siwa sepakat diundur dari urutan tampil kedelapan ke urutan terakhir di hari pertama penjurian, Sabtu malam. Tim ST Tunas Remaja yang terdiri dari 40 tukang tegen, 20 penari obor, dan 23 penabuh balaganjur akhirnya sukses tampil dengan apik.
“Kami akan terus berproses, tidak hanya mencari satu juara saja, tapi bagaimana untuk mencari juara-juara lainnya. Kami tidak akan pernah puas sampai di sini saja,” tegas Deva.
Kungkang Siwa memang bukan garapan pertama ST Tunas Remaja yang masuk ke level-level bergengsi. Sebelumnya ada garapan Kama Salah (2020) dan Ketu Pangindrajala (2023) yang masing-masing mendapat Juara III dan II di level Kabupaten Badung. *rat
1
2
Komentar