nusabali

Lagi, Cuaca Ekstrem Ganggu Penerbangan

Empat Penerbangan Terdampak di Bandara Ngurah Rai

  • www.nusabali.com-lagi-cuaca-ekstrem-ganggu-penerbangan

MANGUPURA, NusaBali - Cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan angin kencang yang melanda wilayah Bali kembali menyebabkan gangguan pada operasional penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, Selasa (11/2).

Hingga pukul 14.00 Wita, tercatat empat penerbangan terdampak akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Sebelumnya pada Senin (10/2), cuaca buruk juga telah mengakibatkan gangguan pada 11 penerbangan.

General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab menyampaikan bahwa dari empat penerbangan yang terdampak, Selasa kemarin adalah satu penerbangan mengalami keterlambatan (delay), dua penerbangan harus dialihkan (divert), dan satu penerbangan lainnya melakukan go around sebelum akhirnya bisa mendarat dengan aman.

“Dapat kami sampaikan pada hari Selasa 11 Februari 2025 hingga pukul 14.00 Wita terdapat 4 penerbangan yang terdampak cuaca ekstrem dengan rincian 1 delay flight domestik, 2 divert flight domestik, dan 1 go around flight domestik dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi di area Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai,” ujarnya sore kemarin. Ahmad Syaugi menjelaskan penerbangan yang mengalami delay flight yakni Wings Air rute Denpasar-Lombok. Sementara untuk penerbangan yang mengalami divert flight adalah Lion Air rute Semarang yang seharusnya mendarat di Denpasar dialihkan menuju Surabaya, dan satu charter flight rute Bundi-Denpasar dialihkan untuk mendarat di Lombok. Kemudian untuk penerbangan yang mengalami go around adalah Air Asia dengan rute Jakarta (CGK)-Denpasar.
Gangguan ini terjadi setelah sebelumnya 11 penerbangan juga terdampak akibat cuaca buruk yang melanda kawasan Bali. Pada Senin (10/2), terdapat 8 penerbangan domestik yang mengalami keterlambatan (delay flight), 1 penerbangan domestik yang dibatalkan (cancel flight), dan 2 penerbangan internasional yang harus berputar di udara (go around) sebelum akhirnya bisa mendarat dengan aman.

Ahmad Syaugi menegaskan bahwa pihak bandara telah berkoordinasi dengan maskapai serta pemangku kepentingan terkait untuk memastikan operasional tetap berjalan aman dan lancar. Penumpang yang terdampak juga telah mendapatkan penanganan sesuai prosedur yang berlaku. “Kami mengimbau seluruh pengguna jasa Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai untuk tiba lebih awal sebelum jadwal keberangkatan serta terus berkoordinasi dengan maskapai guna mendapatkan informasi terkini terkait jadwal penerbangan mereka,” pungkasnya. Sementara itu Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar meminta masyarakat mewaspadai dampak cuaca ekstrem di Bali, salah satunya kecepatan angin yang diperkirakan hingga 60 kilometer per jam pada 11-13 Februari 2025.

“Kami imbau agar tetap waspada terhadap genangan air, banjir, tanah longsor dan pohon tumbang,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Selasa kemarin. Selain angin kencang, BBMKG Denpasar juga meminta masyarakat mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir. Ia menjelaskan cuaca buruk itu dipengaruhi bibit siklon tropis 96S di selatan Nusa Tenggara Timur (NTT), di Samudera Hindia bagian barat Australia yang meningkatkan potensi angin kencang dan hujan intensitas sedang-lebat di Bali. Selain itu, terdapat pertemuan dan belokan angin yang berpotensi meningkatkan kecepatan angin dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Bali hingga NTT. BBMKG Denpasar mendata angin kencang itu bergerak dari arah barat daya-barat laut yang mempengaruhi cuaca di Pulau Dewata.

Selanjutnya, cuaca di Bali dalam tiga hari ke depan juga dipengaruhi suhu muka laut yang mencapai 28-30 derajat Celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 milibar atau 12 ribu meter. Sementara itu, ketinggian gelombang laut diperkirakan sekitar 2,5 meter di perairan selatan Bali dan dua meter di Selat Bali dan Selat Lombok. Cahyo juga meminta nelayan, pelaku wisata bahari dan masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang dan gelombang tinggi tersebut.

BMKG mencatat kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Adapun pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot atau sekitar 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 7 ol3, ant

Komentar