nusabali

Cuaca Buruk, Pelni Denpasar Jadwal Ulang Keberangkatan KM Binaiya

  • www.nusabali.com-cuaca-buruk-pelni-denpasar-jadwal-ulang-keberangkatan-km-binaiya

DENPASAR, NusaBali.com - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Cabang Denpasar melakukan penjadwalan ulang keberangkatan kapal penumpang akibat cuaca ekstrem yang dipengaruhi bibit siklon tropis 96S di perairan selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kepala Pelni Cabang Denpasar, Arfah Yusuf, mengatakan bahwa perubahan jadwal ini sebagai langkah antisipasi demi keselamatan pelayaran. "Ketika ada perubahan jadwal, kami segera memperbarui informasi kepada calon penumpang," ujarnya, Selasa (11/2/2025).

Ia menyebutkan bahwa salah satu armada yang terdampak adalah KM Binaiya. Kapal tersebut sempat tertahan di Kupang, NTT, akibat cuaca buruk yang melanda wilayah tersebut. Akibatnya, kedatangan KM Binaiya di Pelabuhan Benoa, Denpasar, mengalami keterlambatan, yang berimbas pada perubahan jadwal keberangkatan berikutnya.

Semula, KM Binaiya dijadwalkan berangkat dari Pelabuhan Benoa pada Kamis (13/2) pukul 08.00 WITA. Namun, jadwal tersebut dimundurkan menjadi Jumat (14/2) pukul 05.00 WITA.

"Kami telah menginformasikan perubahan ini kepada calon penumpang melalui pesan singkat (SMS)," tambah Arfah. Dalam pemberitahuan tersebut, calon penumpang diminta untuk memasuki pelabuhan mulai pukul 02.00 WITA.

Data Pelni menunjukkan bahwa perubahan jadwal ini berdampak pada 140 calon penumpang yang telah membeli tiket perjalanan KM Binaiya. Kapal tersebut memiliki rute Pelabuhan Benoa-Bima-Labuan Bajo-Makassar-Awerange-Bontang-Parepare (PP).

Sebelumnya, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem akibat bibit siklon tropis 96S. Fenomena ini meningkatkan potensi angin kencang, gelombang tinggi, dan hujan lebat di wilayah perairan Bali, NTB, dan NTT.

BMKG mencatat kecepatan angin di Bali bisa mencapai 60 kilometer per jam, dengan rekor sebelumnya pada Selasa (11/2) mencapai 74 kilometer per jam. Dampak cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga 13 Februari 2025.

Dengan kondisi tersebut, masyarakat, terutama yang akan melakukan perjalanan laut, diimbau untuk terus memantau informasi terkini dari pihak berwenang dan mengutamakan keselamatan selama periode cuaca buruk ini. *ant

Komentar