Usung Konsep Knockdown, ST Eka Jaya Siapkan 4 Karakter Ogoh-Ogoh untuk Ngerupuk Festival di Gianyar
GIANYAR, NusaBali.com - Dalam menyambut Tahun Baru Caka 1947 dan ajang lomba Ogoh-Ogoh tingkat Kabupaten Gianyar, Sekaa Teruna (ST) Eka Jaya, Banjar Tampad, Batubulan Kangin, Sukawati, telah memulai proses pembuatan Ogoh-Ogoh sejak 4 Januari 2025. Lomba ini diselenggarakan oleh Pasikian Yowana Kabupaten Gianyar dalam kemasan Ngerupuk Festival.
Hingga akhir Januari lalu, proses pengerjaan Ogoh-Ogoh telah mencapai sekitar 30 persen.
"Kami tidak membatasi anggaran pembuatan Ogoh-Ogoh agar teman-teman lebih terpacu dalam berkarya secara maksimal," ujar Ketua ST Eka Jaya, I Kadek Widiana Batan (Emon), 26.
Antusiasme anggota ST Eka Jaya semakin tinggi, terlebih setelah sebelumnya mereka meraih predikat terbaik pertama dalam lomba tingkat Kecamatan Sukawati pada 2023. Tahun ini, mereka ingin menampilkan karya yang lebih baik dan inovatif.
"Kami menghadirkan empat tokoh karakter dalam Ogoh-Ogoh kali ini, dengan salah satu tokohnya menggunakan sistem knockdown atau bongkar pasang. Ini untuk memudahkan pengerjaan mengingat ukurannya yang cukup besar dan tinggi," tambahnya.

Menyambut Malam Pangerupukan
Terkait dengan persiapan malam pangerupukan dan perlombaan, Emon menegaskan bahwa pihaknya mendukung aturan larangan penggunaan sound system berlebihan saat pengarakan Ogoh-Ogoh.
"Kami sangat mengapresiasi kebijakan pemerintah terkait larangan penggunaan sound system yang berlebihan. Sound system tetap bisa digunakan untuk mendukung pementasan seperti MC atau dalang, namun bukan untuk arak-arakan," katanya. Ia juga berharap para prajuru banjar turut serta menjaga keamanan lingkungan saat malam pangerupukan.
Emon juga mengapresiasi inisiatif Pasikian Yowana Gianyar dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar dalam menyelenggarakan lomba ini.
"Melihat antusiasme teman-teman ST di Gianyar yang tinggi, saya yakin festival ini akan menjadi ajang bagi para seniman muda untuk menampilkan karya terbaiknya. Ini juga memberi ruang bagi kreativitas pemuda dalam seni Ogoh-Ogoh," ungkapnya.
Meski tahun ini lomba Ogoh-Ogoh tingkat Provinsi Bali tidak diselenggarakan, Emon menilai hal tersebut tidak menjadi masalah. Ia berpendapat bahwa yang terpenting adalah setiap kabupaten atau kota tetap mengadakan perlombaan sebagai ajang pengembangan seni lokal.
Ogoh-Ogoh Ramah Lingkungan
Kembali ke bahan ramah lingkungan sejak satu dekade terakhir, ST Eka Jaya juga berkomitmen menggunakan material bekas yang dapat didaur ulang.
"Kami memaksimalkan pemanfaatan bahan bekas yang ramah lingkungan meskipun pengerjaannya lebih rumit dan memakan waktu lebih lama. Semua ini demi kelestarian lingkungan," jelasnya.
Ia pun berharap Ngerupuk Festival dapat berjalan dengan lancar dan seni Ogoh-Ogoh tetap berkembang tanpa campur tangan kepentingan politik.
"Kami melihat perkembangan Ogoh-Ogoh setiap tahunnya semakin meningkat, baik dari sisi kreativitas maupun teknik pengerjaan. Semoga ke depan, budaya ini semakin maju tanpa ada kepentingan di luar seni itu sendiri," tutupnya. *m03
Komentar