Sopir Mobil Listrik di Besakih Dikomplain
AMLAPURA, NusaBali - Sembilan sopir mobil listrik yang mengantar wisatawan dan pamedek di Pura Besakih, Karangasem, kerap jadi sasaran komplain. Karena wisatawan dan pamedek ingin diantar kembali menuju Gedung Parkir Pura Manik Mas setelah berkeliling di Pura Besakih.
Hal sama juga oleh pamedek usai bersembahyang. Padahal sesuai ketentuan, wisatawan dan pamedek hanya bayar tiket untuk sekali antar, sekembalinya berjalan kaki. "Bisa tiap hari kena komplain wisatawan dan pamedek, karena minta diantar balik. Alasan mereka karena telah bayar tiket, sudah saya jelaskan," ujar sopir mobil listrik I Kadek Agus Setiawan kepada NusaBali di Terminal Mobil Listrik, Jaba Pura Manik Mas Besakih, Banjar Besakih Kangin, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Rabu (5/2).
Kata Agus, terminal mobil listrik mengoperasikan lima mobil listrik milik Dinas Perhubungan Bali, berstatus pinjam pakai. Sopir bekerja tiga waktu layanan, yakni pukul 07.00 Wita-15.00 Wita, pukul 10.00 Wita-18.00 Wita, dan pukul 14.00 Wita-22.00 Wita. Baterai mobil listrik ini hanya bisa dipakai 20 kali pergi pulang (PP), selanjutnya wajib dicas. Sekali perjalanan, menghabiskan strum baterai 2 persen, tidak boleh seterum sampai habis, nanti mesin bisa rusak. Begitu seterum habis 50 persen harus diseterum lagi.
Pamedek dan wisatawan hanya ramai pada pagi hari. Sorenya landai, kecuali ada Karya Agung Ida Bhatara Turun Kabeh, pamedek ramai 24 jam. Hanya saja, lanjut Agus Setiawan, sering kali pamedek komplain, ingin diantar sekembalinya dari sembahyang. "Kan mesti jalan kaki, usai sembahyang, dapat lihat-lihat panorama Pura Besakih, dan bisa berbelanja. kecuali balita, lansia dan disabilitas, baru bisa naik kendaraan listrik sekembali sembahyang," katanya.
Komplain pamedek, jelasnya, dengan kata-kata yang tidak etis didengar. Khusus sulinggih dan pamangku yang usianya di atas 65 tahun, gratis numpang mobil listrik.
Sembilan sopir mobil listrik ini dikoordinasikan I Gusti Ngurah Oki Puja Astawa. Dari lima kendaraan listrik itu, tiap kendaraan kapasitas sembilan orang dengan kondisi desak-desakan.
Sekretaris Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih I Wayan Mastra mengakui, dari lima mobil listrik yang dioperasikan memberdayakan sembilan sopir. Diakui, setiap hari sopir itu jadi sasaran komplain wisatawan dan pamedek.
"Di sinilah risikonya, melayani orang banyak. Ada yang mengerti setelah diberikan pemahaman, ada juga yang ngotot," kata mantan Camat Rendang, ini.7k16
Komentar