Kenaikan Harga Beberapa Komoditas Pengaruhi Inflasi
Terutama Rempah-rempah Seperti Cabai dan Bawang
Selama inflasi tumbuh dalam batas wajar, ini justru menjadi stimulus bagi produsen untuk terus meningkatkan produksi.
MANGAPURA, NusaBali
Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali Andy Setyo Biwado, menyebut inflasi di Bali pada 2024 dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas, terutama rempah-rempah seperti cabai dan bawang. Meski demikian, kenaikan harga ini masih dalam batas wajar, bahkan justru memberikan keuntungan bagi petani dan produsen lokal.
“Inflasi yang terkendali ini mencerminkan keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar. Harga sedikit naik, tapi daya beli masyarakat tetap kuat, sehingga aktivitas ekonomi terus berjalan,” ujar Andy di Kuta, Badung, Jumat (31/1) pagi.
Dia juga menambahkan perayaan Natal, Tahun Baru, dan berbagai hari besar turut berperan dalam menjaga stabilitas konsumsi masyarakat, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Bali triwulan III tahun 2024 sebesar 5,43 persen yang jauh lebih baik dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2023 yang mencapai sebesar 5,35 persen. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan III 2024 didorong oleh konsumsi Rumah Tangga (RT) yang tumbuh 5,46 persen (yoy). Kinerja konsumsi RT tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,09 persen (yoy).
Untuk investasi tumbuh moderat sebesar 1,96 persen (yoy). Investasi di Bali didominasi oleh sektor pariwisata (tersier) dengan pangsa 92,85 persen, sementara investasi pada sektor primer dan sekunder masih sangat terbatas (masing-masing sebesar 2,55 persen dan 4,60 persen.
Secara terpisah, Ketua Tim Neraca BPS Provinsi Bali Kadek Muriadi Wirawan, menambahkan pertumbuhan inflasi yang moderat justru menjadi indikator baik bagi ekonomi Bali. Meskipun secara angka terlihat hampir menyentuh angka yang ditargetkan, tetapi hal tersebut masih dianggap cukup baik.
“Selama inflasi tumbuh dalam batas wajar, ini justru menjadi stimulus bagi produsen untuk terus meningkatkan produksi. Meski ada kenaikan harga naik sedikit, tapi daya beli tetap terjaga, dan ini menandakan ekonomi Bali dalam kondisi sehat,” jelasnya, Jumat Kemarin.
Sejalan dengan inflasi yang terkendali, perekonomian Bali juga mengalami pertumbuhan yang stabil. Pada triwulan III-2024, ekonomi Bali tumbuh sebesar 5,43 persen, didorong oleh sektor pariwisata yang mencapai puncaknya di periode tersebut.
Berdasarkan data yang dirilis BPS, perekonomian Bali pada triwulan III tahun 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) tercatat sebesar Rp 75,72 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK 2010=100) sebesar Rp 42,40 triliun. Ekonomi Bali selama periode triwulan III-2024 tumbuh sebesar 0,39 persen jika dibandingkan dengan triwulan II-2024 (q-to-q).
Dari sisi produksi, sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 4,63 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 12,22 persen.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (y-on-y), ekonomi Bali pada triwulan III 2024 tumbuh 5,43 persen. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi menjadi yang paling berkembang dengan pertumbuhan 16,11 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran, Komponen Pengeluaran Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 14,53 persen.
Secara kumulatif, dari triwulan I hingga triwulan III 2024, ekonomi Bali tumbuh 5,58 persen (c-to-c). Struktur ekonomi Bali masih didominasi oleh sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan kontribusi 22,08 persen, sementara Konsumsi Rumah Tangga menjadi penyumbang terbesar dari sisi pengeluaran dengan 52,17 persen.
Muriadi mengatakan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang selaras ini merupakan kondisi ideal bagi Bali. “Yang terpenting, selama inflasi tetap dalam batas normal dan tidak terjadi deflasi, maka daya beli masyarakat akan tetap kuat, dan aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan baik,” katanya.
Untuk diketahui, data secara tahunan pertumbuhan ekonomi Bali terakhir ada di tahun 2023. Untuk data tahun 2024 akan segera dirilis oleh BPS pada tanggal 5 Februari 2025. 7 cr79
Komentar