nusabali

Wisatawan Tewas di Air Terjun Tegenungan

  • www.nusabali.com-wisatawan-tewas-di-air-terjun-tegenungan

Korban dan 8 rekannya yang lain sudah diingatkan untuk tidak mandi. Namun tak digubris, justru nekat mendekati kucuran air sambil bawa handphone untuk selfie.

4 Bulan Lalu, Putra Camat Kuta Jadi Korban


GIANYAR, NusaBali
Wisatawan asal Flores, Wilfredus alias Fred, 25, ditemukan tewas akibat tenggelam di Objek Wisata Air Terjun Tegenungan, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Gianyar, Jumat (28/7). Korban selama 4 jam tenggelam dan mayatnya ditemukan di bawah kucuran air terjun sekitar pukul 17.20 Wita. Jenazah korban kemudian dibawa ke RSU Sanjiwani menggunakan ambulance PMI Kabupaten Gianyar.

Informasi di lapangan, korban datang ke Air Terjun Tegenungan bersama 9 temannya. Mereka datang dengan satu mobil, berangkat dari Ubud, Gianyar. Mereka tiba di Objek Wisata Air Terjun Tegenungan sekitar pukul 12.30 Wita. Rombongan ini pun kemudian mandi. Saat mandi, hanya korban yang nekat menuju air terjun dan akhirnya tenggelam. Melihat korban tenggelam, teman-temannya bergegas naik ke tepian. Selanjutnya mereka melaporkan peristiwa itu ke warga setempat dan Polsek Sukawati. Tak berselang lama petugas Polsek Sukawati bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) datang ke TKP dan melakukan pencarian.

Awal pencarian, sejumlah pesonel melakukan penyelaman dan menebar jaring, namun tak ada tanda-tanda kemunculan korban. Kondisi air terjun saat itu memang cukup deras. Diduga tekanan air yang kuat membuat korban tak bisa muncul ke permukaan. Petugas hanya menemukan celana pendek warna putih yang dikenakan korban ketika mandi di dekat air terjun. Celana pendek putih ini turut menjadi petunjuk bahwa korban masih berada dalam kubangan di bawah air terjun.

Sekitar pukul 17.00 Wita, Tim Sar Polda Bali datang. Tim SAR melakukan pencarian memakai tali berisi kael/paglet (seperti pancing ikan besar, red). Tak berselang lama jasad korban mulai muncul di belakang air, tepatnya sebelah pojok timur laut. Jasadnya pun kemudian ditarik ke tepian dan dievakuasi menaiki anak tangga menuju mobil ambulance. Rekan korban, Jhevrinus Bata, 21, mengatakan, Fred tinggal sementara di Tukad Yeh Aya, Denpasar. Ia berangkat ke Ubud bersama Gusman Batubara asal Desa Reroja Kecamatan Magetambah Kabupaten Sika Flores. Setelah kumpul di Ubud, mereka sebanyak 10 orang, sekitar pukul 12.00 Wita dengan naik satu mobil ke Objek Wisata Air Terjun Tegenungan.

Jhevrinus yang bekerja di Banjar Sapat, Desa Tegalalang, Gianyar ini mengaku baru mengenal korban hari itu. Kenalnya karena sama-sama berasal dari Flores. “Temen saya yang kenal lama, kalau saya baru tadi kenal,” terangnya. Jhevrinus menjelaskan, setibanya di lokasi, rombongan langsung menuruni ratusan anak tangga menuju air terjun. Mereka pun sempat foto-foto dan selfie mengabadikan keindahan di objek wisata itu. Sembilan temannya akhirnya memutskan untuk mandi. Sementara Jhevrinus tidak ikut mandi karena sudah membaca tanda larangan mandi di sekitar air terjun. Namun 8 orang rekannya yang lain, justru nekat ingin mandi. Delapan orang itu pun sudah mempersiapkan pakaian untuk mandi. Termasuk Fred yang mengenakan celana pendek warna putih dan kaos warna merah.

Sempat bermain air selama beberapa menit, tiba-tiba korban Fred mendekati kucuran air terjun dan langsung menghilang. Rekannya pun kaget kemudian langsung naik ke tepi sungai yang berbatu padas. “Gak sempat minta tolong, tiba-tiba saja hilang. Yang lain langsung naik gak berani mendekat,” jelasnya. Sebelum turun mandi, menurut Jhevrinus, ia sudah sempat memperingatkan rekan-rekannya untuk tidak mandi. Namun tak digubris, justru nekat mendekati kucuran air sambil membawa handphone untuk selfie.

Kapolsek Sukawati, Kompol Pande Putu Sugiharta menyayangkan kejadian serupa kembali terjadi. Sekitar 4 bulan lalu, seorang pelajar asal Kuta, I Gede Arsa Kusuma Wijaya, 14, juga jadi korban. Pelajar yang tewas di Air Terjun Tegenungan merupakan anak ketiga dari Camat Kuta Gede Rai Wijaya. “Kami sudah antisipasi melalui koordinasi terkait keselamatan wisatawan, tapi tetap saja terjadi. Ini yang kedua selama 4 bulan terakhir,” ujarnya. Untuk kasus tenggelamnya korban Fred, dugaan sementara terjadi karena korban tak mengindahkan tanda larangan yang telah dipasang.

Sementara Kabag Ops Polres Gianyar, Kompol IB Deddy Januarta demi keselamatan wisatawan, ia mengimbau pihak pengelola memasang penyekat. “Di tepi air terjun ini perlu dipasang penyekat. Supaya tidak ada yang masuk ke air, sehingga kejadian bisa diminimalisir,” sarannya didampingi Kapolsek Blahbatuh Kompol Abdus Salim. *nvi

Komentar