nusabali

Relokasi Pura Masih Jadi Polemik

  • www.nusabali.com-relokasi-pura-masih-jadi-polemik

Besok (hari ini, Red) di Pura Hyang Api lama akan dilakukan upacara pralina.

Dampak Pengembangan Agro Wisata Buahan

GIANYAR, NusaBali
Relokasi Pura Hyang Api di lingkungan Lenge, Desa Buahan, Kecamatan Payangan, Gianyar, untuk pengembangan agro wisata di desa ini, masih jadi polemik. Ida Batara Sasuhunan pada pura lama telah dipindahkan melalui upacara ke pura baru, Wraspati Wage Uye, Kamis (22/6). 

Dari 13 KK pangempon, 7 sepakat pura direlokasi, dua KK gabeng alias tidak bersikap, dan 4 KK menolak, dengan alasan pura itu bersejarah. Salah satu krama penolak relokasi, I Nyoman Suarya mengatakan dirinya tidak rela Pura Hyang Api yang diwariskan oleh leluhurnya tersebut dipindahkan hanya demi memenuhi keinginan investor. Bahkan meskipun lokasi pura diapit oleh jurang dengan tembok panyengker yang mulai retak, menurutnya hal tersebut justru akan menambah kesan sakral sebuah pura. “Leluhur pada zaman dahulu tentu tidak sembarangan membangun pura disana. Sekarang kok seenaknya saja mau dipindah,” jelasnya saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/6). 

Jika hanya karena lokasi pura yang rawan longsor, Suarya bahkan mencontohkan keberadaan Pura Uluwatu, Badung di tebing maupun Pura Tanah Lot,Tabanan di laut. “Jika semua disamakan seperti pura tyang ini, apakah Pura Uluwatu akan dipindahkan ke Lapangan Renon biar aman? Tentu tidak kan, karena tidak sembarangan bisa pindahkan pura,” ungkapnya kesal.Ia mengaku pasrah, namun tak akan lagi jadi pangempon di Pura Hyang Api baru. 

Ditemui secara terpisah, pangempon pura yang setuju relokasi, I Nyoman Suarjaya mengungkapkan sekitar 23 hektara tanah tegalan di sekitar pura Hyang Api sudah dikuasai investor. Bahkan investor telah membuka akses jalan untuk pengembangan tegalan tersebut menjadi objek wisata. Pihaknya pun mengaku tak masalah dengan pengembangan wisata tersebut. Termasuk tidak masalah dengan relokasi pura. Menurutnya, saran dari investor untuk relokasi ke posisi timur justru menjadi solusi yang terbaik. Ia mengatakan, biaya pembangunan pura baru dan upacaranya sepenuhnya ditanggung investor. “Investor yang bangun pura baru ini. Kami yang cuma bertujuh mana mungkin bisa bangun pura besar. Upacaranya juga harus tiga kali berturut-turut,” terangnya. 

Dijelaskan Suarjaya, setelah upacara Mendak Ida Bhatara dari pura lama ke pura baru, selanjutnya di pura baru digelar Pacaruan Rsi Gana dipuput sulinggih dari Desa Bresela, Payangan. “Besok (hari ini, Red) di Pura Hyang Api lama akan dilakukan upacara pralina,” jelasnya. Setelah dipralina, fisik pura yang lama secara perlahan akan diratakan dengan tanah. Hanya satu bagian dari pura lama yang disarankan oleh Ida Peranda untuk dipertahankan, yakni pohon beringin raksasa. Piodalan di pura yang baru sama dengan piodalan pura lama, Saniscara Kliwon Uye atau Tumpek Kandang. 

Asal mula kepemilikan tanah yang berada di areal Pura Penataran Hyang Api, menurut I Wayan Jejer, salah satu ahli waris dari penolak relokasi pura, menjelaskan tanah tersebut milik Puri Payangan, pengelingsir dari Cokorda Kayana, sekitar 24 hektare. Tanah ini digarap oleh 13 penggarap. Karena ada aturan Landreform, pihak Puri Payangan memberikan tanah kepada masing - masing penggarap seluas 1 hektare untuk membuatkan sertifikat atas hak tanah tersebut. Sisanya kurang lebih 11 hektare menjadi hak milik Puri Payangan. Sekitar tahun 80an tanah,  tanah 11 hektare itu dijual ke investor. Sesuai Awig –awig Desa Perkraman Buahan, bahwa Pura Hyang Api  merupakan milik Desa Pakraman Buahan. 

I Wayan Terima, selaku perwakilan dari investor mengatakan, ada permintaan dari pangempon Pura Penataran Hyang Api agar mengadakan mediasi kepada investor untuk memindahkan Pura Penataran Hyang Api. Setelah dilakukan pertemuan hari pertama yang hadir 7 orang, pertemuan ke 2 semuanya hadir dan sepakat merelokasi pura dimaksud. Pangempon minta investor membuatkan pura baru dan upacaranya.

Perbekel Buahan I Wayan Mudiarta mengatakan pihaknya, belum memediasi masalah ini karena belum ada warga yang melaporkan ke dirinya. ‘’Katanya mau dibangun tempat akomodasi wisata , “ katanya. Sebelumnya, polemik rencana relokasi Pura Hyang Api di kawasan tegalan Lenge, Desa Buahan, Payangan, karena pengembangan agro wisata di kawasan setempat, masih berlanjut. Pura itu ternyata menjadi salah satu dari 9 (sembilan) druwen (milik) Desa Pakraman/Adat Buahan. Status pura kahyangan desa.7nvi 

Komentar