nusabali

Sandy Walsh Siap Bantu Marselino di Belgia

Manfaatkan Waktu untuk Blusukan dan Ziarah di Surabaya

  • www.nusabali.com-sandy-walsh-siap-bantu-marselino-di-belgia

SURABAYA, NusaBali - Pemain naturalisasi Sandy Walsh siap membantu dan membimbing Marselino Ferdinan meniti karir sepakbola di Belgia demi meraih prestasi lebih tinggi di level Eropa.

Selain itu, Sandy juga memanfaatkan waktunya di Surabaya untuk berziarah makan kakek-nenek dan leluhurnya dari jalur sang ibu.

"Tempat tinggal kami di Belgia berjarak sekitar 25 menit. Saya sudah sampaikan ke Marselino bahwa dia bisa datang kapan saja ke tempat tinggalku untuk berbagi pengalaman. Saya siap membimbingnya kapan saja," kata Sandy, di Surabaya, Rabu (7/6).

Sandy Walsh dan Marselino tergabung dalam tim nasional Indonesia menjelang "FIFA Matchday" melawan Palestina dan Argentina pada 14 dan 19 Juni. Saat ini mereka sedang menjalani pemusatan latihan (TC) di Surabaya.

Keduanya pun sama-sama "merumput" di klub Belgia. Bedanya, Sandy Walsh yang lahir di Belgia pada 14 Maret 1995 lebih senior dengan pengalaman malang melintang di kancah sepak bola Eropa.

Di antaranya, Sandy tergabung dalam Timnas Belanda U-17 saat meraih Piala Eropa pada 2012. Sandy yang resmi dinaturalisasi menjadi warga negara Indonesia pada 17 November 2022 itu kini membela klub KV Mechelen di Liga Pro Belgia.

Sedangkan Marselino yang masih berusia 18 tahun baru saja meniti karir di klub KMSK Deinze di kasta Divisi Pertama B Belgia, setelah berkembang bersama klub Liga 1 Indonesia Persebaya Surabaya.

Sandy menyebut, Marselino memiliki talenta sepak bola yang sangat potensial dibanding pemain-pemain muda seusianya. Dia juga mengamati permainan Marselino berkembang bersama KMSK Deinze di Divisi Pertama B Belgia.

Sementara di tengah kesibukan menjalani TC Timnas di Surabaya, Sandy Walsh ingin ‘nyekar’ atau berziarah ke makam kakek dan neneknya di Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu.

Sandy lahir di Belgia dan dibesarkan di Belanda memiliki darah Somalia - Afrika Selatan dari ayahnya. Sedangkan ibunya keturunan Indonesia yang lahir di Swiss dan dibesarkan di Belanda. Sandy mengaku, sebelumnya hanya mendengar legenda Surabaya sebagai Kota Pahlawan seperti yang pernah dikisahkan sang kakek.

Di tengah kesibukan menjalani pemusatan latihan Timnas Indonesia jelang FIFA Matchday melawan Palestina, Sandy mengungkapkan ingin ‘blusukan’ mengenal Kota Surabaya lebih dalam.

Di antaranya, ingin "nyekar" atau berziarah ke makam kakek dan neneknya di Surabaya. Tentu dengan mengajak ibunya karena Sandy sama sekali belum mengenal Kota Surabaya. ant

Komentar