nusabali

PDIP Bentuk Timsus Godok Cawapres Ganjar

Mega Tersipu Dengar Lagu ‘Ganjar Siji Ganjar Kabeh’

  • www.nusabali.com-pdip-bentuk-timsus-godok-cawapres-ganjar

JAKARTA, NusaBali - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya membentuk Tim Khusus (Timsus) untuk membahas cawapres pendamping Capres PDIP, Ganjar Pranowo. Hasto menyebut tim itu dipimpin langsung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Megawati juga akan berkomunikasi dengan para pimpinan parpol pendukung Ganjar, terlebih dengan Presiden Jokowi. "Nah terkait dengan cawapres itu nanti ada tim khusus, dipimpin langsung oleh ibu ketua umum. 

Di situ, ada Mas Prananda, ada Mba Puan. Secara dinamis, ibu ketua umum juga berkomunikasi dengan bapak Presiden Jokowi dan dengan para ketua umum yang sudah menyatakan dukungan terhadap Pak Ganjar," ujar Hasto didampingi Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDIP Rano Karno dan Ketua DPP PDIP Aria Bima saat konferensi pers di sela-sela Rakernas III PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (7/6). 

Namun, lanjut Hasto, mengenai cawapres tidak menjadi pembahasan dalam Rakernas. Politisi asal Jogjakarta ini menjelaskan, jika Rakernas III PDIP pada hari kedua membahas hal-hal strategis terkait pemenangan Pemilu 2024. Misalnya penyiapan saksi, hingga pelatihan juru kampanye. "Rakernas ini membahas gerakan mesin partai, penggalangan tokoh strategi pemenangan pemilu, persiapan saksi yang sangat detail, pelatihan juru kampanye, pelatihan kaum milenial dan gen z agar mereka terlibat dalam demokratisasi ini, kemudian visi misi," terang Hasto.

Hasto menyampaikan, dalam arahan Megawati di pembukaan Rakernas dan pada saat melakukan pertemuan dengan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan, disebutkan jika pasangan capres-cawapres yang diusung PDIP bukan semata demi kepentingan partai. Melainkan, bagi seluruh kepentingan bangsa dan negara.

"Bahwa capres dan cawapres yang diusung oleh PDI Perjuangan sepenuhnya bukan untuk kepentingan partai semata. Sepenuhnya, jauh di atas segala-galanya adalah untuk kepentingan bangsa dan negara. Sama dengan 2019 ketika diputuskan bapak Jokowi dan KH Maruf Amin, untuk bangsa dan negara," papar Hasto.

Hasto juga menyinggung Agustus sebagai bulan keramat dan September sebagai bulan penting ketika membahas pengumuman calon wakil presiden (Cawapres) yang akan mendampingi bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP Ganjar Pranowo. "Masih ada waktu. Bulan Agustus itu bulan keramat, bulan September itu juga bulan sangat penting. Yang jelas dari arah Ibu (Megawati) kalau begitu sudah sesuatunya sudah siap, Ibu Mega akan mengumumkan," ujar Hasto.

Hasto menegaskan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak akan mengumumkan sosok cawapres Ganjar Pranowo di Rakernas III PDIP ini. "Tenang saja, pada momentum yang tepat, itu akan diumumkan. Tetapi ya tidak akan diumumkan di rakernas ini," kata Hasto dilansir antara. Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebelumnya membocorkan nama-nama bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo. Nama-nama itu di antaranya, Menko Polhukam Mahfud Md hingga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Sementara di sela-sela hari kedua Rakernas III PDIP yang berlangsung di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu kemarin, seniman Sri Krishna alias Encik membawakan lagu ciptaannya berjudul Ganjar Siji Ganjar Kabeh (Jarji Jarbeh) di hadapan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ada pula Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Prananda Prabowo, Erico Sotarduga, Said Abdullah, Nusyirwan Soejono, Bendahara Umum Olly Dondokambey, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekretaris Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDIP Rano Karno turut menyaksikan. Kemarin juga sekaligus peluncuran lagu resmi kampanye bakal capres Ganjar Pranowo.

Foto: Seniman Butet Kartaredjasa saat berbincang dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di sela-sela Rakernas, Rabu (7/6). -IST

Sementara Encik, saat datang ke DPP PDIP ditemani seniman Butet Kartaredjasa. Usai mendengarkan lagu Encik, Megawati mengatakan, partai politik jangan kaku dan hanya mengurusi masalah kekuasaan. Tapi juga menyentuh seni dan budaya Indonesia.

“Sebenarnya partai politik karena memakai politik itu, bukan berarti lalu kering. Jadi kami inginnya juga kehidupan seni budaya itu ditampilkan dalam rumah yang saya sebut partai ini,” tutur Mega. Menurut Megawati, nyanyian sebenarnya ekspresi politik dalam wujud seni. “Nyanyian dari Dek Krishna itu bagian daripada pembahasan politik secara seni, betapa pentingnya (kesenian dan kebudayaan, red). Makanya di dalam Trisakti, ada prinsip berkepribadian di bidang politik,” ungkap Megawati.

Megawati berharap, Butet dan Encik terus mempopulerkan budaya lokal. Bahkan, Megawati menyebut di PDIP saja sudah ada BKN untuk terus menjaga kearifan para seniman dan budayawan. “Jadi mas Butet sama Dik Krishna tolonglah namanya budaya seni Indonesia itu harus digiatkan dan dipopulerkan,” ucap Megawati.

Megawati optimis, lagu yang baru diluncurkan itu akan menjadi lagu yang populer di masyarakat. "Jadi, Insya Allah lagu ini saya kira akan menjadi populer. Ya bayangkan saja, kalau saya diserahi ini. Saya kan ketua partai, anak-anak saya udah pasti ‘wah ibu senang lagu ini, kita juga mesti senang’,” kata Megawati. Megawati mengaku, sangat menaruh perhatian penuh terhadap hak cipta dan kekayaan intelektual atas semua karya anak bangsa. Sehingga, Megawati sangat mendorong agar hak cipta tersebut lebih dilindungi. Megawati pun, meminta hal itu disuarakan karena masih banyak para seniman kita begitu polos. 

Dia berharap, hak cipta atau karya yang dihasilkan tak diperjualbelikan sembarangan, karena akan mengakibatkan kerugian. Isi syair lagu sendiri berbunyi, "Tengji, tengbeh, banteng siji banteng kabeh (banteng satu banteng semua). Jarji, jarbeh, Ganjar siji, Ganjar Kabeh (Ganjar satu, Ganjar semua). Ganjar di mana-mana, Ganjar memang mempesona, sampai kita terpesona, akhirnya harus ke sana," nyanyian Encik.

Sejumlah peserta Rakernas pun tampak berdendang mengikuti nyanyian Encik itu. Suasana semakin ria ketika Encik melanjutkan nyanyiannya dengan menyebut nama Puan. "Wanji, Wanbeh, Puan Siji, Puan Kabeh," begitu penggalan lirik yang dinyanyikan Encik. Setelah menyinggung Puan, Encik juga mengubah liriknya khusus untuk Megawati.

"Di sini ada Bu Mega. Bu Mega ketua kita. Beliau memang bijaksana. Kita semua mendukungnya. Maji, mabeh, Mega siji, Mega kabeh," tutur Encik disambut tawa Megawati dan seluruh jajaran DPP PDIP. Megawati tampak tersipu malu saat petikan lagu itu didendangkan. Setelah menyasar kepada Megawati, Encik mengarahkan liriknya kepada Prananda Prabowo atau yang akrab disapa Nanan.

"Juga ada Mas Nanan, ganteng luar biasa, saya tak bisa mengikutinya," tutur Encik disambut kembali riuh para hadirin. Encik juga melanjutkan lagunya dengan menyinggung Olly Dondokambey dan Rano Karno. Encik mengaku, membuat lagu tersebut saat bertemu dengan Ganjar. Kala itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bertemu sejumlah seniman Jogjakarta di kediaman seniman Butet Kartaredjasa di Dusun Kembaran Tamantirto Kabupaten Bantul, Jogjakarta, Minggu (16/10/2022) lalu. 7 k22

Komentar