nusabali

Dampak El Nino, Produksi Padi RI Terancam Susut 5 Juta Ton

  • www.nusabali.com-dampak-el-nino-produksi-padi-ri-terancam-susut-5-juta-ton

JAKARTA, NusaBali - Menteri PPN / Kepala Bappenas Suharso Monoarfa memproyeksi produksi padi Indonesia menyusut hingga 5 juta ton imbas El Nino yang mengancam Indonesia pada musim kemarau tahun ini.

Suharso menyampaikan proyeksi tersebut dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi XI DPR RI. Hadir pula Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, hingga Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.

Proyeksi salah satunya diambil dari contoh peristiwa di Berau, Kalimantan Timur. Menurut data yang dikantonginya, suhu di daerah tersebut sudah naik hingga 0,9 derajat celsius dalam 16 tahun terakhir imbas El Nino.

"Akan dimulai (El Nino) bulan depan, turun sebentar, dan akan naik kembali. Biasanya, El Nino berdasarkan data yang kami miliki pada 1990-2020, itu menunjukkan penurunan produksi secara konsisten setiap kejadian El Nino, yakni produksi padi 1-5 juta ton tergantung intensitas El Nino," jelasnya dalam raker di DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, seperti dilansir CNNIndonesia.com,  Senin (5/6).

Dalam paparan yang disampaikan Suharso, ia mengutip data dari berbagai lembaga, seperti Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Dampak perubahan iklim ini memang harus diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya," tegas Suharso.

Di lain sisi, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan membuka opsi keran impor beras menghadapi El Nino ini.

Zulhas mengamini bahwa cuaca panas berkepanjangan bisa membuat kekeringan yang bakal menekan produksi pangan, termasuk beras.

Tak cuma beras, Zulhas menyebut pemerintah siap membuka ruang impor bahan pangan lain jika dibutuhkan demi menjaga stok pangan dalam negeri.

"Iya (impor beras) kalau diperlukan. Kita harus siap-siap menghadapi segala kemungkinan, dengan cara apa? Misalnya beras kita harus G2G (government to government) memesan barang dari sekarang, agar itu menjadi stok kita, sehingga nanti kalau kita kurang (stok) itu tersedia," jelas Zulkifli di Istana Kepresidenan, Senin (22/5). 7

Komentar