nusabali

Wine Robusta, Inovasi Kopi Bubuk dari Busungbiu

  • www.nusabali.com-wine-robusta-inovasi-kopi-bubuk-dari-busungbiu

SINGARAJA, NusaBali - Petani kopi robusta Nyoman Sulingga Sumatara, 26, sejak tiga tahun terakhir berinovasi atas produk kopi yang dihasilkan.

Pemuda asal Banjar Dinas Buja, Desa Sepang Kelod, Kecamatan Busungbiu, Buleleng ini  berinovasi pengembangkan produk kopi bubuk fermentasi yang dinamai kopi wine robusta. “Dinamai kopi wine robusta, karena olahan kopi dari varietas kopi robusta,” kata Sulingga, Minggu (7/6).

Dalam proses biji menjadi bubuk kopi melalui proses fermentasi, sehingga hasil akhir kopi terasa lebih asam, dibandingkan dengan kopi bubuk dengan proses biasa. Selain keunikan rasa, bubuk kopi wine ini juga disebutnya memiliki keunggulan dari aroma dan rasa. 

Aroma dan rasa kopi fermentasinya akan lebih mantap jika saat menyeduh dipadukan dengan gula merah asli Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng.  “Memang kopi yang kami gunakan adalah kopi pilihan yang wajib petik merah (sudah waktu panen) ini juga mempengaruhi kualitas akhir kopi,” terang Sulingga. 

Inovasi bubuk kopi fermentasi ini ditekuninya sejak 2019. Ide ini muncul saat Sulingga mulai mengalami kesulitan dalam pemasaran biji kopi. Saat itu harga jual yang didapatkan petani kurang memuaskan, sehingga Sulingga berpikir untuk membuat produk olahan untuk meningkatkan harga jual.


Namun dalam produk olahan biji kopi yang terpikirkan tidak hanya dalam bentuk serbuk biasa. Sebab jika hanya bubuk kopi biasa dan tidak memiliki kekhasan juga akan sulit bersaing dengan kopi bubuk yang sudah memiliki nama selama ini. 

Dalam proses penciptaan produk inovatif ini, Sulingga pun melakukan percobaan beberapa kali untuk menghasilkan produk dengan rasa dan aroma serta takaran yang pas. Biji kopi robusta yang sebagian besar dipanen dari kebunnya sendiri difermentasi selama sebulan, sebelum akhirnya dikeringkan, disangrai serta dihaluskan menjadi bubuk kopi. 

Hanya saja saat ini Sulingga belum bisa memproduksi banyak. Sebab dari hasil inovasinya bubuk kopi fermentasi ini cenderung akan mengalami penurunan rasa dan aroma jika disimpan dalam waktu yang cukup lama. Dia pun mengaku sedang melakukan analisis serta cara untuk membuat kualitas produk bubuk kopi fermentasinya bisa bertahan lebih lama. 

“Sementara pemasaran baru di lokal Buleleng dan Bali saja. Beberapa ada pesanan melalui online juga karena kami pasarkan di media sosial,” terang dia. 

Untuk serbuk kopi wine 300 gram dijual seharga Rp 40.000, sedangkan kopi aren isian 200 gram dijual dengan harga Rp 30.000. 7k23

Komentar