nusabali

Kisah Warga Hidup Warga Lansia Sebatang Kara di Banjar Saraseda, Tampaksiring, Gianyar

Hidup Sendiri Sejak Usia 10 Tahun, Kini Dirawat Warga se-Banjar

  • www.nusabali.com-kisah-warga-hidup-warga-lansia-sebatang-kara-di-banjar-saraseda-tampaksiring-gianyar

Nyoman Tumbuh mengaku setiap hari selalu sedih, selain tinggal sendirian di malam hari suasana rumahnya yang tanpa tembok keliling dan dekat tegalan sangat sunyi.

GIANYAR, NusaBali
Warga lanjut usia (Lansia) Ni Nyoman Tumbuh,70, hidup sebatang kara di rumahnya Banjar Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar. Meski tinggal sendirian, lansia yang memilihi hidup melajang ini mendapatkan perhatian lebih dari warga di banjarnya. 

Biasanya warga datang memberikan sembako berupa beras maupun keperluan lain termasuk mebanten canang di rumah pekarangan lansia ini.  Suasana haru ini sudah berlangsung selama 12 tahun terakhir. "Kalau beliau perlu apa-apa, biasanya meminta bantuan ke salah satu Prajuru. Misalnya lampu mati atau air tidak mengalir," ujar Bendesa Adat Saraseda, I Wayan Mudita,53, saat ditemui, Senin (29/5).

Foto: Bendesa Adat Saraseda I Wayan Mudita saat kunjungi lansia Ni Nyoman Tumbuh dan membantu nyalakan api untuk memasak. -NOVI

Bendesa Wayan Mudita mengisahkan Nyoman Tumbuh sudah hidup sendiri sejak usia 10 tahun. "Seumuran dengan ibu tiyang (saya) di rumah," ujarnya. Menurut cerita, kedua orangtua Nyoman Tumbuh telah meninggal dunia, kemudian disusul meninggalnya saudara kandung laki-lakinya semasih usia remaja. "Ada kerabat, tapi yang memang keluarga inti dari Nyoman Tumbuh ini tidak tersisa," jelasnya.

Nyoman Tumbuh pun tak pernah berkesempatan mengenyam pendidikan. Hingga dewasa Nyoman Tumbuh rajin bekerja serabutan misalnya ngedig padi. Namun seiring berjalannya waktu, tenaganya tidak lagi kuat untuk bekerja. "Sekitar 5 tahun lalu, beliau mengalami kecelakaan kemungkinan kakinya patah, sehingga di usia lanjut ini beliau tidak bisa banyak beraktivitas. Sepengetahuan kami, sebelum kecelakaan itu beliau tipe orang yang cukup aktif," ungkapnya.

Nyoman Tumbuh mulai dirawat oleh warga se Banjar sejak 12 tahun terakhir. Hal ini sesuai kesepakatan warga setempat. Bermula dari penyampaian secara lisan oleh kerabat yang masih ada hubungan keluarga dengan Nyoman Tumbuh kepada Prajuru setempat. "Jadi istilahnya sudah diserahkan ke banjar, jadi kami warga satu banjar yang secara sukarela merawat beliau," jelasnya. 

Foto: Ni Nyoman Tumbuh,70, sendirian di rumahnya di Banjar Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Senin (29/5). -NOVI

Termasuk bantuan yang memungkinkan didapatkan, diprioritaskan diberikan kepada Nyoman Tumbuh. "Kalau ada bantuan-bantuan dari pihak luar, kami prioritaskan beliau. Termasuk BLT yang besarnya Rp 300.000 per bulan," jelas Wayan Mudita yang juga staf administrasi keuangan Kecamatan Tampaksiring ini.

Terbaru, rumah Nyoman Tumbuh yang sudah reyot mendapatkan bantuan bedah rumah dari Polres Gianyar bersama jajarannya di Polsek Tampaksiring. "Baru rampung dua hari lalu. Awalnya genteng rumahnya banyak bocor. Tidak punya dapur. Setelah dibedah, genteng diperbaiki. Sebelahnya ditambah satu kamar untuk dapur dan diperbaiki juga kamar mandinya," jelasnya. Tak hanya itu, Polres Gianyar juga membuatkan paving untuk jalan setapak. 

Sementara lansia Nyoman Tumbuh mengaku setiap hari selalu sedih, sebab setiap saat harus tinggal sendirian. Apalagi di malam hari, suasana rumahnya yang sekelilingnya tanpa tembok dan dekat tegalan ini sangat sunyi. "Dugas ada tukang rame, tyang demen. Suud to malih sepi, sebet ngeling tiang sebilang wai. (Saat tukang kerja saya senang karena rumah ini ramai. Tapi setelah itu kembali sepi, saya menangis setiap hari, Red)," ungkapnya. Sebagai pelipur lara, Nyoman Tumbuh memelihara beberapa ekor anjing. "Saya kasih makan, ajak tidur. Juga saya ajak ngobrol," ujarnya. 7 nvi 

Komentar