nusabali

Sejarawan dan Panglingsir Puri Karangasem Prof Dr AA Gde Putra Agung SU Lebar di Usia 88 Tahun

Berdedikasi dalam Pengembangan Ilmu Sejarah, Palebon Digelar 30 Juni

  • www.nusabali.com-sejarawan-dan-panglingsir-puri-karangasem-prof-dr-aa-gde-putra-agung-su-lebar-di-usia-88-tahun

Almarhum merupakan putra kesembilan dari 10 bersaudara putra Raja Karangasem XVI  (raja terakhir) AA Agung Anglurah Ketut Karangasem (1808-1941).

AMLAPURA, NusaBali
Sejarawan Bali yang juga putra Raja Karangasem terakhir, Prof Dr AA Gde Putra Agung SU lebar atau berpulang di usianya 88 tahun. Sempat menjalani rawat inap kurang dari 24 jam di RSUP Prof Dr dr IGNG Ngoerah (RSUP Sanglah) Denpasar, almarhum lebar pada Kamis (18/5) pukul 04.00 Wita.

"Awalnya keluhan sesak napas selama seminggu terakhir, kemudian diajak ke RSUP Sanglah Rabu (17/5) pukul 09.00 Wita, dan meninggal Kamis (18/5) pukul 04.00 Wita," jelas putri kedua almarhum AA Dewi Girindra Wardani di rumah duka Puri Agung Karangasem, Jalan Sultan Agung Amlapura, Kamis (18/5) malam. AA Dewi Girindra Wardani mengungkapkan Mantan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (FIB Unud) ini meninggalkan 3 putri dan 4 cucu. Rencananya menggelar upacara munggah maca mana (tumpang salu) pada Anggara Wage Gumbreg, Selasa (27/6), sedangkan palebon pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (30/6) mendatang.

"Sakitnya memang karena telah lingsir, sebelumnya masih bisa jalan-jalan, bisa diajak komunikasi, hanya saja keluhan terakhir sesak napas," kata Girindra Wardani. Almarhum merupakan putra kesembilan dari 10 bersaudara yang merupakan putra Raja Karangasem XVI  (raja terakhir) AA Agung Anglurah Ktut Karangasem (1808-1941). Selama masih aktif sebagai dosen, almarhum banyak menulis buku sejarah tentang Bali, di antaranya Perjuangan Raja dan Rakyat Badung Melawan Kolonialisme Belanda, Biografi Gusti Ayu Rapeg, Sejarah Sosial Bali Kota Singaraja, Puputan Badung 20 September 1906, Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Bali, Sejarah Kota Denpasar, Peralihan Sistem Birokrasi dari Tradisional ke Kolonial, dan lainnya.

Layon telah disemayamkan di Puri Agung Karangasem. Pantauan NusaBali, banyak pelayat yang berdatangan malam kemarin. Almarhum lahir di Karangasem 3 September 1937. Almarhum menyelesaikan Sekolah Rakyat (SR) di kota kelahirannya Karangasem. Pendidikan SMP dan SMA kemudian diselesaikannya di Jogjakarta. Almarhum kemudian menyelesaikan studinya di tingkat sarjana jurusan ilmu sejarah di Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta 1974, pascasarjana program humaniora jurusan sejarah di Fakultas Pasca Sarjana UGM 1983, dan menuntaskan program doktor di UGM Jogjakarta tahun 1996, dengan promotor Prof Dr Sartono Kartodirdjo, dan co- promotor Prof Dr Teuku Ibrahim Alfian MA, dengan judul disertasi: Peralihan Sistem Birokrasi Kerajaan Karangasem 1890-1938. Almarhum Prof Dr AA Gde Putra Agung sempat menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kepariwisataan Unud.


Almarhum sempat menerima pataka Catur Sagotta Nusantara 2017-2018, 15 Mei 2017, dari Raja Puro Pakualaman Surakarta di Puri Agung Karangasem.

Sementara salah satu putri Prof Putra Agung, yakni Anak Agung Ayu Dewi Girindrawardani SS MSi mengungkapkan dirinya mempunyai kesan mendalam mengenai sosok ayahandanya yang sangat memprioritaskan pendidikan bagi putri-putrinya. "Bagi Ajik kalau sudah mengenai pendidikan sangat disiplin dan memprioritaskan yang paling utama," ujarnya dikonfirmasi, Kamis malam.  

Girindrawardani yang mengikuti jejak sang ayah menjadi sejarawan di Program Studi Sejarah FIB Unud mengungkapkan bahwa Prof Putra Agung merupakan salah satu perintis pendirian Prodi Sejarah di FIB Unud bersama Drs I Gusti Ngurah Rai Mirsha. Dikatakannya, Prof Putra Agung selama berkiprah di FIB Unud pernah menjabat Sekretaris Jurusan (Prodi) Sejarah, Ketua Jurusan Sejarah dan pernah juga menjabat sebagai pembantu Dekan III di FIB Unud. 

"Fokus penelitian beliau tentang sejarah sosial politik. Disertasi beliau tentang birokrasi Kerajaan Karangasem," ujar Girindrawardani. Sementara itu, Dekan FIB Unud Dr Made Sri Satyawati SS MHum menyampaikan, civitas akademika FIB Unud khususnya Program Studi Sejarah telah kehilangan sosok yang dikenal memiliki dedikasi besar dalam mengembangkan ilmu sejarah. 


"Prof Putra Agung adalah seorang sejarawan Bali dan budayawan Bali," sebut Sri Satyawati. Sri Satyawati juga mengungkapkan sejumlah penelitian sejarah telah dilakukan Prof Putra Agung selama mengabdi di FIB Unud, di antaranya terkait Sejarah Sosial Bali Kota Singaraja, Peralihan Sistem Birokrasi dari Tradisional ke Kolonial, Perubahan Sosial dan Pertentangan Kasta di Bali, Tarian Upacara dalam Masyarakat Bali, hingga Kebudayaan Istana Amlapura. 

Sejak 1965 hingga pensiun 2007 Prof Putra Agung menjadi staf pengajar dengan berbagai jabatan akademis di Jurusan Sejarah, Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Udayana. Selama berkiprah di Unud Prof Putra Agung juga pernah menjabat Kepala Pusat Penelitian Kebudayaan dan Kepariwisataan Universitas Udayana. 

Panglingsir Puri Karangasem AA Kosalia mengatakan almarhum merupakan peneliti sejarah. "Hasil penelitiannya kemudian tertuang dalam buku, termasuk sejarah raja-raja Karangasem, sehingga sangat bermanfaat untuk generasi ke depan," jelasnya. Sebab berkat hasil penelitiannya, mampu mengaudit sejarah Kerajaan Karangasem, dan semuanya terdukomentasikan. Termasuk di dalamnya, Raja Karangasem mewariskan 11 keris pusaka peninggalan Raja Karangasem. 7 k16, cr78

Komentar