nusabali

Lomba Ogoh-Ogoh Mini dan Tapel ‘Sahabat IGW’ Jadi Ajang Kreativitas Anak Muda

  • www.nusabali.com-lomba-ogoh-ogoh-mini-dan-tapel-sahabat-igw-jadi-ajang-kreativitas-anak-muda

DENPASAR, NusaBali.com – Walaupun lomba ogoh-ogoh, termasuk ogoh-ogoh mini, identik menyongsong Hari Raya Nyepi, antusias peserta ‘Lomba Ogoh-Ogoh Mini dan Tapel se-Bali’ pada 6-7 Mei di Banjar Pekambingan, Denpasar Barat, masih sangat tinggi.

Tidak kurang 70 peserta menuangkan kreasinya dalam lomba yang dibuka oleh Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa pada Sabtu (6/5/2023).

Lomba yang dilangsungkan hingga Minggu (7/5/2023) ini diselenggarakan oleh  Sahabat IGW berkolaborasi bersama ST Swastika dan Tridatu Art.  Sahabat IGW sendiri adalah sameton yang dikenal sebagai pendukung I Gede Westra yang saat ini menjadi anggota DPRD Kota Denpasar periode 2019-2024.

Sementara itu IGW menyatakan kebanggaannya acara yang sempat vakum karena pandemi, bisa dilangsungkan kembali.

“Sebagai generasi muda dan anggota DPRD Kota Denpasar, saya senantiasa berusaha untuk tetap berkarya khususnya di bidang seni budaya Bali, sehingga bisa melaksanakan kegiatan ini,” kata peraih 2.531 suara pada Pemilu 2019 lalu.

Ia pun memberi apresiasi dan terima kasih kepada Wakil Walikota Denpasar yang membuka acara, serta kehadiran Camat Denpasar Barat, Lurah Dauh Puri,  Kaling 8 Lingkungan Dauh Puri dan Prajuru Banjar se-Kelurahan Dauh Puri serta para sponsor.

“Semoga ke depannya acara ini bisa terus rutin terselenggara dan saya selalu siap menjadi wadah buat para seniman, khususnya di ogoh-ogoh mini,” tuntas IGW.

Event ini adalah event tahunan, namun sempat terhenti saat pandemi Covid-19. “Dari sisi jumlah peserta mengalami peningkatan drastis, dulu tahun 2018 dan 2019 hanya kisaran 50 peserta, sekarang 70 peserta,” kata Gusman Rahina Mahardika, selaku Ketua Panitia lomba yang dilangsungkan di balai banjar berlokasi di Jalan Pulau Buru I Denbar tersebut. 

Kali ini ada empat kategori yang dilombakan yakni ogoh-ogoh non-mesin yakni ogoh-ogoh  hanya menonjolkan pakem-pakem kebudayan bali, seperti menonjolkan gerakan tubuh (agem, tandang, dan tangkis) seperti gerakan orang menari pada umumnya. 

Lalu ada kategori ogoh-ogoh mesin, yang didukung oleh sistem mekanik mesin untuk menggerakkan bagian anatomi ogoh-ogoh sperti menggerakkan badan, tangan, kepala, dan tambahan lainya seperti senjata dan lain-lain. 

“Ogoh-ogoh mesin ini merupakan sebuah karya seni yang dicampur dengan teknologi yang dimaksudkan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman,” terang Gusman. 

Selanjutnya kategori tapel ogoh-ogoh. Pada kategori ini untuk kriteria tapel hanyalah ditentukan ukuran maksimal 1 meter, sedangkan untuk kriteria lainya masih belum ada, atau cenderung bebas karena belum ada kriteria-kriteria yang mengikat.

Kategori terakhir adalah ogoh-ogoh mini SD-SMP, yang merupakan penyempurnaan dari kategori remaja. “Kategori ini untuk memberikan wadah generasi muda melestarikan seni dan budaya Bali agar nantinya generasi-generasi muda tidak melupakan tradisi yang telah diwariskan oleh leluhur terdahulu khususnya dalam seni ogoh-ogoh,” kata Gusman. 

Mengenai waktu penyelenggaraan yang sudah melewati Hari Raya Nyepi, Gusman menyebut karena keterbatasan waktu.

“Pada saat jelang Nyepi, berbagai Banjar punya kegiatan yang sangat padat. Belum lagi adanya event dari pemerintah yakni Festival Kasanga,” jelas Gusman. *m03

Komentar