nusabali

Waketum PKB Gus Jazil di Bali: Waspadai Ideologi Transnasional!

  • www.nusabali.com-waketum-pkb-gus-jazil-di-bali-waspadai-ideologi-transnasional

DENPASAR, NusaBali.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid mengingatkan anggota Badan Persaudaraan Antar Iman (Berani) soal ancaman ideologi luar yang berpotensi memecah belah jelang Pemilu Serentak 2024.

Peringatan ini disampaikan politisi yang akrab disapa Gus Jazil ini saat melantik DPW Berani Provinsi Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Sabtu (6/5/2023) sore. Sebagai badan otonom (banom) PKB yang dimandatkan mengikis intoleransi, Berani diharapkan mampu menangkal ideologi radikal dan politik identitas.

"Kita sedang menghadapi tantangan yang berpotensi memecah belah persatuan, salah satunya adalah ideologi yang datang dari luar, ideologi transnasional. Ideologi ini mengedepankan paham-paham yang tidak benar," ujar Gus Jazil di sela acara.

Lanjut Wakil Ketua MPR RI ini, Indonesia tidak dibangun di atas satu golongan agama melainkan dirintis dari perjuangan bersama oleh tokoh-tokoh lintas agama. Oleh karena itu, persatuan harus semakin dipupuk demi menangkal paham-paham yang berpotensi muncul, mendominasi, dan menambah ketegangan Pemilu 2024.

Gus Jazil menyebut iman, agama, dan politik bisa berjalan bersama beriringan, bukan untuk dipertentangkan. Selayaknya PKB yang walaupun berangkat dari nilai Islam Nusantara namun menerima semua suku dan agama untuk turut bersama membangun bangsa.

"Kami di PKB juga (dari) berbagai macam agama. Bali sendiri sebagai pintu gerbang Indonesia wajib menjadi contoh dan wajah Indonesia yang mampu menjaga kerukunan dan perdamaian di mata dunia," tegas jebolan santri Nahdlatul Ulama.

Sementara itu, terlepas dari statusnya sebagai banom partai Islam nasionalis, DPP Berani dinakhodai oleh seorang pendeta bernama Lorens Manuputty. Pdt Lorens berharap DPW Berani Bali dan daerah lain mampu memperjuangkan kesetaraan umat beragama dalam beribadah.

"Berani hadir untuk merawat kebangsaan di tengah perbedaan (pandangan politik), serta memperjuangkan kesetaraan di antara umat beriman," tandas Pdt Lorens. *rat

Komentar