nusabali

Krama Istri Desa Sanur Kaja 'Learning by Matanding'

  • www.nusabali.com-krama-istri-desa-sanur-kaja-learning-by-matanding

DENPASAR, NusaBali.com - Majejahitan dan matanding merupakan salah satu aktivitas esensial krama istri. Aktivitas adat dan tradisi ini tidak sekadar untuk mempersiapkan yadnya tetapi juga media pembelajaran.

Oleh karena itu Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Denpasar melakukan pelatihan kecakapan hidup di Banjar Anggarkasih, Desa Sanur Kaja pada Minggu (16/4/2023). Puluhan krama istri diberikan penyegaran ilmu majejahitan dan matanding. Subjek yang diangkat adalah lis amuan-amuan dan sanga urip.

Ni Wayan Sukerti, Koordinator Bidang Agama WHDI Kota Denpasar sekaligus mentor pelatihan menyebut kedua komponen sesajen ini lumrah digunakan. Lis amuan-amuan sendiri terdiri dari 10 komponen dan penggunaan dasarnya untuk memercikkan tirta sedangkan sanga urip digunakan pada upacara pangulapan dan pembersihan.

"Melalui pelatihan ini, krama istri itu learning by doing. Jadi kami ajak langsung mempraktikkan langkah-langkah membuat kedua komponen sesajen tersebut sembari dijelaskan filosofi di baliknya," ujar Sukerti.

Dengan metode belajar sambil praktik ini, krama istri tidak sekadar mengetahui cara membuat komponen sesajen. Mereka juga mempelajari dan memahami hal-hal yang sudah biasa dibuat namun tidak tahu makna mendalam di baliknya dan tentu akan lebih dekat dengan tattwa Hindu.

Seperti salah satu krama istri peserta pelatihan, Ni Wayan Sukriani yang mengaku mempelajari banyak hal baru. Sebagai krama istri tentu sudah biasa baginya untuk majejahitan dan matanding, tetapi berkat pelatihan 'learning by matanding' ini dia mendalami makna komponen sesajen.

"Pelatihan ini membuka mata saya bahwa setiap komponen dari komponen sesajen itu tidak sekadar tatuasan. Ada makna yang spesifik di balik itu semua," tutur Sukriani usai mengikuti pelatihan.

Sementara itu, Ketua WHDI Kota Denpasar Sagung Antari Jaya Negara berharap pelatihan ini bisa mewadahi ilmu dan skill krama istri. Antari meminta ada interaksi dua arah melalui pertukaran ilmu dan pengetahuan tidak hanya menerima ilmu yang diberikan mentor.

"Dalam pelatihan kecakapan hidup ini, saya berharap adanya pertukaran ilmu dan pengetahuan yang dimiliki sehingga wawasan kita bertambah," tandas Sagung Antari. *rat

Komentar