nusabali

Aci Ngatep di Pura Dalem Diwarnai Pangayah Daratan

  • www.nusabali.com-aci-ngatep-di-pura-dalem-diwarnai-pangayah-daratan

AMLAPURA, NusaBali - Aci ngatep di Pura Dalem, Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, digelar  Wraspati Kliwon Menail, Kamis (30/3) malam. Aci ini memunculkan beberapa penari daratan (penari keris). Suasana ritual ini pun bertambah khusyuk.

Aci ngatep itu mempertemukan atau dengan menghadirkan pralingga Ida Bhatara Sakti matapakan Barong dan Ida Bhatara Istri matapakan Tangda, di pura setempat. Selama ini pralingga ini distanakan di Banjar Adat Pegubugan, Desa Duda, Kecamatan Selat, Karangasem. Namun, krama Desa Adat Geriana Kangin, ikut ngempon.

Aci ngatep itu dilaksanakan, setiap setahun sekali pada hari Kajeng Kliwon setelah Nyepi. Aci ini di bawah koordinasi Kelian Banjar Adat Pegubugan I Wayan Mudiasa, dan persembahyangan dipuput Ida Bagus Mangku Bajra Taman.

Ida Bagus Mangku Bajra Taman menuturkan, setiap tahun wajib melaksanakan Aci Ngatep di Pura Dalem, Desa Adat Geriana Kangin. Karena pralingga tersebut berasal dari anugerah Ida Bhatara di Pura Dalem. Hanya saja, selama ini krama Banjar Adat Pegubugan nyungsung (memuliakan) Ida Bhatara Sakti dan distanakan di Banjar Adat Pegubugan.

Lanjut Ida Bagus Mangku Bajra Taman, sesuai sejarahnya sekitar tahun 1950-an, seorang sulinggih sakti, bernama Ida Pedanda Gede Ngenjung dari Geria Taman, Banjar Pegubugan, Desa Duda, sering bertapa di Pura Dalem Desa Adat Geriana Kangin. Saat khusyuk semedi di tengah malam secara ajaib muncul bola api dari gedong jeroan pura, bergerak lalu nempel di batang pohon pule, di selatan palinggih.

Selanjutnya melalui mantra-mantra gaib, Ida Pedanda Gede Ngenjung, memohon batang kayu pule itu, dengan cara memotong. Potongan kayu tersebut kemudian di bawa ke tukang tapel di Gianyar, dijadikan tapel Barong.


Setelah Barong kelar, dilaksanakan upacara Pasupati di Pura Dalem. Hadir saat acara pasupati itu, krama Desa Adat Geriana Kangin dan Banjar Adat Pegubugan. "Saat itulah Ida Pedanda Gede Ngenjung berpesan, tiga hari setelah upacara Pasupati, Ida Pedanda Gede Ngenjung akan lebar, dan arwahnya masuk ke dalam Barong itu," jelasnya.

Atas dasar itulah wajib setiap tahun menggelar Aci Ngatep di Pura Dalem Desa Adat Geriana Kangin, sekaligus bertujuan untuk mempasupati Ida Bhatara Sakti secara berkelanjutan.

Dalam Aci Ngatep tersebut, pengayah menarikan pralingga Ida Bhatara Sakti dengan Ida Bhatara Istri. Dalam cerita ada seorang sulinggih gemar bertapa, kemudian dapat gangguan dari sulinggih siluman, selanjutnya pertapa itu dapat godaan bidadari. Maka kedua sulinggih itu rebutan bidadari, lalu keduanya adu sakti.

Kekuatan sulinggih yang satu terwakili dengan menghadirkan Ida Bhatara Banaspati atau Ida Bhatara Sakti, dan lawannya Ida Bhatari Istri. Ida Bhatara Banaspati kena tampar Ida Bhatara Istri, langsung runtuh. Ida Bhatara Banaspati lalu memunculkan beberapa penari daratan, termasuk sejumlah wanita ikut karauhan.

Penari daratan akan sadar kembali setelah Ida Bagus Mangku Bajra Taman memerciki tirta.7k16

Komentar