nusabali

Lansia Kurang Mampu Tinggal di Perantenan Merajan

  • www.nusabali.com-lansia-kurang-mampu-tinggal-di-perantenan-merajan

GIANYAR, NusaBali
Seorang lansia warga Banjar Bandung, Desa Siangan, Kecamatan/Kabupaten Gianyar tinggal di perantenan atau dapur Merajan Taman Bali.

Lansia Desak Niang Kasih,80, ini juga mengandalkan makan sehari-hari dari uluran tangan sejumlah warga. Namun ketika tiada bantuan, Desak Niang biasa mengumpulkan bijih padi untuk ditumbuk jadi beras. Barulah beras tersebut dimasak.

Bendesa Adat Bandung, I Dewa Putu Anom membenarkan kondisi salah satu warganya ini. Dijelaskan, bahwa Desak Niang masih punya keluarga. Namun dalam satu rumah terdiri dari 5 KK. Desak Niang Kasih mendapat bagian di bale daja. Hanya saja, di bale tersebut sudah ditempati oleh anak keduanya yang sudah beranjak dewasa. Sementara anak sulungnya telah menikah nyentana.

Bendesa Dewa Putu Anom menyatakan Desak Niang betul-betul kekurangan. “Ini memang terparah (kekurangan, red) di Desa Adat Bandung,” ujarnya. Dapur pun, di rumah itu tidak punya. “Makanya tinggal sementara di merajan, di perantenan. Tidur di sini, masak, makan sehari-hari di sini, perantenan merajan dipakai,” jelasnya.

Syukurnya, semeton merajan mengizinkan Desak Niang Kasih tinggal di merajan untuk kegiatan sehari-hari, terutama di siang hari. “Untuk makan sehari-hari, beliau munuh (mengumpulkan sisa tumbukan padi). Tidak punya kegiatan pasti,” ungkapnya. Namun, kegiatan munuh itu tidak menentu. “Kan panen tidak terus menerus ada,” jelasnya.

Terkadang, warga setempat memberikan uang seadanya. “Ada yang kasih Rp 10.000, Rp 50.000. Ada semeton juga ngasih,” jelasnya. Pertimbangan tinggal di merajan adalah kemanusiaan. “Cuman, tidur di malam hari di rumah. Namun tidur berdesakan. Karena di rumah KK sareng akeh (berbanyak) ada 5 KK, khusus niang tidak punya rumah,” jelas Bendesa Dewa Putu Anom.

Niang Kasih punya 2 orang anak. Anak pertama, Dewa Putu Raka sudah sentana (nikah keluar) dan anak kedua, Dewa Made Rai, tinggal di rumah. “Hanya tinggal gedong satu di rumah. Tidur bertiga sulit, maka kegiatan apapun semua di perantenan,” jelasnya. Dewa Putu Anom berharap kepada pemerintah agar menengok ke bawah. “Ini perlu dibantu. Karena tidak punya rumah dan tidak ada pendapatan,” jelas dia.

Bendesa meminta agar ada dermawan dan stakeholder terkait mengulurkan tangan. “Kami harapkan ada bedah rumah. Sebab gedong rumahnya itu milik bersama. Dengan kebaikan keluarga, dikasih pinjam, maka ini tidak punya rumah. Warga kami ini perlu bedah rumah, biar ada tempat tinggal,” harapnya. *nvi

Komentar