nusabali

Suporter Terima Tim Israel Berlaga di Bali

  • www.nusabali.com-suporter-terima-tim-israel-berlaga-di-bali

DENPASAR, NusaBali
Para suporter yang selama ini senang menikmati pertandingan sepakbola menerima dengan senang hati Timnas Israel berlaga di Bali,  tepatnya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, yang jadi salah satu venue Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023.

Komponen suporter juga menegaskan tidak ada penolakan bagi tim manapun yang mendapatkan venue di Bali.  "Kalau pemimpin tidak mampu membedakan antara olahraga dan politik, kita kalangan suporter sangat tidak setuju," kata perwakilan suporter Bali United, Anang Wahyudi, Senin (27/3). Anang Wahyudi menegaskan, pihaknya selaku suporter sangat menerima kehadiran Timnas Israel bertanding di Pulau Dewata.

"Kalau kalangan suporter di Bali United sebenarnya tidak ada penolakan, kita welcome saja dan sifatnya sangat menerima kehadiran Timnas Israel," beber Anang Wahyudi.

Menurut Anang Wahyudi, hal itu demi kepentingan Bali ke depan, yakni siap menerima kedatangan warga asing dari negara manapun. Jika sampai ada penolakan itu sejatinya memperburuk situasi Bali.

Sementara itu Ketua Suporter Semeton Bulldog (SB) Ketut Budi sangat menyayangkan penolakan atau boikot Timnas Israel, yang berujung pada pembatalan drawing Piala Dunia pada 31 Maret 2023 nanti di Art Center Denpasar.

"Selama ini kita kan terkenal di dunia pariwisata dunia, jadi pelaksanaan piala dunia U-20 ini bagus kita Bali bisa terkenal dari dunia sepak bola," tutur Ketut Budi.

Apalagi persiapan sebagai tuan rumah, kata Ketut Budi, sudah memakan waktu yang cukup lama sejak 2019. Dalam perjalannya tahapan drawing malah dibatalkan oleh FIFA, untuk itu dia meminta bedakan antara politik dan olahraga. "Ini kerjaan FIFA, kita kan hanya melaksanakan saja," tandas Ketut Budi.

Ketut Budi pun mengatakan, pihaknya juga sangat heran dengan sikap pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang berbeda pandangan menyikapi Timnas Israel. Mengapa, di daerah justru menolak, sedangkan di pusat malah menerima.

"Ini bagi saya kurang koordinasi, apalagi sampai drawing dibatalkan, saya tidak ingin nanti Piala Dunia U-20 malah dibatalkan di Bali, dampaknya akan sangat besar ketiak ada sanksi dari FIFA," papar Ketut Budi.

Penolakan pemerintah daerah, dalam hal ini Gubernur Bali Wayan Koster, adalah sikap yang blunder, yang merugikan suporter yang sejak lama telah ingin menyaksikan Piala Dunia U-20 digelar di Bali.

Sementara itu, Ketua Askot PSSI Denpasar, Anak Agung Ngurah Garga Candra Gupta juga menyayangkan drawing atau pembagian grup sampai ditunda di Art Center Denpasar.

"Bali dipilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sebuah keuntungan besar, makanya Pemerintah harus berjuang lagi jangan sampai malah benar - benar dibatalkan venue pelaksanaan Piala Dunia di Bali," papar Turah Mantri, panggilan akrab Anak Agung Ngurah Garga Candra Gupta. *dek

Komentar