nusabali

I Gde Darmaja, Eks Pejabat Eselon II yang Kini Staf Ahli DPRD Buleleng, Tutup Usia

Andalan Buleleng dalam Perencanaan Pembangunan

  • www.nusabali.com-i-gde-darmaja-eks-pejabat-eselon-ii-yang-kini-staf-ahli-dprd-buleleng-tutup-usia

Keluarga besar memutuskan akan melangsungkan upacara kremasi di Petunon Setra Adat Buleleng pada Sukra Pahing Pahang, Jumat (10/4) mendatang.

SINGARAJA, NusaBali

I Gde Darmaja, pensiunan pejabat eselon II Pemkab Buleleng yang saat ini masih aktif jadi staf ahli DPRD Buleleng tutup usia. Darmaja menghembuskan napas terakhirnya pada, Jumat (24/3) malam, saat menjalani perawatan di ICU RSUD Buleleng. Dokter RSUD Buleleng mendeteksi cairan di dalam paru-parunya dan terakhir mengalami serangan jantung.

Darmaja baru saja menikmati masa pensiunnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2020 lalu. Saat masa kerjanya berakhir dia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Kadisdikpora) Buleleng. Namun setelah pensiun karena dinilai memiliki kemampuan dan keahlian lebih, Darmaja dipercaya menjadi salah satu staf ahli DPRD Buleleng.

Pria asal Desa Bulian, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng ini sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Keuangan Setda Buleleng, Asisten Administrasi Umum Setda Buleleng dan juga Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Buleleng. Berpulangnya Darmaja di usia 63 tahun menyisakan duka tidak hanya bagi keluarganya. Tetapi juga mantan staf dan pegawai Pemkab Buleleng. Sebab Darmaja sejauh ini masih sering wara-wiri di kegiatan pemerintah, terutama kegiatan di DPRD Buleleng.

Salah satunya, yakni Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Gede Suyasa yang mengaku terkejut dengan kabar duka tersebut. Menurut Suyasa, almarhum Darmaja merupakan salah satu ASN terbaik Pemkab Buleleng. Darmaja memiliki kemampuan dan kelebihan dalam pengumpulan dan pengolahan data statistik. Dia juga dikenal jago dalam menyusun perencanaan pembangunan daerah.

“Almarhum adalah ASN di Pemkab Buleleng dengan kemampuan dan kecerdasan yang sangat tinggi. Khususnya perencanaan pembangunan, masalah database statistika, visi RPJMD juga sangat dikuasai. Tentu saya sebagai teman dekat sangat berduka dengan kepergiannya,” ucap Suyasa. Sementara itu di rumah duka, Minggu (26/3) anak sulung Darmaja, Angga Pratangga menceritakan ayahnya meninggal di RSUD Buleleng saat menjalani perawatan. Awalnya keluarga membawa Gde Darmaja ke rumah sakit pada, Minggu (19/3) lalu karena mengeluh susah bernapas. Lalu setelah diperiksa dokter terdeteksi ada cairan di paru-parunya. Sejak Senin (20/3) Darmaja dipindahkan ke ruang intensif untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

“Setelah di ICU Senin malam kena serangan jantung tetapi bisa ditangani. Tapi setelah itu kondisinya terus menurun. Kemudian Jumat mengalami serangan jantung lagi sebanyak tiga kali pagi, siang  terakhir malam jam 10. Saat serangan terakhir ini sudah tidak bisa tertolong,” tutur Angga. Sebelum tutup usia, Darmaja memang seringkali menunjukkan gelagat aneh kepada anak dan orang-orang terdekatnya.

“Bapak sering ngomong aneh-aneh belakangan ini, sama penyakap pas tanam durian bilang kalau duriannya sudah besar apa bapak masih hidup atau tidak, kemudian sempat bahas asuransi juga, katanya bapak punya banyak asuransi kalau mati bisa dapet banyak duit. Terakhir juga pesan kalau meninggal biar dikremasi saja,” kata anak sulung Darmaja yang juga ASN ini. Atas permintaan tersebut keluarga besar pun memutuskan akan melangsungkan upacara kremasi di Petunon Setra Adat Buleleng pada Sukra Pahing Pahang, Jumat (10/4) mendatang. *k23

Komentar