nusabali

Bisa Menular! Kenali Gejala Leptospirosis atau Penyakit Kencing Tikus

  • www.nusabali.com-bisa-menular-kenali-gejala-leptospirosis-atau-penyakit-kencing-tikus

DENPASAR, NusaBali.com – Di musim hujan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan banjir, sepertinya harus waspada dengan segala penyakit yang sering muncul. Salah satunya penyakit Leptospirosis atau penyakit kencing tikus, yaitu penyakit yang bisa menginfeksi hewan atau manusia.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Cokorda Agung Wahyu Sp PD menerangkan kasus ini telah melanda di daerah Jawa Timur, yang sebelumnya disebabkan oleh musim penghujan karena faktor risiko melalui genangan air yang terkontaminasi.

Namun, dr Cok Wahyu membeberkan, penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh efek banjir saja, melainkan bisa terjadi dari para pekerja. Seperti yang berkegiatan di sawah atau membersihkan sampah tanpa menggunakan pelindung kaki (sepatu bot) juga memiliki risiko yang tinggi dalam terjangkit leptospirosis.

“Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira. Bakteri ini dapat ditularkan melalui cairan tubuh hewan yang terinfeksi seperti urin atau kencing hewan tersebut,” jelas dr Cok Wahyu, Sabtu (25/3/2023).

Lebih lanjut ia menjelaskan, penyakit ini tidak hanya hewan tikus saja yang bisa menularkan bakteri leptospira, tetapi secara keseluruhan carriernya dapat mencakup hewan pengerat dan hewan ternak. Tetapi memang penyakit ini lebih sering ditularkan oleh hewan tikus.

Biasanya, gejala dari leptospirosis yang akan dialami oleh pasien biasanya muncul dari rentang dua hari hingga empat minggu pasca terinfeksi dan yang umum mencakup demam, menggigil, nyeri kepala dan otot, muntah, diare, kekuningan di mata dan kulit, hingga ruam kulit.

“Prognosis dari leptospirosis cenderung baik, tetapi apabila tidak dirawat dapat menimbulkan kerusakan ginjal, radang otak, gagal hati dan berakhir kematian,” jelas pria yang juga berprofesi sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu.

Ia pun turut menerangkan, kasus penyakit ini sudah melanda daerah Bali dan memang setiap tahunnya kasus ini pasti akan ada terutama di musim-musim penghujan. Ia pun menjelaskan masyarakat tidak perlu khawatir sebab pengobatan untuk leptospirosis sendiri dengan gejala ringan bisa diberikan regimen antibiotik. Namun, lanjut dia bila ada komplikasi maka perlu penanganan komplikasi tersebut sesegera mungkin.

Langkah antisipasi untuk menghindari timbulnya penyakit leptospirosis yaitu dengan selalu menjaga kebersihan, mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas. Kemudian ketika bekerja ataupun berjalan kaki di luar, pastikan menggunakan alas kaki yang memadai dan apabila sedang membersihkan rumah atau selokan, ingat untuk menggunakan sarung tangan.

“Penyakit ini bisa tertular dari cairan tubuh pasien. Sehingga harus mencuci tangan,” imbuhnya.

Ia pun menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menggunakan alas kaki ketika bepergian, menggunakan sarung tangan pada saat membersihkan rumah atau selokan, dan pastikan untuk mengobati luka terbuka yang ada pada tubuh agar tidak menjadi tempat masuknya bakteri leptospira ini.

“Karena reservoir utama dari leptospirosis adalah tikus, pastikan rumah dibersihkan dengan baik agar tidak ada tempat yang menjadi sarang berkembangbiaknya si tikus ini,” pungkasnya. *ris

Komentar