Antisipasi Kemarau, Perumda Tambah Sumber Air
BANGLI, NusaBali
Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli akan menambah sumber air untuk melayani pelanggan di Kecamatan Kintamani.
Penambahan ini sebagai antisipasi kekurangan air saat musim kemarau, sekaligus untuk peningkatan layanan yang ada. Perumda sudah mensurvein titik-titik penambahan sumber air. Direktur Perumda Air Minum Tirta Danu Arta Bangli Dewa Gede Ratno Suparso Mesi mengatakan untuk memenuhi kebutuhan air pelanggan, Perumda memanfaatkan sumber air Pebini di Desa Catur, Kecamatan Kintamani. Debit sumber mata air Pebini fluktuatif antara 38 - 42 liter per detik. Untuk itu dipandang perlu dilakukan penambahan debit. "Dalam penambahan debit kami berencana membangun sumur bor," ungkapnya, Kamis (23/3).
Jelasnya, dengan hanya mengandalkan sumber mata air Pebini, pelayanan belum bisa maksimal. Maka layanan masih menggunakan pola gilir. Jika musim kemarau, debit air bisa saja menurun dan pasti berdampak pada pelayanan.
Dengan asumsi 1 liter per detik untuk mencakup 80 sambungan rumah (SR), jika debit 40 liter maka baru bisa mencakup 3.200 SR, padahal jumlah pelanggan diangka 4.000an. "Karena belum stabilnya produksi airnya, maka kami masih terapkan sistem bergilir. Guna meningkatkan produksi salah satu jalan kami berencana menambah sumber baru yang dimungkinkan memanfaatkan sumur bor," ujarnya.
Menurut Dewa Rono, untuk membuat sumur bor mesti melihat lokasi bak reservoir (penampung air) saat ini. Dengan begitu dalam mengalirkan air menuju bak reservoir bisa gunakan gaya grafitasi atau tidak lagi harus menggunakan tenaga pompa.
Diakui, proses menambah sumber baru atau sumur bor perlu perizinan. Pihaknya kini masih berproses pada pemenuhan kelengkapan untuk pengurusan ijin. "Selain dapat meningkatkan pelayanan saat ini, dengan penambahan sumber ini juga akan dapat memperluas cakupan wilayah layanan Khusus di Kecamatan Kintamani," kata Dewa Rono.
Di Kecamatan Kintamani baru 12 desa dilayani Perumda. *esa
Jelasnya, dengan hanya mengandalkan sumber mata air Pebini, pelayanan belum bisa maksimal. Maka layanan masih menggunakan pola gilir. Jika musim kemarau, debit air bisa saja menurun dan pasti berdampak pada pelayanan.
Dengan asumsi 1 liter per detik untuk mencakup 80 sambungan rumah (SR), jika debit 40 liter maka baru bisa mencakup 3.200 SR, padahal jumlah pelanggan diangka 4.000an. "Karena belum stabilnya produksi airnya, maka kami masih terapkan sistem bergilir. Guna meningkatkan produksi salah satu jalan kami berencana menambah sumber baru yang dimungkinkan memanfaatkan sumur bor," ujarnya.
Menurut Dewa Rono, untuk membuat sumur bor mesti melihat lokasi bak reservoir (penampung air) saat ini. Dengan begitu dalam mengalirkan air menuju bak reservoir bisa gunakan gaya grafitasi atau tidak lagi harus menggunakan tenaga pompa.
Diakui, proses menambah sumber baru atau sumur bor perlu perizinan. Pihaknya kini masih berproses pada pemenuhan kelengkapan untuk pengurusan ijin. "Selain dapat meningkatkan pelayanan saat ini, dengan penambahan sumber ini juga akan dapat memperluas cakupan wilayah layanan Khusus di Kecamatan Kintamani," kata Dewa Rono.
Di Kecamatan Kintamani baru 12 desa dilayani Perumda. *esa
Komentar